Mengenal Sirih (Piper Betle): Sang Penawar Darah Hidung.
Batang pohon sirih bulat menjalar ke sekitar, pepohonan atau lanjaran. Lanjaran nama untuk tempat merambat tanaman yang dibuat oleh manusia. Sirih dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi (300 MDPL). Batang sirih terdiri dari ruas-ruas, dimana setiap ruas akan muncul dua, tiga dan kadang empat gagang daun. Pada buku ruas akan terbentuk tunas muda untuk memanjang atau cabang-cabang.
Sirih tumbuh merambat setinggi tempatnya merambat. Ada akar halus yang menempelkan batang siri ditempat merambatnya. Akar halus juga muncul dari buku-buku ruas. Bunga sirih muncul diujung cabang, berbentuk bulir menjuntai. Panjang bunga antara 2 sampai 6 cm, sedangkan biji membentuk lingkaran.
Bentuk daun bulat bawang, dengan lima tulang daun. Satu tulang daun lurus di tengah, dua di kiri dan dua di kanan tulang daun melengkung terstruktur mengikuti bentuk daun. Perbanyak sirih dengan memotong batang ujung sepanjang 40-50 cm, beberapa batang. Lalu disatukan dan ditanam dalam satu lobang. Saat menannam di sisi sesuatu yang dapat dirambat oleh sirih. Biasanya penduduk mengikatkan sebagian bibit sirih, pada lanjaran atau tempat bakal merambatnya.
Sirih
pemanfaat yang utama pada masyarakat untuk keperluan makan sirih, dan obat.
Makan sirih dikenal dengan menyirih, mengilim, atau pinang-sirih. Racikan makan
sirih; daun sirih muda, buah pinang, kapur, gambir, dan ditambah tembakau. Saat
mengunya sirih dari racikan tersebut akan menghasilkan cairan merah dari
percampuran air liur dan racikan sirih.
Makan
sirih kebiasaan orang-orang terdahulu, terutama orang tua kaum laki-laki dan
perempuan. Saat upacara adat yang mengandung unsur musyawarah selalu dimulai
dengan makan sirih. Itulah mengapa pernah ada masanya awal bahasan buku-buku
kita dibuka dengan sekapur sirih. Namun kemudian dirubah dengan kata pengantar
(preface), plagiat pada budaya asing.
Sangat
sayang sekali perubahan tersebut karena tidak mewakili kebudayaan asli
Indonesia. Makan pinang-sirih adalah kebudayaan asli bangsa Indonesia dari Aceh
sampai Papua. Di papua makan pinang masih populer sekali (2021). Di wilayah-wilayah
lain tinggal orang-orang tua saja yang makan pinang-sirih.
Makan
sirih dan racikannya dapat menyebabkan kanker mulut, dan kapurnya dapat
menyebabkan pengerutan gusi yang dapat membuat gigi tanggal. Namun, daun siri
mengandung antiseptik dan pencegah gigi berlubang. Makan pinang sirih pada
zaman dahuluh adalah kebanggaan masyarakatnya. Munculnya industri rokok
menggeser konsumsi sirih kaum laki-laki. Kemudian berkembangnya zaman generasi
muda kaum wanita juga meninggalkan makan sirih pinang perlahan-lahan.
Khasiat daun
sirih menurut orang-orang; daun rebusannya dapat mengatasi masalah pernapasan,
diabetes, obat sariawan, obat batuk, dan kanker. Obat paling manjur daun sirih secara langsung untuk
menghentikan aliran darah dari hidung saat keluar darah dari hidung. Belum
diketahui apakah daun sirih juga dapat menghentikan keluar darah dari luka.
Daun
sirih sekarang sudah banyak diolah menjadi berbagai obat-obatan tradisional.
Banyak industri obat menggunakan daun sirih untuk bahan bakunya. Diantaranya
untuk obat segitiga emas kaum wanita, pada pasta gigi. Sebab daun sirih
mengandung antiseptik dan antijamur. Daun sirih juga mengandung minyak atsiri.
Yang dapat menurunkan industri turunan lainnya.
Mulai sekarang, kamu harus mengerti kalau daun sirih sangat banyak manfaatnya. Jadi, negara kita adalah negara yang sangat kaya, tinggal kita sebagai anak bangsa yang mengelolahnya. Jangan remehkan daun sirih, selain bagian tanaman obat, juga tanaman kebudayaan asli Indonesia.
Tepak sirih untuk wadah penyimpanan alat-alat makan sirih; wadah kapur, gambir, sirih, buah pinang dan pemotong buah pinang. Ada juga masyarakat menamakan wadah alat makan sirih dengan paliman. Tepak sirih bermacam-macam bentuknya, ada yang diukir, ada yang terbuat dari kuningan, atau wadah biasa. Tepak inilah sering dibawa saat musyawarah adat, tari penyambut tamu, saat ada tamu, dan adat pernikahan.
Oleh.
Joni Apero
Editor.
Selita, S.Pd.
Tatafoto.
Dadang Saputra.
Palembang,
14 Mei 2021.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment