Sejarah Hari Jadi Kota Batam
Apero Fublic.- Batam adalah sebuah Kotamadia di Provinsi Kepulauan Riau. Batam sekarang dikenal dengan daerah industri di Indonesia. Kota Batam termasuk kawasan yang sangat pesat kemajuaannya. Karena menjadi sentra industri dan terletak setrategis diantara Selat Malaka dan Selat Singapura. Batam menjadi daerah tujuan pencari kerja di Indonesia setelah Jakarta.
Kota
Batam pada awalnya hanyalah wilayah kecil dalam kekuasaan Kesultanan
Riau-Lingga. Batam merupakan pulau sepi yang terletak di perairan Selat Malaka.
Sehingga menjadi sangat setrategis untuk wilayah Industri.
Semasa
Kesultanan Riau-Lingga dipimpin oleh Sultan Abdul Rahman Muazam Syah I dan Yang
Dipertuan Muda VI Raja Jakfar pada 18 Desember 1829 atau 22 Jumadil Akhir 1245
Hijrah, memberikan kuasa untuk memimpin
daerah pulau Batam sekarang kepada Nong Isa.
Nong
Isa atau Raja Isa adalah bangsawan keturunan Melayu Bugis. Nong adalah nama
panggilan sewaktu kecil atau nama kecil beliau. Kata nong dalam terminologi
Melayu adalah anak sulung.
Raja
Isa atau Nong Isa adalah putra sulung Yang Dipertuan Muda V Raja Ali Ibni Daeng
Kamboja ibni Daeng Parani. Setiba di Pulau Batam Nong Isa atau Raja Isa
membangun sebuah kampung bersama kaum kerabat Melayu dan Bugis. Kemudian
kampung bernama Kampung Nongsa atau kampung Nong Isa.
Dari
Kampung Nongsa, Raja Isa memulai menata pemerintahan di Pulau Batam atau
Nongsa. Pembukaan perkebunan dan terus berdatangan masyarakat dari daerah lain.
Sehingga daerah Nongsa terus menjadi ramai. Sepeninggal Raja Isa atau Nong Isa
pada tahun 1831. Kampung Nongsa dan Pulau Batam telah terbentu tiga wilayah
Pemerintahan sebagai wakil Yang Dipertuan Muda X Raja Muhammad Yusuf al-Ahmadi.
Meliputi
wilayah Nongsa dan sekitarnya yang wilayahnya dipisahkan oleh Sungai Ladi dan
sampai ke Pantai Utara Batam. Ke sebelah Timur sepanjang pantai sampai ke
Kampung Bagan dekat Sungai Duriangkang, Kangboi, dan Sungai Asiamkiang.
Bagian
wilayah kedua adalah Pulau Bulu meliputi seluruh wilayah selain Nongsa di Pulau
Batam. Ditambah Pulau Galang, Rempang, Tanjung Sauh, Setokok, Bulan, Bulang,
Bulang Kebam, Lamba, Sambu, dan Belakangpadang.
Wilayah
ketiga adalah Wilayah Sulit, yang meliputi Pulau Cembol, Kepala Jeri, Kasu,
Telaga Tujuh, Geranting, Mecam, Sugi, Moro, Kateman, dan Durai. Kelak pada masa
berikutnya dalam Pemerintahan Kolonial Belanda dari ketiga wilayah itu dilebur
menjadi dua bagian wilayah yang dipimpin oleh Amir. Seorang Amir (pemimpin)
berkedudukan di Pulau Bulu dan seorang berpangkat Kepala yang berkedudukan di
Nongsa.
Pada
masa awal kemerdekaan Pulau Batam dan sekitarnya menjadi kecamatan dan pusat
pemerintahannya di Pulau Buluh, kemudian pindah ke Pulau Belakangpadang.
Sekarang Pulau Batam sudah menjadi sebuah Pemerintahan Kota atau Kotamadia
Batam.
Hari jadi Kota Batam diambil dari keluarnya surat mandat pada Raja Isa atau Nong Isa sebagai pemegang kekuasaan wakil Kesultanan Riau-Lingga pada 18 Desember 1829.
Post a Comment