Mengenal Swarsih Djojopuspito: Penulis Yang Mahir Berbahasa Belanda.
Bidang
organisasi di tahun 1945 sampai 1950 menjadi anggota Komite Nasional Pusat. Di
tahun 1946 sampai tahun 1947 menjadi wakil kepala Biro Perjuangan bagian
wanita. Membantu sebuah majalah berbahasa Belanda, Critiek en Opbouw, Het
Inzicht dan Majalah Orientatie. Karena menguasai bahasa Belanda Swarsi menulis
sebuah buku berbahasa Belanda berjudul Buiten Het Gareel. Namun hasil karya
tersebut tidak masuk sebagai kesastraan Indonesia.
Buku
kumpulan cerita pendeknya yang berjudul Empat
Serangkai yang diterbitkan Pustaka Rakyat di Jakarta pada tahun 1954. Judul
empat serangkai memberikan penjelasan kalau buku tersebut memuat empat buah
cerita pendek. Judul pertama berjudul, Seruling di Malam Sepi. Cerita Pendek
bercerita tentang seorang istri yang ditinggal suami bekerja keluar negeri.
Sehingga sang istri mendapat godaan-godaan dari lelaki lain. Dalam cerita
tersebut sang Suami bernama Purnomo mengatakan padanya:
“Seorang
lelaki tak dapat setia, Maryati. Dia dikodrti mengingini wanita lain dari
istrinya. Dia tak harus tinggal pada satu istri saja. Ini bukan soal cinta dan
kasih sayang, hanya suatu keperluan tubuh belaka.”
Dari
kata-kata itu membuat hati Maryati tidak tenang. Dalam pada itu seorang lelaki
bernama Haryadi. Akhirnya Maryati menyerah dalam pelukan lelaki itu. Saat sang
suami pulang berkatalah Maryati. “Seorang wanita juga dapat ingin pada lelaki
lain, dan Aku inging melihat kau, bagaimana sikapmu jika aku berbuat seperti
lelaki. Aku tetap mencintai kau.”
Namun
ternyata Purnomo tidak bisa menerima, dia menolak Maryati setelah mengakui
dosa-dosanya. Cerpen kedua berjudul, Artina. Bercerita tetang seorang gadis
bernama Artina yang memiliki banyak cita-cita dan baik hati. Namun semua
cita-citanya harus berakhir karena menikah. Cerpen ketiga berjudul Badju Merah yang mengisahkan tentang
seorang lelaki buaya dimana banyak wanita yang menjadi korbannya.
Cerpen
keempat berjudul Perempuan Djahat
yang mengisahkan seorang wanita bernama Hersini yang menikah dengan seorang
lelaki yang tidak dia cintai. Dia menikah atas dasar kasihan saja bernama
Slamet. Tetapi suami selalu menyakitinya dan dia berusaha mempertahankan rumah
tangganya. Beberapa waktu dia berselingkuh dengan seorang lelaki bernama
Iskandar.
Namun sikat sang suami masih tidak berubah, kemudian di pergi ke rumah saudaranya di Surabaya. Dia meminta bercerai dengan suaminya, namun sang suami tidak mau memberikannya. Akhir cerita Hersini meninggal dunia setelah melahirkan anak dengan selingkuhannya Iskandar. Dalam cerpen-cerpen tersebut memberikan gambaran bahwa penulis memberikan kritikan pada kaum laki-laki.
Disusun: Tim
Apero Fublic
Editor.
Desti, S.Sos.
Tatafoto.
Dadang Saputra.
Palembang,
9 Oktober 2021.
Sumber:
Th. Sri Rahaju Prihatmi. Pengarang-Pengarang
Wanita Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya, 1977.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment