Mengenal Sastra Masyarakat Melayu Sasak.
Apero
Fublic.-
Melayu Sasak adalah identitas mayoritas penduduk yang mendiami Pulau Lombok, di
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Melayu Sasak mayoritas beragama Islam, dan ada
sedikit yang masih menganut kepercayaan pra-Islam yaitu Sasak Boda. Sasak Boda
bentuk kepercayaan asli yang mungkin sudah ada sebelum masuknya pengaruh asing.
Masyarakat Melayu Sasak pandai menenun kain. Konon dari aktivitas menenun tersebut muncul istilah sak sak yang akhirnya menjadi nama identitas mereka. Namun, kata Sasak juga ditemukan pada prasasti pujungan yang ditemukan di Kabupaten Tabanan, Bali. Bahasa Melayu Sasak sangat dekat dengan bahasa Melayu Bima, Sulawesi Tenggara dan bahasa Melayu Samawa.
Selain dari itu, masyarakat Melayu Sasak juga memiliki kesastraan sendiri. Hasil karya nenek moyang mereka yang diwariskan pada generasinya. Seperti sastra lisan, kisah mitos, mantera dan lainnya. Berikut ini, contoh sastra mantra dari masyarakat Melayu Sasak. Berikut mantera puji . Mantra ini untuk menjadi kebal senjata tajam.
Dengan
nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Allah
menjadi payungku.
Nabi
Muhammad tongkatku.
Allah
kunciku.
Nabi
Muhammad kunciku.
Supaya
aku mengunci badanku.
Berkat
lailahailallah, Muhammadarrosulullah.
Kemudian
jenis cerita lisan legenda seperti cerita asal ulus nama Desa Montong Betok.
Cerita Jenaka dimana banyak tersebar cerita-cerita lucu, seperti cerita Loq
Godek dait Loq Tontel atau Si Kera dan Si Kodok. Cerita fabel atau cerita
dengan tokoh para hewan, seperti cerita tikus dan kera. Cerita raksasa dan
cerita hantu. Seperti cerita tentang hantu atau berhala.
Cerita
hantu berkeliaran di setiap sore menjelang magrib. Maka dari itu agar anak-anak
jangan bermain di luar rumah. Cerita berhala atau cerita hantu adalah untuk
menakuti anak-anak yang suka bermain di luar rumah pada sore hari. Sebagai
contoh cerita Denawa Kerbar Datun Raksasa yang berarti Denawa Kembar
Raja Raksasa. Cerita Inaq Rai Selaq berarti cerita Ibu Rai Hantu
Manusia.
Sastra
masyarakat Melayu Sasak juga terdapat cerita tentang Datu dan Datun. Datu
berarti raja dan Datun berarti ratu atau raja perempuan. Datu adalah gelar
pemimpin asli Nusantara sebelum masuk pengaru India (Raja), dan Islam (sultan).
Seperti cerita Datu Untal, Datu Aca dait Datun Began yang berarti Raja Aca dan
Ratu Tikus.
Ada
juga sastra lisan yang menceritakan mitos pada masyarakat Melayu Sasak.
Cerita-cerita yang membawakan keajiban-keajaiban. Seperti cerita Lelampak
Lendong Kaoq atau Alas Tempat Duduk Dari Kulit Kerau. Putri Nyale, Anak Iwok
berarti Anak Yatim, Amaq Walu Kanca Anakna berarti Bapak Walu dan Anaknya.
Sastra lisan masyarakat Melayu Sasak juga ada berbentuk seni. Seperti sastra lisan lelakak atau pantun. Sama halnya masyarakat Melayu pada umumnya, kaum muda mudi yang gemar berpantun. Begitu juga dengan muda-mudi masyarakat Melayu Sasak. Lelakaq atau pantun juga berfungsi sebagai hiburan, nasihat, ungkapan perasaan, dan lainnya.
Lelakaq
Penyelemor adalah lelakaq atau pantun penghibur. Fungsi untuk menghibur dan
bergembira ria.
Lamun
kencili lantong tali.
Kelaq
kelor sintung tumpah.
Ndaq
sili inaq rari.
Nyelemorang
atu susah.
Terjemahan:
Kalau
burung kencili membawa tali.
Rebus
kelor hanya untuk tumpah.
Jangan
marah bibi.
Menghibur
hati susah.
Lelakaq nyoake adalah lelakaq atau pantun pengabdian yaitu pantun menyatakan tekad seseorang untuk mengabdi pada raja.
Emben
paoq emben gule.
Paoq
amplem manis mateng.
Embe
taoq kaji ngaule.
Mule
tulen tgedeng raden.
Terjemahan:
Dimana
mangga dimana gula.
Mangga
mempelam manis matang.
Di
mana tempat hamba mengabdi.
Sudah
pasti di istana.
Untuk kata paoq sama dengan kata pada masyarakat Melayu di Sumatera Selatan. Paoh juga nama buah sejenis mangga. Lelakaq Kasmaran adalah lelakaq atau pantun muda mudi atau pantun percintaan. Tentu isinya penuh dengan curahan isi hati.
Jejojoq
daan Beleka.
Sabuk
Bali bekantong dua.
Benciq
lomboq langanku seda.
Sanggup
kaji ngantong sida.
Terjemahan:
Jelojok
barat Baleka.
Ikat
pinggang Bali bersaku dua.
Tinggi
ramping menawan saya.
Sanggup
saya mengantar Anda.
Kemudian
ada lelakaq pepija atau pantun teka-teki. Cara berpantun ini seperti pantun
bersambut di kawasan Melayu pada umumnya. Biasanya dibentuk satu kelompok pemuda
dan satu kelompok gadis. Mereka berpantun dengan saling melengkapi sampiran
yang diberikan lawan berpantung. Berikut lelakaq teka-teki.
Selebung
Batu Baleq.
Uah
kedung gin ta kumbeq.
Buaq
ara-ara.
Selek
bewena.
Dedara-dedara.
Lowek
telena.
Tongko
Labuan.
Dentok
nakaruan.
Terjemahan:
Selebuk
Batu Beleq.
Sudah
terlanjur akan kita apakan.
Buah
ara-ara.
Patah
cabangnya.
Gadis-gadis.
Becek
kelaminnya.
Bangau
di Labuan.
Kelak
baru jelas.
Lelakak
Tuduh atau pantun nasib yang berisi ratapan seorang yang kecewa karena
keinginannya tidak tercapai. Contoh sebagai berikut:
Selebuk
Batu Beleq.
Penggorong
baku bawi.
Uah
kedung gin te kumbeq.
Tesorong
isiq janji.
Ijuk
malaq daun kere.
Ndeq
araq bangket taoq ngaro.
Terjemahan:
Selebung
Batu Beleq.
Pinggir
kali tempat babi.
Sudah
terlanjur akan diapakan.
Didorong
oleh janji.
Ijuk
bambu daun lontar.
Ketan
kukus sebakul.
Saya
tidak heran adik tidak mau.
Tidak
ada sawah tempat menanam padi.
Selanjutnya
ada lelakaq sindirian atau pantun sindirian dimana mereka berpantun sindir
menyindir dan cela mencela. Kemudian ada juga lelakaq agama atau pantun bertema
keagamaan.
Daun
waru jari lelayang.
Bau
paku sedin erat.
Pacu-pacu
gaweq sembahyang.
Jari
sango leq aherat.
Terjemahan:
Daun
waru jadi layang-layang.
Petik
paku pinggir parit.
Rajin-rajin
mengerjakan sembahyang.
Jadi
bekal di akhirat.
Nama
tumbuhan paku (pakis), dan kata ara untuk nama pohon bua ara. Kedua kata
tersebut juga terdapat di dalam kosa
kata bahasa Melayu Sumatera Selatan. Kemudian sastra lisan masyarakat Melayu Sasak
juga ada jenis Basa Becik atau kerante kodeq.
Sastra
ini adalah mantra seperti di daerah lainnya. Basa becik dibagi kedalam empat
bagian, yaitu jejampi, puji, senggeger, dan begik. Fungsi sastra basa becik
untuk pengobatan, kekebalan tubuh, pembuat cinta (pelet), dan pembuat penyakit
pada orang lain atau sihir (santet).
Buku dokumentasi sastra lisan Melayu Sasak berjudul Sastra Lisan Sasak. Di terbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1987. Buku disusun oleh Shaleh Saidi, Nazir Thoir, I Gusti Nugraha Bagus, I Ketut Asa Kartika, Maria Gorethy Nie Nie. Kalau Anda ingin lebih mendalam mempelajari sastra lisan Sasak dapat menemukan buku di perpustakaan Daerah atau Perpustakaan Pusat.
Sasak melayu ya?
ReplyDelete