Mengenal Naskah Syair Suluh Pegawai (Hukum Nikah).
Naskah
Syair Suluh Pegawai dan Naskah Syair Hukum Nikah isinya hampir sama. Tetapi
dijumpai dalam tiga versi. Satu versi dalam bentuk cetakan. Satu versi dalam
bentuk apograf (tulis tangan untuk dicetak). Satu versi lagi bentuk manuskrip
tulis tangan.
Perbedaan
dari kedua naskah; Syair Hukum Nikah yang tersimpan pada Perpustakaan
Universitas Laiden, setebal 44 halaman. Naskah II, apograf daripada naskah I,
sebanyak 112 halaman, dan ada beberapa halaman yang hilang. Naskah III, dari versi
tercetak dari naskah II terdiri dari 48 halaman.
Naskah
Syair Hukum Nikah atau Syair Suluh Pegawai merupakan syair yang berisi
permasalahan pernikahan dan berumah tangga. Cara penyampaiannya ditulis dalam
bentuk syair berirama hampir sama dengan pantun.
Rumah tangga yang baik dan bahagia harus berpangkal dengan ilmu pengetahuan. Maka dalam pernikahan dan tatacara pernikahan bermulah dari hukum Islam. Dengan demikian, Syair Hukum Nikah atau Syair Suluh Pegawai memberikan pedoman dalam kehidupan berumah tangga. Berikut cuplikan dari naskah Syair Hukum Nikah atau Syair Suluh Pegawai.
Pasal Yang Pertama Pada Menyatakan Arkan al-Nikah.
30.Rukun
nikah lima perkara.
Wali
dan saksi pokok bicara.
Ijab
dan qabul hendaklah segera.
Laki
isteri masuk ketara.
31.Syaratnya
itu merdeheka dan adil.
Taklik
syara’ baliq dan aqil.
Segala
lawannya jangan diambil.
Nisacaya
ib’ad boleh menggapil.
32.Tertib
wali sudah berjangka.
Seperti
tertib mengambil pusaka.
Tiadalah
banyak lagi direka.
Menuntut
ilmu janganlah leka.
33.Syarat
saksi pula dijalan.
Merdeheka
laki-laki adil handalan.
Islam
taklif bukan balalan.
Berkata
mendengar melihat pengenalan.
34.Hendaklah
dua orang saksi itu.
Jangan
sekali dikurangkan satu.
Jika
lebih terlebih tentu.
Di
dalam hukum tersebut begitu.
Arti
Qarna’.
75.Adapun
qarna’ ampunya arti.
Faraj
tersempal tulang dililihati.
Gendalanya
besar nyatalah pasti.
Hendak
mudik jadi terhenti.
76.Nilah
penyakit yang amat sukar.
Dukun
tiada dapat membongkar.
Apalagi
berubi berakar.
Tiadalah
boleh diganti dan tukar.
77.Pada
laki-laki puntung kemaluan.
Atau
mati tidak melawan.
Tiada
berguna pada perempuan.
Meskipun
dia kaya hartawan.
78.Tetapi
jikalau sedikit melintuk.
Tatkala
berdekat tidak mematuk.
Atau
karena bersin dan batuk.
Atau
terkadang patahnya bentuk.
79.Sekedar
demikian tiadalah sesak.
Makan
sedikit air madu masak.
Dengan
telur setengahnya masak.
Insya
Allah boleh menggasak.
Itulah
sedikit cuplikan dari naskah Syair Hukum Nikah atau Syair Suluh Pegawai karya
Raja Ali Haji dari Kesultanan Riau-Lingga. Bagi Anda yang memiliki sedikit
permasalahan dalam hubungan seks bersama istri. Pada bait 78 dan 79 merupakan
saran untuk menguatkan kemaluan Anda.
Untuk
para pecinta sastra, penulis, novelis, akademisi atau para peneliti kesastraan
(mahasiswa-mahasiswi). Dapat menjumpai naskah tersebut di Perpustakaan
Inderasakti di Pulau Penyengat Provinsi Riau sekarang.
Atau anda ingin lebih tahu tentang buku transliterasi dari Naskah Syair Hukum Nikah atau Syair Suluh Pegawai dapat menjumpai di Perpustakaan Daerah atau Perpustakaan Nasional Pusat di Jakarta. Buku diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Terdiri dari 164 halaman, pada tahun 1990 dengan tim pengkaji; UU. Hamidy, Hasan Junus, R. Hamzah Yunus, dan Ahmad Yunus.
Oleh.
Tim Apero Fublic
Editor.
Desti, S.Sos.
Tatafoto.
Dadang Saputra.
Palembang,
24 Oktober 2020.
Sumber:
UU. Hamidy, Dkk. Syair Suluh Pegawai (Hukum Nikah). Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1990.
Sy.
Apero Fublic.
Post a Comment