Sebuah Puisi: Makan Orang Neofeodalisme
Apero Fublic.- Palembang. Neofeodalisme adalah paham feodal zaman baru. Orang-orang feodal ini dibentuk oleh kedudukan dan jabatan yang mereka dapati. Zaman kerajaan orang-orang feodal dibentuk karena mereka bangsawan atau keturunan bangsawan.
Pada
zaman sekarang orang feodal dibentuk oleh jabatan mereka. Misalnya dia seorang
sipil kemudian terpilih menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau
menjadi pejabat tertentu di pemerintahan.
Mereka
orang sipil biasa inilah yang kemudian menganut paham feodalisme. Dengan
demikian mereka disebut orang neofeodalisme atau kaum feodal baru. Feodal adalah kelompok orang yang menganut pemikiran dan
pemahaman bahwa keberhasilan itu dari tampak mewah.
Misalnya kalau makan dengan harga mahal, terhampar di meja. Kalau tidak keras dan selalu benar merasa tidak berkedudukan, pokoknya benar selalu tidak mau kalah. Memiliki hal-hal mewah, bagus, mahal untuk menunjukkan kalau dia sukses. Malu kalau terlihat sederhana. Pokoknya keberhasilan mereka disimbolkan dengan benda-benda.
NEOFEODALISME MAKANAN
Kamu
harus tahu,
Feodalisme
itu apa?.
Zaman
dulu kaum bangsawan penganutnya.
Zaman
sekarang orang-orang biasa.
Feodalisme
muncul bukan karena kebangsawanan.
Tapi
karena sifat sombong,
Kurang
ilmu, serakah dan tidak tahu diri.
Mereka
jadi lupa diri.
Menyimbolkan
keberhasilan dengan materi.
Merasa
tinggi dengan derajadnya.
Lalu
menjadi sok berkuasa.
Salah
satu ciri feodalisme,
Makanan
terhidang mewa-mewa.
Begitu
juga zaman sekarang.
Makanan
pejabat harus mewah-mewah.
Karena
level pejabat itu tinggi.
Makan
juga harus enak dan banyak.
Terhampar
terhidang di meja makan.
Pilih
saja yang mana suka-suka.
Kalau
tidak begitu bukan pejabat namanya.
Sebab
kehebatannya disimbolkan dengan makanan banyak.
Padahal
makannya cuma satu piring saja.
Lalu
makanan jadi sisa dan dibuang saja.
Sedangkan
rakyat miskin makan di tong sampah.
Oh,
pejabat yang berpaham neofeodalisme.
Makanan
bukan tanda kamu hebat.
Makanan
bukan tanda standar hidup.
Makanan
bukan simbol sukses.
Makanan
bukan tanda kamu pintar.
Makanan
tidak menjadikan kau berhasil.
Makanan
bukan tanda derajad tinggi.
Makanan
yang mahal dan mewa bukan tanda kaya.
Sebab,
hasil makanan itu adalah, TAIK.
Makanan
itu,
Untuk
mengisi perut dan bertahan hidup.
Cukup
serat dengan sepiring nasih.
Lalu
lauk pauk dan sepotong lauk.
Boleh,
tempe, boleh ikan, boleh telur, boleh ayam.
Nasih
serba sepuluh ribu ada.
Lebih
berkah, lebih halal dan mulia.
Sederhana
bukan berarti miskin atau rendah.
Sederhana
adalah hidup yang mulia.
Namun
orang neofeodalisme mana mengerti.
Sebab
mereka sedikit pengetahuan.
Hanya
rasa sombong dan tinggi hati.
Yang
mereka tahu hanya merasa.
Merasa
hebat, merasa berkuasa, sok segalahnya.
Inilah
sedikit syair
Tentang
paham neofeodalisme zaman kita.
Tentu
ini ada kenyataannya.
Entah
dimana, aku tidak tahu persisinya.
Oleh.
Joni Apero.
Palembang,
25 Agustus 2020.
Hanya
sebuah puisi bukan sejarah. Pusi bersifat hayalan dan imejinasi semata. Tapi
kadang ada juga benarnya. Namun tetap karya sastra. Bagi sahabat-sahabat yang
ingin mengirimkan karya tulias berupa puisi atau karya sastra lainnya.
Kirimkan ke Apero Fublic melalui email redaksi fublicapero@gmail.com. Ingat jangan melanggar hak cipta dan Undang-Undang Negara Indonesia. Konten sepenuhnya milik pengirim dan tanggung jawab pengirim.
Sy. Apero Fublic.
Post a Comment