Jeritan Rakyat Kecamatan Cengal: Kabupaten OKI, Sumatera Selatan.
Dengan
jarak kurang lebih 150 kilomter ke Kota Kayu Agung. Jarak yang cukup jauh untuk
wilayah dalam kabupaten. Kecamatan Cengal memiliki geografis dataran rendah, ketinggian
daratan kurang lebih 5 meter diatas permukaan laut (BPS).
Pembahasan kita bukan hanya di pusat Kecamatan Cengal. Tapi membicarakan seluruh kawasan Kecamatan Cengal dan daerah sekitarnya. Sedikit memberitahukan tentang kehidupan masyarakat di sana. Sekaligus memberikan gambaran pada kecamatan tetangga Cengal.
Sepanjang
perjalanan hidup kami. Dari kakek-nenek atau jauh sebeumya lagi. Ayah dan Ibu
sampai ke generasi kami sekarang. Kehidupan kami selalu berkubang lumpur jalan.
Baik itu untuk membawa hasil pertanian, menempuh pendidikan, atau mencari
kebutuhan pokok. Terkadang begitu iri saat melihat daerah lain dimana jalan
darat mereka mulus dan hitam. Namun di kawasan kecamatan tidak memiliki jalan yang
memadai. Untuk menuju ke wilayah perkotaan, terutama Kota Kabupaten.
Jalan
adalah impian pertama bagi seluruh warga di setiap tahunnya. Mimpi ingin
memiliki jalan yang bagus terus menggema dilubuk hati mereka. Tahun demi tahun
bersabar dan sabar untuk mereka. Sebagai akses jalur transportasi ke Kota
Kabupaten. Seperti biasa keperluan kami adalah berbelanja, pendidikan, pengurusan
administrasi kependudukan, dan lainnya.
Ingin
sekali rasanya ada jalan-jalan mulus dan hitam. Lalu melaju dengan cepat menuju
Kota Kayu Agung. Bersabar dengan keadaan jalan kami, kawan. Menerima dan bersabar kapan habis waktunya, aku mulai menua. Atau mungkin anak-anak kami juga akan bermandi lumpur
seperti kami juga, hanya sekedar untuk dapat membaca.
Selain
jalan yang dimpikan oleh semua masyarakat. Listrik juga sangat dimimpikan oleh
masyarakat. Kalau jalan berkubang lumpur, dimalam hari kami hidup di dalam
kegelapan. Listrik impian kedua bagi seluruh rakyat Kecamatan Cengal. Selama
ini, untuk memenuhi kebutuhan listrik. Penduduk menggunakan mesin jenset, aki
dan panel surya mini.
Panel
surya mandiri masih tergangu oleh cuaca. Sehingga pasokan listrik juga
terganggu dan tidak mencukupi. Tidak semua masyarakat yang mengerti dan
memiliki panel surya. Bagi masyarakat listrik negara atau PLN adalah solusi yang
memadai untuk kebutuhan listrik. Tiang listrik sudah terpasang sejak setahun
lalu. Masyarakat sudah tidak sabar masuknya aliran listrik. Sudah terbayang
kemerlip lampu dimalam hari. Sehingga keceriaan warga tampak bersinar dimalam
hari.
Kita
juga tahu kalau zaman kita adalah zaman teknologi. Hampir semua penduduk
memiliki smart phone. Namun apalah daya kalau tanpa jaringan internet.
Sehingga masyarakat begitu berharap Pemerintah melalui perusahaan BUMN dapat
memasang jaringan sinyal internet. Di tambah zaman virus corona dimana proses
belajar dilakukan secara daring. Membuat kebutuhan jaringan internet menjadi
begitu sangat berarti.
Tujuh
Puluh Lima tahun sudah bangsa ini berdiri. Namun, hanya sekedar untuk menikmati
jalan yang baik, nyalah listrik, dan jaringan internet terasa mustahil. Lalu
warga bertanya-tanya benarkah Indonesia negara terkaya di dunia untuk ukuran
SDA (Sumber Daya Alam). Pasir tinggal menggali di Sungai Musi, batu tinggal
mengambil sisa letusan gunung api atau di sungai. Entahlah kami hanya orang
kecil, tak tahu.
Kami
tidak mengkritik siapa pun. Hanya sekedar sedikit mengungkapkan isi hati kami,
harapan kami. Kami juga menginformasikan pada dunia, kalau ada sekelompok
manusia di kawasan pesisir Selat Bangka, Provinsi Sumatera Selatan. Yang hidup
sama seperti zaman Kolonial Belanda dahulu. Terisolasi dan hidup bagai orang
buangan.
Sementara
di kota dan daerah lain, telah sejahtera. Kami orang kecil, cukup makan dan
dapat hidup layak sudah cukup. Semoga Tuan-Tuan di Gedung DPR, Daerah atau
Pusat, Tuan Gubernur, Tuan Bupati. Kementerian Daerah Tertinggal atau yang terkait. Tengoklah kami lebih serius. Sebab tidak
mudah membangun daerah pesisir.
Awasi setiap pembangunan agar lebih baik. Sesungguhnya, hal yang tersampaikan. Bukan hanya Kecamatan Cengal yang menjerit, tapi juga daerah sekitar yang juga senasib. Sekali lagi, Tiga hal yang sangat diperlukan, jalan yang baik dan terhubung sampai ke Kota, jaringan internet, dan listrik.
Oleh.
Pais Paliadi., S.Pd.
Editor.
Selita, S.Pd.
Tatafoto.
Dadang Saputra
Cengal,
19 Oktober 2020.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment