Syarce
MENGAPA
KITA, MENGAPA DUNIA???
Oleh.
Adam Nur Hadi.
SYARCE: Mengapa Kita Mengapa Dunia???
APERO FUBLIC.- SYARCE. Pujangga kita kali ini, mengirim puisi yang penuh banyak pertanyaan tentang
dunia kita sekarang. Keadaan dunia yang tidak menunjukkan tanda-tanda
perbaikan. Moral dan akhlak terus terkikis. Kemudian manusia menjadi semakin
liar dan buas.
Bagaimana
dengan keadaan pemerintahan secara lokal dan internasional. Pemerintahan lokal
penuh kebohongan, tingkat global diwarnai perebutan hegemoni. Persaingan
senjata dan persaingan ekonomi. Membuat banyak blok-blok kekekuasaan dan saling
bersaing.
Senjata nuklir, perang proksi dan persaingan perdagangan. Dunia terombang ambing. Seorang pujangga menuangkan keresahan jiwanya dengan sebuah puisi. Yang penuh tanda tanya tentang dunia kita sekarang. Dia pun ragu, dengan diri kita. Apakah kita sudah berubah, bukan lagi manusia.
MENGAPA
KITA, MENGAPA DUNIA???
Mengapa
kita, manusia?.
Kita
manusia sama, walau warna kulit, warna mata berbeda.
Kita
memiliki akal, dan hati.
Berbedalah
kita dari hewan-hewan.
Kita
bisa duduk bermusyawarah, bukan.
Lihat,
alam kita hancur-hancuran.
Sungai
dan lautan tercemar.
Hutan
habis, limbah dan polusi juga.
Kita
rakus, makan dan menghancurkan semua.
Lalu,
apakah kita masih pantas dibilang manusia.
Kita
manusia kerdil yang kecil.
Asal
dari tanah, bersifat langit.
Musuh
kita bukan siapa-siapa sesungguhnya.
Tapi
musuh kita hanyalah diri kita.
Angan-angan
kita, hayalan kita, dan ambisi kita.
Ingin
menjadi lebih baik, secepatnya.
Namun
merusak dalam waktu kedepannya.
Misalnya
seperti industri dan minyak bumi.
Manusia
saling ingin menguasai,
Ingin
menjadi nomor satu, terhormat.
Tapi
perbuatan menggapai melalui maksiat.
Ada
yang membunuh, merampok, korupsi dan menjajah.
Hanya
untuk ada di dalam sejarah.
Hanya
ingin dibilang gemilang peradabannya.
Oh,
manusia.
Mengapa
kita, mengapa dunia kita??
Tidakkah
kau mendengar saat perang dunia satu dan dua.
Dimana
manusia dari tanah, menganggap derajadnya mulia.
Lalu
berlombah-lombah membuat senjata.
Ingin
saling menguasa.
Lalu
meletus perang dunia, yang tak berdosa menjadi bencana.
Itulah
manusia, yang lemah dan tidak mengerti.
Sekarang
kita sadari, lebih mengerikan lagi.
Negara
kuat ingin saling mendominasi.
Berambisi
dunia dalam genggamannya.
Tidak
tahu diri mereka, dan tidak pantas dibilang manusia.
Teknologi
militer berkembang luar biasa.
Senjata
nuklir, senjata hipersonik berkembang juga.
Perang
dagang, perang senjata.
Berlomba
membuat senjata, saling mencuriga.
Duh,
perang dunia ketiga lebih berbahaya.
Dapat
memusnakan umat manusia.
Sunggu
penuh kedengkian dan serakah.
Bukankah
kita dapat hidup bersama.
Di
dunia yang hanya satu-satunya.
Duduk
bermusyawarah, dalam segalah hal.
Jangan
mendengki, gila kekuasaan dan gila harta.
Tiadalah
guna mengejar dunia, demikian.
Sebab
kita kelak mati jua.
Belum
lagi masalah sosial, yang hancur.
Tatanan
dunia yang kacau.
Pemutar
balik fakta, dan penuh sandiwarah.
Hai,
sunggu lelah kiranya.
Tentang
dunia kita, yang indah.
Belumlah
habis, yang sudah-sudah.
Belum
pulah terbenah kehancuran lama.
Luka-luka
kemanusiaan yang berdarah.
Belum
lagi juga sandiwarah busuk para politisi.
Datang
pulah bencana, virus berbahaya.
Virus
yang menghentikan segala aktivitas.
Entalah
!!!.
Mengapa
kita, mengapa dunia?
Kita
mungkin sudah berubah.
Bukan
lagi manusia.
Bukan
saya, bukan Anda !!
Mereka
!!.
Kelak semua perbuatan manusia.
Akan diadili oleh yang kuasa.
Oleh.
Adam Nur Hadi.
Editor.
Desti, S.Sos.
Tatafoto.
Dadang Saputra.
Palembang,
4 Agustus 2021.
Sy. Apero Fublic
Via
Syarce
Post a Comment