Mengenal Sapi (Bos Taurus): Hewan Ternak Yang Mahal
Sapi
memiliki nama ilmiah bos taurus, masuk kelompok bovidae dan sub
kelompok dari bovinae. Ternak sapi berasal dari keturunan sapi liar. Di
Indonesia dikenal beberapa jenis sapi, yaitu sapi desa yang dipelihara secara
tradisional sejak zaman dahulu. Kemudian sapi bali yang dipelihara untuk
diambil susunya, bulunya berwarna hitam putih. Dan sapi pedaging yang
dipelihara untuk memenuhi kebutuhan daging sapi.
Sapi
dipelihara bukan hanya untuk dikonsumsi dagingnya, tapi juga diambil susunya.
Selain itu, sapi sejak zaman dahulu digunakan untuk tenaga gerak seperti
menarik kereta roda, membajak sawah. Zaman dahulu juga sapi digunakan untuk menarik
material membangun rumah dari kayu. Kulit sapi dapat dijadikan alat musik,
pakaian, kantung air dan sebagainya.
Sapi
termasuk hewan mamalia yang mengunya dua kali atau hewan pemama biak (ruminansia).
Mungkin kita pernah melihat dimalam hari, dimana sapi sedang tidur namun
mulutnya tetap mengunya. Jangan heran sebab sapi memang hewan mengunya dua
kali. Di siang hari, sapi hanya mengumpulkan rumput atau tumbuhan kedalam perut
mereka. Tapi belum hancur dan tentu belum dicerna usus.
Dalam
ilmu kesehatan daging sapi ada yang mengandung cacing pita. Oleh sebab itu,
saat memasak daging sapi harus masak betul. Jangan mengkonsumsi daging sapi
mentah atau setengah masak. Sebab dikhawatirkan tertular cacing pita yang
tersimpan di dalam daging sapi (C. Bovis). C. Bovis berasal dari onkosfir
yang berhasil menembus dinding usus halus ternak sapi, kemudian mengikuti
aliran darah sapi menuju organ predileksi (otot, jantung, paru-paru,
ginjal dan lainnya). Ukuran kista cacing pita pada tubuh sapi antara 4x3 mm.
Cacing
pita pada sapi, jenis cacing pita tidak berkait pada kepalanya. Cacing pita
sapi dikenal dengan nama Taenia Saginata adalah cacing pita zoonotik
yang termasuk dari ordo Cyclophyllidea dan termasuk genus Taenia.
Cacing pita adalah parasit usus pada manusia dan hewan yang menyebabkan taeniasis
atau penyakit cacingan (manusia) dan sistiserkosis pada sapi. Ada tiga
jenis cacing pita yang menyebakan inveksi pada manusia, yaitu taenia solium,
taenia saginata, taenia asiatica. Hati-hati, cacing pita suka
berkembang di daerah tropis seperti di Indonesia.
Cacing
pita dari sapi lebih mudah diobati daripada cacing pita dari daging babi. Sebab
tidak memiliki kait pada kepala cacing pita sapi. Sebagaimana cacing pita pada
daging babi. Ada baiknya saat berpergian ke hutan atau berjalan dimana banyak
ditemukan kotoran sapi atau babi menggunakan alas kaki.
Sebab,
telur cacing pita dapat menembus pori-pori pada telapak kaki manusia. Cacing
pita pada sapi ditemukan diseluruh dunia. Kerugian yang diderita petani dimana
sapi ternaknya diinveksi cacing pita adalah pertumbuhan ternak sapi terhambat
dan kenaikan berat badan tidak tercapai.
Sapi dapat diternakkan secara berkandang dan digembalakan. Ternak sapi dapat dipadukan dengan perkebunan kelapa sawit. Berternak sapi juga sangat menguntungkan, karena harganya yang sangat mahal. Pada masa sekarang ternak sapi secara liar sudah tidak diperbolehkan lagi, melanggar hukum negara. Berternak sapi salah satu pekerjaan yang menjanjikan. Kotoran sapi juga dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik dan sumber energi (gas metan).
Oleh.
Rama Saputra.
Editor.
Selita, S.Pd.
Tatafoto.
Dadang Saputra.
Palembang,
10 Mei 2021.
Sy. Apero Fublic.
Post a Comment