PAU: Mengungkap Jejak-Jejak Aksara Ulu di Musi Banyuasin.
PAU Melakukan Penelusuran Artefak Surat Ulu di Musi Banyuasin.
APERO FUBLIC.- Perkumpulan Pecinta Aksara Ulu Sumatera Selatan Sumsel, merupakan salah satu lembaga yang bergerak di bidang pelestarian budaya
Sumatera Selatan yaitu budaya tulis Surat Ulu Sumatera Selatan. Budaya tulis
Surat Ulu Sumatera Selatan diperkirakan telah ada sekitar abad ke 12 M dan
berkembang pesat sekitar abad ke-15 sampai abad ke-19.
Artefak Surat Ulu di Sumatera Selatan tersebar dimasyarakat. Serta
masih sedikit, bahkan ada yang belum pernah sama sekali dikaji atau diteliti secara
akademis oleh masyarakat di Sumatera Selatan, termasuk temuan artefak Surat Ulu
di Kabupaten Musi Banyuasin.
Selasa
29 juni 2021, tim Perkumpulan Pecinta Aksara Ulu Sumatera Selatan yang di
ketuai oleh Nuzulur Ramadhona, beserta anggota tim perkumpulan yaitu Rahmat,
Agil, Rizky dan Maulana, melakukan audiensi dengan Pemerintah Kabupaten Musi
Banyuasin (Muba), yaitu dengan instansi Dinas Kebudayaan dan Pendidikan, dengan
kepala Bidang Kebudayaan. Pada saat audensi berlangsung audensi diwakili oleh Kasi
Kebudayaan, Pak Hendri.
Dalam audiensi
tersebut Nuzulur Ramadhona sebagai ketua Perkumpulan Pecinta Aksara Ulu
Sumatera Selatan menyampaikan terkait tujuan audensi PAU yaitu mempererat
silaturahmi dan mengajak bidang kebudayaan untuk bekerjasama dalam melestarikan
dan mengembangkan Aksara Ulu di wilayah Musi Banyuasin.
Selanjutnya
dalam audiensi tersebut PAU Sumsel juga meminta izin untuk melakukan pendataan
Artefak Surat Ulu di wilayah Musi Banyuasin di Desa Muara Punjuran, Kecamatan Babat Toman.
Di mana tim mendapatkan informasi keberadaan artefak Surat Ulu dari masyarakat
bahwa di desa tersebut terdapat tinggalan artefak Surat Ulu Sumatera Selatan.
Artefak Surat Ulu tersebut tersimpan di rumah masyarakat Desa Muara Punjuran
pemiliknya ialah bapak Ardika.
Setelah
beraudiensi dengan kabid bidang kebudayaan, tim Perkumpulan
Pecinta Aksara Ulu Sumsel yang diketuai oleh Nuzulur Ramadhona, melakukan
penelusuran ke Desa Muara Punjuran untuk mendata artefak tersebut, setelah
sampai dilokasi. Tim terdiri, yaitu Maulana, Rahmat, dan Agil melakukan pendataan dan dari
temuan tersebut artefak Surat Ulu berbahan dari bilah bambu (gelumpai)
dengan bahasanya Melayu, isi teks naskah mengenai petuah (nasihat) atau
kemungkinan syiar Islam. Artefak Surat Ulu ini sangat unik, hal ini bisa
dilihat bentuk artefak yang menyerupai bentuk sumpit dengan ukurannya yang
kecil. Hal tersebut berbeda dengan artefak Surat Ulu yang banyak ditemukan di
wilayah lain daerah Sumatera Selatan.
Melalui
temuan artefak Surat Ulu tersebut yang dilakukan pendataan oleh Perkumpulan Pecinta Aksara Ulu Sumatera
Selatan, dapat disimpulkan bahwa di Musi Banyuasin juga terdapat tinggalan budaya
tulis khas daerah Sumatera Selatan, keberadaan ini dapat memperkuat adanya
budaya tulis di huluan Sumatera Selatan.
Sehingga temuan ini bisa menjadi acuan dalam tulis-menulis tentang Aksara Ulu yang ada di wilayah Musi Banyuasin. Harapan kami, untuk masyarakat dan Pemerintah Daerah agar dapat ikut serta dalam melestarikan dan mengembangkan budaya tulis Aksara Ulu Sumatera Selatan di daerahnya. Dikarenakan budaya tulis ini merupakan tinggalan leluhur kita, sekaligus budaya ini salah satu identitas daerah kita yang harus tetap dijaga dan dilestarikan sampai kepada generasi selanjutnya.
#Salam Aksara Ulu Sumatera Selatan.
#Sumselpunyaaksara.
#PAU SUMSEL.
Oleh: Vixkri Mubaroq dan Nuzulur Ramadhona.
Editor.
Desti, S.Sos.
Tatafoto.
Dadang Saputra.
Palembang,
12 Juli 2021.
Sy. Apero Fublic
Mantap
ReplyDelete