Mengenal Pan-Turanisme
Negara
bangsa terbentuk dengan sekularisme sebagaimana Turki, Jerman, Perancis, yang
menjadi Turki sekuler, dan negara-negara Eropa lainnya. Di Turki Utsmani muncul
berbagai ideologi kebangsaan dan menjadi salah satu faktor penting dalam
runtuhnya kekhalifaan Turki Utsmani.
Paham dan ideologi kebangsaan memang dibangkitkan oleh pihak sekutu dan
musuh-musuh Turki. Di Balkan yang sudah berabad-abad muncul paham slavisme yang
didukung Rusia.
Di
Timur Tengah muncul paham kebangsaan Arab yang digunakan untuk menentang Turki
Usmani yang didukung sekutu. Kemudian berdirilah negara-negara bangsa di Timur
Tengah sebagaimana sekarang, terutama dirampasnya Palestina oleh Inggris dari
Turki Utsmani. Kekhalifaan Turki Utsmani berusaha untuk menyatukan dan
menguatkan kekhalifaan dengan membangkitkan persaudaraan Islam atau yang dikenal
dengan Pan-Islam. Sultan Abdul Hamid II berupaya dunia Islam bersatu dalam
menghadapi agresor sekutu terutama Inggris. Namun seruan Sultan tidak
mendapatkan sambutan, kalah oleh paham kebangsaan dan ras. Contohnya, orang
Arab di Mekah dipimpin Syarif Husain justru mengobarkan perang dengan
Kekhalifaan dan bekerja sama dengan Inggris.
Dengan
demikianlah, Profesor Zio Gok Alp tidak menyukai Pan-Islam. Dia menyukai
Pan-Turanisme, menurutnya ikatan kebangsaanlah yang dapat menyelamatkan Turki.
Membangkitkan kesadaran seluruh Ras Turki dimana pun mereka berada. Pan-Turanisme
adalah paham kebangsaan yang berdasarkan kesamaan ras, bahasa, dan budaya.
Kalau
kita pelajari paham kebangsaan bukan hadir ditengah wilayah lain, tapi juga
muncul dari bangsa Turki sebagai pendukung utama Kekhalifaan Islam. Dengan
demikian orang Turki juga memiliki andil memecah Kekhalifaan. Zio Gok Alp salah
satu orang Turki yang mendukung sekularisme Turki. Hal demikian sekularisme dan
paham kebangsaan Turki akan terus berkembang dan sampai pada puncaknya, muncul
dan bangkitnya kemalisme.
Pan-Turanisme
tidak disukai Rusia, sebab banyak sekali wilayah Rusia yang terdiri dari bangsa
Turki. Termasuk wilayah Krimea dan Asia Tengah. Sebagaimana kita kenal dimana adanya
negara-negara Asia Tengah, seperti Republik Kirgistan. Saat Revolusi Rusia
(1917) terjadi, banyak wilayah yang di diami bangsa Turki memproklamasikan
kemerdekaanya.
Seperti
Tatar Krime yang menyatakan kemerdekaan pada 26 Desember 1917. Kaukasus Utara
20 September 1917. Kirghiz Orenburg 20 September 1917. Republik Tatar Kazan
pada Oktober 1917. Muslim Turkestan pada Desember 1917. Gerakan kemerdekaan di
sekitar Bashkir Ufa, suku Turki di Transkaspia, Kesultanan Khiva dan Bukhara.
Pada
bulan Desember 1917 di Transkaukasia terdiri dari tiga etnis, yaitu Armenia,
Georgia, dan Azerbaijan membentuk Parlemen Transkaukasia dan menyatakan
kemerdekaan mereka dari Rusia. Kemudian mereka membentuk tentara nasional
terdiri dari orang Armenia dan Georgia. Dalam hal ini, ada kelompok Azeri atau orang
Azerbaijan yang tidak mau bekerja sama dengan Armenia dan Georgia. Karena
terpengaruh oleh ideologi Pan-Turanisme. Mereka juga berharap Turki melindungi
kemerdekaan mereka dari tekanan Rusia.
Tujuan Pan-Turanisme membentuk sebuah kawasan besar yang menyatukan bangsa Turki. Mencapai pusat Kaukasia, menyeberangi Laut Kaspia lalu ke Asia Tengah. Untuk itu, langkah awal adalah bergabung dengan Pemerintah Azerbaijan di Ganja. Waktu itu, tentara Turki diperkuat oleh orang Azeri, Ajar, umat Islam Kaukasus lainnya (1918). Pasukan tersebut dipimpin oleh Nusi Pasha sebagai seorang ideolog dari Pan-Turanisme.
Namun dalam perjalanannya, partai Komunis lokal melakukan
kudeta (Maret 1918) dipimpin oleh Stepan Shaumian dan berkuasa di Kota Baku
lalu membantai sekitar 10.000 orang Muslim Armenia. Lalu Jerman ikut campur dan
tidak menyukai Pan-Turanisme sebab Jerman juga memiliki ambisi untuk menguasai
Rusia dan tidak ingin Turki menjadi kuat. Internal Turki dan keadaan politik internasioal menekan Turki, bangkitnya komunisme, perang Turki-Sekutu, dan kudeta kaum sekularisme-kemalis membuat Pan-Turanisme tenggelam. Turki pun menjadi sebuah negara bangsa seperti sekarang, Republik Turki. Dimana wilayah negara mereka hanya di semenajung Anatolia.
Dari
perjalanan sejarah tersebut dapat kita saksikan terbentuknya tiga negara
bertetangga sekarang, Armenia, Georgia dan Azerbaijan. Dimana sengketa wilayah
masih berlanjut sampai sekarang antara Azerbaijan dan Armenia di kawasan Nagorno
Karabah. Turki juga terus membantu Azerbaijan dalam melawan orang-orang
Armenia. Sementara Rusia juga terus ikut dalam urusan wilayah Transkaukasia.
Perang dan damai terus berlansung entah sampai kapan berakhir. Kejadian
tersebut adalah warisan politik tradisional mereka. Blok Barat dan Rusia terus
berselisih dan pekerjaan mereka berperang di Timur Tengah, di Perbatasan
Balkan-Rusia juga bentuk warisan politik tradisional.
Perebutan
hegemoni dan upaya-upaya Blok Barat agar dapat mengimbangi kekuatan Rusia,
berusaha agar negara-negara di Timur Tengah, Anatolia, Balkan, tetap netral
adalah politik benteng teritorial mereka. Selain itu, alasan ekonomi dan sumber
daya alam (minyak bumi, gas, dan mineral lainnya). Bagian alasan Blok Barat dan Sekutu-Amerika
Serikat sampai sekarang terus mengganggu Timur Tengah-Afrika Mediterania.
Bagaimana seandainya Asia Tengah, Asia Barat, Balkan bergabung dengan kekuatan Rusia. Tentu hal tersebut adalah mimpi buruk Eropa. Dalam hal Pan-Islam tentu juga hal yang menakutkan semua kekuatan politik di dunia, baik itu negara sekuler berpenduduk Muslim dan non muslim, kerajaan monarki baik itu berpenduduk muslim dan non muslim, tentu juga komunisme. Sungguh indah menyaksikan sejarah, bukan???.
Disusun:
Tim Apero Fublic.
Editor.
Desti, S,Sos.
Tatafoto.
Dadang Saputra.
Palembang,
5 Agustus 2021.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment