Korupsi: Membuat Pembangunan Daerah Jalan di Tempat
Korupsi
sudah sangat akut dan sangat mendarah daging. Penggulingan Orde Baru karena
pemerintah yang dibalut korupsi pada masa reformasi dengan maksud menjadikan
bangsa kita lebih baik. Menjadikan bangsa kita bebas korupsi dan keadilan yang
mereta. Pemberlakuan Otonomi Daerah agar daerah berkembang dengan baik. Dengan
hara putra daerah membangun dengan rasa cinta di daerahnya.
Namun
hal demikian tidak pernah terjadi. Sepanjang jalan politik pemerintahan kita
yang penuh dengan korupsi, tidak pernah menjadi baik. Peluncuran proyek-proyek
yang tidak bermanfaat dan cenderung tidak perluh. Kemudian dengan dana-dana
yang pantastis, tanpa klaripikasi lagi. Sehingga membuat pembangunan
wilayah-wilayah menjadi setengah jalan.
Dalam
memperingati 17 Agustus 2020 ini, kita penuh dengan rasa sesal. Mengapa anak
bangsa kita begitu tidak mencintai bangsa ini. Keinginan menjadi pemimpin hanya
karena ketertarikan dengan besaran anggaran suatu daerah. Kepemimpinan
bertujuan bagaimana dapat merebut anggar sebanyak-banyaknya. Bagaimana dapat
leluasa mempermainkan uang untuk kelompok dan pendukungnya.
Yang
paling celaka dalam hal ini. Bukan hanya dari abdi-abdi, tapi juga berasal dari
pemimpin Otonomi Daerah itu sendiri. Sebab, komando yang tegas tentu dari
pemimpin. Bersih tentu juga dari pemimpin. Namun, apabila sang pemimpin juga
bermain. Maka abdi-abdi ikut bermain dan akhirnya keadaan menjadi kacau balau.
Korupsi dan manipulasi keuangan negara menjadi-jadi.
Semoga di Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke 75 ini. Kedepannya, negara Indonesia menjadi lebih maju dan mendapat pemimpin-pemimpin yang bermoral dan anti korupsi. Baik itu dari Tingkat Pusat, Tingkat Provinsi, Tingkat Kabupaten Kota dan Pedesaan. Mari kita pantau dan awasi pemerintahan kita baik di Pusat dan Daerah. Agar tidak terjadi KKN yang berlebihan. Sehingga negara dan daerah kita menjadi maju.
Post a Comment