Pameran Bersama: Stand Komunitas Pecinta Sejarah UIN Raden Fatah Palembang
Apero Fublic.- Kota Palembang. Tim Apero Fublic dalam meliput acara Pameran di Museum Negeri Sumatera Selatan, dengan tema “Sejarah dan Kebudayaan Sumatera Selatan. Pameran yang diikuti kurang lebih 28 peserta, 17 diantaranya dari komunitas. Acara dihadiri langsung oleh Gubernur Sumatera Selatan dan Sultan Mahmud Badaruddin IV.
Tim
Apero Fublic menyempatkan mampir pada stand Pameran dari Program Studi Sejarah
Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Raden
Fatah Palembang. Yang Memiliki koleksi-koleksi menarik yang dapat dijadikan edukasi visual
bagi pengunjung.
Seperti replika bubu, merupakan alat tangkap ikan tradisional yang rama lingkungan. Suatu
cara edukasi bagaimana masyarakat menangkap ikan dengan benar. Apalagi dizaman
sekarang dengan banyaknya jenis pestisida, lalu digunakan penduduk meracuni sungai
atau sumber air untuk menangkap ikan. Tentu sangat merugikan masyarakat serta
merusak lingkungan ekosistem sungai dan danau. Bubu dibuat dari bila bambu dan berpenjalin terbuat dari jenis tumbuhan
merambat (resam).
Kemudian
koleksi menarik, tepak sirih. Tepak sirih adalah wadah untuk alat-alat
makan sirih masyarakat Melayu. Tepak sirih juga digunakan sebagai simbol tatacara bermusyawarah, menghormati tamu, dan simbol adat istiadat. Sirih melambangkan
persaudaraan, sebab zaman dahulu yang memakan sirih bukan hanya kaum wanita
saja, tetapi juga kaum laki-laki.
Yang menarik lainnya adalah replika Surat Ulu. Media tulis surat ulu seperi bambu, tanduk dan kulit kayu dengan nama lokal Karas. Aksara ulu, menjadi tradisi tulis masyarakat Melayu Sumatera Selatan zaman dahulu.
Replika Cobek yang terbuat dari bambu dan kayu. Selain itu, ada replika lesung
padi yang berbentuk persegi empat.
Namun
apabila ingin merekonstruksi nilai budaya sebaiknya dibuat juga replika Lesung
Padi yang bentuknya lebih tradisional. Lesung Padi yang sering dipakai
masyarakt zaman lalu bentuknya berupa balok kayu sepanjang satu setengah meter.
Pada bagian permukaan diratakan, ditengah dilobangi. Ujung kiri dan ujung
kanan balok kayu bagian bawah ditipiskan. Kiri kanan yang memanjang juga
berfungsi untuk mengangkat lesung.
Pembuatan
lesung juga dibuat dengan kayu yang keras dan berat. Agar tahan lama dan saat
menumbuk padi atau menumbuk lainnya tidak goyang. Penumbuk dengan alu biasanya dua
orang agar cepat lebur. Kaki penumbuk biasanya diletakkan di atas sayap lesung
sehingga lesung benar-benar mantap tidak bergerak.
Saat
mampir adik-adik mahasiswa dan mahasiswi dari UIN Raden Fatah Palembang menyapa
dengan ramah. Semuanya piawai menjelaskan fungsi dan kegunaan serta bahan-bahan
pembuat koleksi mereka. Juga menjelaskan beragam koleksi lainnya. Ya, pada bidang
sejarah dan kebudayaan memang keahlian mereka.
Berbincang-bincang
pada penjaga stand Pameran Bersama. Apero Fublic menyinggung pakaian kuning
mereka yang dipadukan dengan busana Melayu Sumatera Selatan. “Kami dari
Komunitas Pencinta Sejarah, Kak. Pakain ini, adalah seragam dari Komunitas
Kami.” Ujar Sherly Habso. Dia mahasiswi Jurusan Sejarah Peradaban Islam smester
lima.
Banyak
yang Kami tanyakan tentang koleksi mereka. Saat saya menunjuk gerabah berisi
benda hitam. “Ini namanya Anglo, Kak. Berfungsi sebagai kompor atau pemanggang
tradisonal berbahan bakar arang kayu, arang tempurung kelapa dan dapat juga
dengan batu bara,” jelas Tio Andrianto, juga mahasiswa smester lima.
Kami
merasa puas dengan keramahan adik-adik jurusan Sejarah Peradaban Islam.
Memberikan banyak penjelasan dengan sabar dan ramah. Saat ini Komunitas Pecinta
Sejarah diketuai oleh Surya Arief Wibowo dan pembimbing Bapak Kemas Rahman Panji, S.Pd. M.Pd.
Beberapa waktu kedepan komunitas ini juga bakal melaksanakan pemilihan Ketua dan Wakil Ketua untuk masa kepemimpinan 2020-2021. Semoga sukses terus Pecinta Sejarah, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Raden Fatah Palembang. Tim Apero Fublic kemudian melanjutkan melihat pameran yang lainnya.
Post a Comment