Mengenal Ceko (Kaempferia Galanga)
Di
Indonesia ceko dikenal dengan nama; ceuko (Aceh), cikur (Sunda), cekuh (Bali),
kencur (Jawa), cekir (Sumba). Ceko secara tradisional umbi muda dijadikan obat
sakit perut dengan cara dikonsumsi langsung. Daun muda yang masih menggulung dan
umbi muda dijadikan ulam makan. Daun muda juga dijadikan bumbu gulai pindang
sayur, pindang cendawan, campuran sayur lainnya.
Ceko
jenis tanaman obat keluarga temu-temuan seperti kunyit, jahe, lantemu, laos dan
sejenisnya. Umbi atau rimpang ceko mengandung minyak atsiri dan alkoloid yang
dimanfaatkan sebagai stimulan. Penduduk percaya umbi ceko dapat membuat nyaman
perut. Sehingga suka di konsumsi penduduk. Perna kita mengenal minuman beras
kencur yang pernah populer. Salah satu bentuk pengolahan ceko.
Di Sumatera Selatan muncul teka-teki yang menggambarkan ceko. Yaitu, “Rimba apa yang tidak dapat dimasuki, bahkan oleh burung puyuh sekalipun.” Jawabnya, ceko. Ceko dapat tumbuh di dataran rendah dan tinggi di kawasan tropis. Tumbuh subur di tanah yang gembur, dan tanah terbakar. Ceko diperbanyak dengan umbinya, dan dengan cara memecah-mecah rumpunnya.
Ceko
terdiri dua jenis, yang berbeda hanya pada bentuk daunnya. Satu jenis berdaun
lebar membulat terhampar di permukaan tanah, satu berdaun menyempit panjang
tegak. Ceko tumbuh berumpun, dengan tunas-tunas baru sehingga rumpun semakin
lebar dan menyebar. Satu rumpun memiliki daun antara tiga sampai enam helai
daun.
Daun muda menggulung tegak ke atas. Bunga ceko sangat indah, dengan warna putih dan ungu pada tengah kelopak bunga. Kelopak bunga terdiri dari tiga sampai empat kelopak. Bunga muncul ditenga batang rumpunnya. Ceko dipercaya dapat mengobati masuk angin dan radang lambung.
Oleh.
Alvin Aretunang, S.Hum.
Editor.
Desti, S.Sos.
Tatafoto.
Dadang Saputra.
Lubuk
Linggau, 17 Mei 2021.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment