Surat Ulu Projec: Makna Cinta dan Perjuangan
Budaya
tulis menggunakan aksara ulu di pedalaman Sumatera Selatan zaman dahulu
menggunakan media tulis dari bambu (bila-bila atau ruas bambu), jenis tanduk,
jenis kulit pohon (kaghas atau karas). Kaghas atau karas sejenis pohon yang
sering diambil gaharunya. Kulit pohon dapat dijadikan media tulis dengan
goresan benda tajam.
Kulit
kaghas atau karas juga sering digunakan penduduk untuk ikatan, untuk tali
keranjang (abuk), dan dinding pondok. Kaghas bahasa uluan meliputi kawasan
anak Sungai Musi (Ogan, Komering) diantaranya daerah Basema dan sekitarnya.
Sedangkan kata karas meliputi kawasan sepanjang Sungai Musi. Peninggalan
tulisan aksara ulu dinamakan, prasasti, surat ulu dan ada juga diistilahkan naskah
ulu.
Kembali
menggali kebudayaan Sumatera Selatan tersebut. Pada Rabu, 21 September 2020,
pukul 16.00 WIB. Komunitas Pecinta Aksara Ulu Sumatera Selatan ikut menghadiri
kegiatan diskusi santai live streaming, dari Dinas Budaya dan Pariwisata
Sumatera Selatan tentang Pelestarian Adat Istiadat Dalam Mempertimbangkan Pengembalian
Sistem Adat Marga, yang berlokasi di Bukit Siguntang Palembang.
Kegiatan
tersebut dihadiri oleh ketua Pembina adat Sumatera Selatan, Staf Khusus
Gubernur Sumatera Selatan bidang Kebudayaan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Serta Bapak Ahmad Rapanie Igama selaku Pembina Komunitas Pecinta Aksara
Ulu.
Di Sela-sela kegiatan tersebut, komunitas Pecinta Aksara Ulu yang berdiri sejak tahun 2018 lalu. Didirikan oleh Nuzulur Romadhona, Vixkri Mubaroq dan Kawan-kawan. Menyempatkan mempromosikan kaos aksara ulu sebagai produk dari, "Surat Ulu Project."
Merupakan bagian dari agenda komunitas Pecinta Aksara Ulu. Dalam mengenalkan aksara ulu pada masyarakat luas. Komunitas
yang diketuai oleh Nuzulur Romadhona, S.Hum, wakil ketua Vixkri Mubaroq, S.Hum tersebut. Menggabungkan
kreatifitas dan bisnis dengan media aksara ulu.
Dalam
kegiatan tersebut, Pak Hidayat Comsu sebagai staf Gubernur dan Pak Aufa sebagai
Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata mengapresiasi dan mendukung sepenuhnya
kegiatan ekonomi kreatif dari komunitas Pecinta Aksara Ulu, sebagai
pelaestarian budaya tulis asli Sumatera Selatan.
Begitu juga Pak Ahmad Rapani Igama selaku Pembina komunitas pecinta Aksara Ulu Sumatera Selatan. Beliau optimis bahwa aksara ulu bukan hanya ilmu pengetahuan kebudayaan. Tapi juga mampu menumbuhkan ekonomi kreatif di tengah masyarakat, khusus masyarakat Sumatera Selatan.
Karena produk surat ulu project tidak hanya kaos, tapi juga
gantungan kunci, perhiasan dinding, name tag, dan lain sebagainya. Kedepannya akan dikembangkan, Seperti papan nama individu, pernikahan, Perusahaan, instansi, kartu ucapan dan lainnya.
Untuk para rekan-rekan semua. Dari kalangan mahasiswa dan mahasiswi, pebisnis dan pedagang yang ingin berkontribusi dalam pelestarian aksara ulu. Dapat ikut mendukung dengan berbisnis menjadi reseler, berjualan di toko-toko atau menjadi agen dari Surat Ulu Projec. Apabila tertarik dapat menghubungi pengurus komunitas Pecinta Aksara Ulu Sumatera Selatan.
By. Pecinta Aksara Ulu.
Vixkri Mubaroq & Nuzulur Romadhona.
Editor. Selita, S.Pd.
Palembang, 23 September 2020.
Sy.
Apero Fublic.
Post a Comment