Mengenal Pohon Terap (Artocarpus Elasticus)
Kulit pohon terap banyak sekali manfaatnya, seperti dijadikan dinding rumah atau pondok. Menjadi baju, celana, kain, tas, tali penggendong keranjang dan sejenisnya, tali jerat, ikat pinggang, ikat kepala, dan lainnya.
Sehingga pohon
terap pada masanya menjadi tanaman yang berharga dan dibiarkan hidup atau
dipelihara apabila tumbuh di sekitar pemukiman manusia. Sekarang, masyarakat
yang masih memanfaatkan kulit pohon terap adalah masyarakat Baduy, di Jawa Barat.
Mereka membuat sejenis tas cantik yang dinamakan tas koja.
Di
Sumatera Selatan dimana terdapat peradaban purba yang hadir sejak 3000-4000
tahun sebelum masehi. Pengolahan pohon terap sudah di lakukan oleh
masyarakatnya. Seperti dibuat pakaian yang dinamakan istilah pakaian lantung
dan abuk. Pakaian lantung adalah jenis pakaian yang terbuat dari kulit
pohon terap, terdiri dari baju, celana dan kain.
Sedangkan
abuk berarti tali, dimana kulit pohon terap berpungsi seperti tali, contohnya
tali jerat, ikat, tali penggendong jenis keranjang. Sekarang kata abuk ditengah
masyarakat Melayu Sumatera Selatan hanya tinggal pemakaian untuk menggendong
keranjang. Fungsi tali atau ikatan sudah digantikan tali plastik atau tali pohon
akar.
Pohon terap dapat tumbuh mencapai kurang lebih dua puluh meter dari permukaan tanah. Lingkar pohon yang tumbuh subur dapat mencapai drum minyak pertamina. Dengar akar atau pangkal pohon yang sudah besar membentuk banir yang melebar dan tipis.
Ada dua jenis pohon terap yang dikenal penduduk, terap hitam dan terap putih. Daun pohon terdiri dari tulang daun yang besar, kemudian rusuk daun kiri dan kanan membentuk tulang daun kembali, yang tidak menyatu dengan daun utama. Sehingga tampak berupa celah diantaranya.
Oleh. Asdi Merka, S.Hum
Editor.
Selita, S.Pd.
Tatagambar:
Dadang Saputra.
Palembang,
31 Maret 2021.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment