Problematika Covid-19.
Setelah organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapka bahwa ini merupaka sebuah wabah. Menyebar, dan mulai ada beberapa masyarakat Indoesia yang terinfeksi covid-19. Pemerintah Indonesia juga menyatakan bahwa ini adalah sebuah wabah. Menghimbau agar masyarakat harus selalu menjaga kesehatan. Menerapkan protokol kesehatan dan social distancing.
Pada pertengaha maret 2020 lalu, Pemerintah menerapkan lockdown, PSBB dan pelarangan kerumunan. Agar virus covid-19 terputus mata rantai penyebarannya. Akan tetapi, aktivitas sosial-masyarakat yang banyak diluar rumah seperti berdagang, bertani, bekerja dan sebagainya.
Ini sangat sulit bagi seluruh masyarakat. Agar bisa bertahan hidup akhirnya mereka harus
melanggar aturan tersebut.
Pemerintah mengatakan bahwa bekerja bisa dilakuka dari rumah. Tetapi para petani dan pedagang mengeluhkan hal tersebut, karena ladang, transportasi, kuli, buruh, berdagang dan sawah berada di area lain, tidak ada di dalam rumah. Jadi mereka mau tidak mau harus keluar rumah demi bertahan hidup.
Oleh karena itu kebijakan pemerintah membolehkan masyarakat bekerja, namun harus mematuhi protokol kesehatan (menjaga jarak, memakai masker dan serig mencuci tangan). Hal ini diterapkan
pemeritah guna untuk memutus mata rantai penyebara virus corona ini.
Selain berdampak pada bidang ekonomi, virus coroa atau covid-19 juga berdampak pada kesehatan masyarakat. Masyarakat yang sakit memilih untuk tidak berobat karena takut didiagnosa terpapar virus corona, padahal yang dialami itu hanya demam meriang biasa. Ketika mereka akan berobat, mereka akan berpikir beberapa kali.
Mereka
berpikir ke arah negatifnya, ketika nanti pihak rumah sakit menyatakan dirinya
terinfeksi virus corona, maka keluarganya aka di karantina. Bukan hanya keluarga, orang-orang yang pernah berinteraksi, lingkungan sekitar tempat tinggal juga akan dikarantina. Hal itulah yang membuat masyarakat yang
sakit hanya diam dan hanya membeli obat di gerai belanja atau di apotik tanpa resep dokter atau tidak memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit.
Masyarakat
juga malah akan diam da tidak berkata kepada siapa pun ketika dia sedang sakit,
karena takut aka dipecat dari pekerjaana tau tidak ada orang yang mau
berdekatan dengan dirinya. Hal ini juga di khawatirkan akan menambah tinggi
pasien yang terpapar virus corona karena masyarakat yang diam. Akan tetapi diamnya masyarakat akan berdampak terhadap banyak pihak.
Dampak
virus corona (covid-19) ini sangat besar dalam masyarakat. Baik dampak positif dan dampak negatif. Tetapi kita harus megambil hikmahnya, dengan adanya virus corona kita
lebih bayak di rumah dan meluangkan waktu bersama keluarga, lebih taat dalam
beribadah, sering mencuci tangan yang berarti kita menjaga kebersihan. Menggunakan
pakain tertutup bagi muslimah untuk melindungi diri dari virus corona sekaligus menutup aurat menjaga diri
dari padangan orang lain.
Harapan untuk kedepanya semoga virus corona segera hilang, masyarakat bisa beraktivitas seperti biasanya dan sehingga pemerintah dapat memikirkan hal-hal lain untuk kemajuan negara. Tetap stay safety and stay healty, jangan jadikan virus corona sebagai penghalang untuk terus maju dan berkarya, sebagai generasi milenial harus lebih kreatif dan berikir maju.
Oleh.
Muhammad Reza Nur Rizky
Editor.
Desti, S.Sos.
Tatafoto.
Dadang Saputra.
Palembang,
28 Juni 2021.
Mahasiswa
Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Raden
Fatah Palembang.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment