Masjid Bambu Mir'atul Hayat: Ketaqwaan Dalam Kesederhanaan.
Masjid yang sangat istimewa ini bernama Mir'atul Hayat atau dalam terjemahan Indonesianya berarti Cermin Kehidupan. Di bangun pada tahun 2005 atas inisiasi Ustad M Aryono serta dengan gotong royong warga sekitar, masjid ini awalnya hanya berukuran 4 x 6 meter persegi. Seiring perkembangan waktu sekarang masjid ini telah bertambah seluas 8 x 10 meter persegi.
Dora Eka Kembara, salah satu pengurus masjid menerangkan, "Masjid ini mewakili simbol kesederhanaan dan refleksi diri. Telah 15 tahun berdiri namun tetap mempertahankan karakter dari keinginan sang pendiri. Di sini kita punya pengajian rutin anak-anak dan dewasa. Untuk anak-anak tak kurang dari 70an santri, sedangkan dewasanya ada belasan. Kita juga punya Badan Amil Zakat dan berbagai aktivitas keagamaan lainnya di sini. Pada saat bulan ramadhan, masjid ini lebih ramai dari bulan biasanya".
Miratul Hayat barangkali adalah satu-satunya masjid atau mushola di Kabupaten Musi Banyuasin yang pondasinya menggunakan mayoritas bambu dan masih aktif hingga saat ini. Ketika penulis menanyakan alasan dibalik pemilihan nama Miratul Hayat dan bambu sebagai pondasi, Pengurus Masjid Dora Eka Kembara hanya menjawab dengan pantun:
Jangan
susah mencari bilah.
Bilah
itu ada di dalam bambu.
Jangan
susah mencari Allah.
Allah
itu ada di dalam Qalbu.
Oleh.
Herdoni Syafriansyah.
Editor.
Desti, S.Sos.
Tatafoto.
Dadang Saputra.
Palembang,
1 Mei 2021.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment