AKSARA ULU: Berpeluang Menjadi Mata Pelajaran Tingkat SMA-Sederajat
Apero Fublic.- Palembang. Aksara Ulu adalah aksara tulis masyarakat Melayu di Sumatera Selatan pada masa lalu. Dinamakan Aksara Ulu karena berkembang di daerh uluan, istilah penyebutan pedalaman Sumatera Selatan. Ulu juga merujuk dari arus Sungai Musi dan arus anak Sungai Musi (daerah hulu). Aksara Ulu berkembang pada masa-masa dulu, terutama sebelum masuknya aksara Arab Melayu. Media tulis biasanya dari bambu, tanduk, dan kulit pohon (karas).
Aksara Ulu
kemudian terlupakan seiring berkembangnya politik dan kebudayaan. Beberapa
tahun lalu terbentuk Perkumpulan Pecinta Aksara Ulu (PAU) Sumatera Selatan.
Didirikan oleh Nuzulur Romadhona (ketua) dan rekan-rekan. Sekretaris Vixkri
Mubaroq, Ketua Pengawas Bapak Rapani Igama, dan wakil ketua pengawas Bapak
Wahyu Rizky Andhifani.
Perkumpulan
Pecinta Aksara Ulu (PAU) Sumatera Selatan, menggelar audiensi bersama Bapak
Riza Fahlevi sebagai Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Selatan (3/12/2020). Tentu dalam
pelaksanaan audiensi mengikuti protokol kesehatan, upaya pencegahan dan
penularan covid 19. Agenda Audiensi tersebut disambut baik oleh Tim Dinas
Pendidikan Sumatera Sealatan.
Tim PAU dipimpin
Nuzulur Romadhona, didampingi Vixkri Mubaroq. Juga diikuti anggota PAU, Rahmat
dan Agil yang masih berstatus Mahasiswa di UIN Raden Fatah Palembang, jurusan
Sejarah Peradaban Islam. Keduanya memiliki kepedulian akan budaya tulis
tradisional masyarakat Melayu, Sumatera Selatan.
Vixkri Mubaroq sekertaris
PAU dalam audiensi sebagai pembuka acara, memperkenalkan diri dan menjelaskan
tentang PAU dan tujuan mengadakan audiensi dengan Dinas Pendidikan Suamatera
Selatan. Vixri menegaskan bahwa PAU telah terdaftar secara resmi di Kementrian
Hukum dan HAM pada, 18 November 2020. Bergerak dibidang pelestarian
budaya tulis masa lalu Sumatera Selatan.
Dalam hal ini,
Vixkri Mubaroq juga meminta arahan dan nasehat dari Bapak Riza Fahlevi selaku
Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Selatan. Bagaimana memperkenalkan dan membudayakan
kembali Aksara Ulu di tengah masyarakat Sumatera Selatan. Agar warisan
kebudayaan tersebut tidak hilang.
Ketua PAU Nuzulur
Ramadhona menyampaikan tentang sekilas sejarah Aksara Ulu dan kegiatan-kegiatan
yang telah dilaksanakan. Diantaranya, pelatihan Aksara Ulu, pembuatan souvenir,
dan kaos beraksara ulu. Menurutnya, Aksara Ulu perlu untuk dilestarikan karena jatidiri bangsa. Salah
satu caranya dikenalkan dan diajarkan kepada generasi penerus, seperti para
pelajar. Dapat menjadikan Aksara Ulu sebagai mata pelajaran pada Sekolah
Menengah Atas dan Sederajad. Sebagaimana Peraturan Pemerintah Daerah, No. 4 Tahun
2015.
Bapak Riza Fahlevi
menyambut baik audiensi dengan Perkumpulan Pecinta Aksara Ulu. Beliau
bersukacita dapat berdiskusi langsung dengan para pegiat budaya tulis Aksara Ulu. Apalagi
Perkumpulan Pecinta Aksara Ulu Sumatera Selatan telah terdaftar sah pada
KEMENKUMHAM.
Bapak Riza Fahlevi
juga mengapresiasi ide dari PAU. Dalam upaya melestarikan Aksara Ulu. Dalam hal
itu, beliau juga banyak memberikan nasihat dan arahan-arahan pada PAU. Pak Riza
Fahlevi juga menyampaikan kemungkinan Aksara Ulu dapat dijadikan sebagai mata
pelajaran di sekolah. Tentunya perlu dilakukan kajian yang mandalam dari Tim Pengembangan Kurikulum Dinas Pendidikan, Sumatera Selatan. Dengan
merekomendasikan Pecinta Aksara Ulu, lalu bersama-sama dengan Tim Pengembangan
Kurikulum untuk membahas secara mendalam.
Diakhir pertemuan audiensi Tim Perkumpulan Aksara Ulu Sumatera Selatan melakukan foto bersama dengan Bapak Riza Fahlevi. Saat berfoto ada sesi pengenalan kaos Aksara Ulu. Sebagai tanda teimakasih atas sambutan beliau, serta dukungan dari Bapak Riza Fahlevi selaku Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Selatan. Pecinta Aksara Ulu mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Post a Comment