Teori Rekonstruksi Nama Sungai Komering dan Suku Komering.
Sebagai
contoh misalnya nama Desa Gajah Mati di Musi Banyuasin yang awalnya hanyalah
sebuah pemukiman biasa tanpa nama, diistilahkan dengan talang. Suatu
ketika penduduk setempat menemukan bangkai gajah di dalam sebuah sungai kecil disekitar
pemukiman (talang) mereka. Lalu berceritalah mereka pada warga lain kalau
menemukan seekor gaja mati di dalam sungai kecil di tepi talang mereka.
Sehingga semuanya tahu kalau ada gajah yang mati di sungai tersebut.
Sungai
kecil belum ada namanya, selain itu banyak juga sungai-sungai lainnya. Maka saat berkomunikasi satu sama lain yang merujuk ke
sungai yang di temukan adanya gajah mati. Maka penjelasan mereka selalu
menyebut gajah mati. Misalnya dalam percakapan mereka seorang ibu-ibu yang
mandi di sungai tersebut. “Ayo mandi di sungai,?” Kemudian yang satunya
menjawab. “Sungai mana?.” Sebab memang banyak sungai-sungai di sekitar
pemukiman mereka. “Mandi di sungai yang ada gajah mati dulu.” Jawab dan jelas
ibu itu. Dengan disebut sungai yang ada gajah mati tersebut, yang lain jadi
mengerti.
Begitulah
selanjutnya dalam percakapan sehari-hari penduduk. Dalam hal mandi, memancing,
memasang bubu, tempat berladang, menandai tempat adanya sesuatu yang berharga, selalu mengidentitaskan sungai tersebut dengan adanya gajah mati. Lama kelamaan
penjelasan dan identitas adanya gajah mati menjadikan nama sungai kecil
tersebut dengan nama Sungai Gajah Mati.
Manusia makhluk sosial, tentu mereka menjalin interaksi sosial dengan masyarakat lain. Masyarakat tersebut pun keluar dari pemukiman mereka, berinteraksi dengan
masyarakat lain. Semisalnya belajar, tukar informasi, berdagang atau membeli
sesuatu ke daerah lain. Mereka menjelaskan kalau pemukiman mereka terletak di
dekat Sungai Gajah Mati. “Kalian dari mana?.” Lalu menjawab, “Kami dari Talang
yang terletak di dekat Sungai Gajah Mati.” Lama kelamaan Talang atau pemukiman
mereka dikenal dengan nama Talang Gajah Mati, orang Gajah Mati, talang mereka
di dekat Sungai Gajah Mati. Nama Gajah Mati terbentuk dengan sendirinya seiring waktu, dan sampai sekarang nama sungai dan nama pemukiman tetap Gajah Mati.
Rekonstruksi
nama tradisional tersebut adalah gambaran dari nama-nama tempat tradisional dari
zaman dahulu. Sebab itulah, salah satu nama asli suatu kawasan tradisional
tidak bisa dijadikan istilah suku bangsa. Sebab nama tempat tradisional
terbentuk secara lepas yang dipengaruh kehidupan sosial masyarakat setempat, alam, budaya dan bahasa.
Identitas suku bangsa dapat diberikan kalau sudah memiliki ciri-ciri khas dari
sisi kebudayaan tidak bersambung dan ras yang berbeda.
Berikut
ini kita merekonstruksi nama Sungai Komering dan nama Suku Komering. Nama
Sungai Komering diambil dari nama seorang saudagar buah pinang dari India.
Saudagar buah pinang ini kemungkinan datang ke Minanga untuk membeli buah
pinang. Namanya dikenal dengan, Komering Sing. Kemudian saudagar pinang ini
meninggal dunia dan dimakamkan di hulu sebuah sungai yang belum bernama (Muara
Dua). Kata Komering berasal dari bahasa India yang berarti Pinang. Komering
Sing bisa jadi memiliki makna, Juragan Pinang. Perlu juga di ketahui kalau
penyebutan sungai zaman dahulu kita orang-orang Melayu dengan istilah
Bantanghari.
Van
Royen menamakan masyarakat yang mendiami sepanjang aliran Sungai Komering tersebut
dengan, Jelma Daya. Namun mengapa orang-orang menyebut mereka dengan orang
komering atau suku Komering. Sebagaimana rekonstruksi nama tempat di atas, nama
sungai Gajah Mati dan nama desa Gajah Mati. Masyarakat mengambil istilah
penjelas dengan menyebut sesuatu yang dominan atau sesuatu yang dikenal luas
oleh masyarakat setempat. Maka penjelas sungai besar di kawasan mereka
sekaligus membedakan dari sungai-sungai lain dengan menyebut Makam Komering.
Sebagai
contoh, “memancing ikan di mana?. “ Lalu menjawab, “Di sungai, tempatnya tidak
jauh dari makan Komering.” Atau, “mandi di mana?. “Di sungai.” Sungai mana?.”
Di sungai yang ada makam Komering?. “ Percakapan demikian terus berlanjut
dari waktu ke waku. Masyarakat terus mengidentifikasi dan penjelas tentang
sungai yang disisinya ada kuburan Komering Sing. Lama kelamaan, beranak pinak,
menyebar dan terus demikian dalam hal percakapan mengenai sungai mereka yang
tidak bernama itu. Maka terbentuklah nama sungai tersebut dengan nama Sungai
Komering.
Lalu
mereka juga meyebar ke wilayah lain dan berinteraksi dengan kelompok masyarakat
Melayu lainnya di Sumatera Selatan atau sekitarnya. Mereka menjelaskan kalau
tempat tinggal mereka di dekat sungai Komering atau Sungai yang disisinya ada
kuburan orang terkenal dan kaya, yaitu Komering Sing (Saudagar Pinang). Maka
orang mengerti dan tahu letaknya. Oleh sebab itu, mereka kemudian menamakan
mereka dengan orang yang tinggal di dekat Sungai Komering. Agar mudah maka disebutlah orang Komering saja. Lalu para penulis yang tidak tahu menahu tentang
ilmu budaya, sejarah, dan bahasa menulis dengan istilah suku.
Maka
terbentuklah nama suku, yaitu Suku Komering. Semasa Kesultanan dan Hindia
Belanda masyarakat juga mengidentifikasi mereka dengan Orang Uluan. Karena
mereka tinggal di hulu. Lalu merasa berbeda satu sama lain. Padahal mereka
adalah satu kelompok masyarakat, yaitu Melayu. Perlu kita ketahui kalau istilah
suku adalah istilah tradisional untuk menamakan suatu kawasan dimana sebuah
kelompok masyarakat tinggal atau nama daerah secara tradisional.
Nama sungai, nama gunung, nama orang, tidak sesuai dan tidak benar dijadikan nama sebuah suku bangsa. Sepertinya kita perlu menafsirkan kembali arti dari suku tersebut?. Kita juga perlu kritisi kapan kata suku kita kenal dan siapa yang mengenalkannya?. Apakah ada motif politik atau motif pecah belah pada Bangsa Melayu Nusantara perlu dipertanyakan. Suku????.
Disusun:
Tim Apero Fublic
Editor.
Desti, S.Sos.
Tatafoto.
Dadang Saputra.
Palembang,
21 Juli 2021.
Sumber:
Arlan Ismail. Periodisasi Sejarah Sriwijaya: Bermula di Minanga Komering Ulu
Sumatera Selatan, Berjaya di Palembang, Berakhir di Jambi. Palembang:
Unanti Press, 2002. Sumber nama Gajah Mati: Berdasarkan rekonstruksi dari cerita-cerita tetua masyarakat di Desa Gajah Mati.
Sy. Apero Fublic.
Post a Comment