PEPUSTAKAAN SEBAGAI WAHANA REKREASI
Perpustakaan
itu ibaratnya objek wisata, karena dapat memberikan fungsi rekreasi kepada para
pengunjungnya. Dalam kesempatan kali ini kita akan membahas bagaimana atau seharusnya
perpustakaan bisa menjadi tempat wisata dan menjadi wahana rekreasi.
Bagi
orang-orang yang suka membaca, perpustakaan tentu saja bukan sebuah tempat yang
baru. Tapi mungkin sebagian juga belum tahu bahwa perpustakaan juga bisa menjadi
wahana rekreasi loh, jadi nggak Cuma sebagai tempat di mana buku-buku dan
sumber informasi lainnya ditata. Rekreasi pada dasarnya merupakan suatu
kebutuhan yang penting dan tidak bisa diabaikan manfaatnya dari kehidupan kita.
Harold
D. Mayer dkk (1964) menjelaskan bahwa kebutuhan pokok hidup manusia dibagi berdasarkan
waktu yang dimanfaatkan oleh individu, yang dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
kelompok, yaitu: exsistence adalah waktu
yang digunakan untuk melakukan kegiatan mempertahankan kelangsungan hidup,
seperti mandi, makan, tidur dan istirahat; subsistence
adalah waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan yang menunjang kelangsungan
hidupnya dengan karyanya; leisure adalah
waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan agar tercapai keseimbangan antara
usaha manusia dalam mempertahankan dan menunjang kelangsungan hidupnya yakni dengan
melakukan rekreasi.
Rekreasi
merupakan salah satu kebutuhan yang fundamental dalam membentuk kepribadian manusia,
dimana dengan ikut melakukan kegiatan yang
rekreatif maka manusia akan mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan yang
lebih besar, memberikan keseimbangan dalam pertumbuhan, kreativitas, kompetisi
dan watak, memperbaiki kapasitas mental dan meningkatkan pengetahuan, kebebasan
kondisifisik, hubungan sosial, tujuan hidup serta stabilitas emosi yang lebih baik.
Pesatnya
perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, informasi, serta pengetahuan berpengaruh
terhadap semua jenis kegiatan dan tindakan manusia. Seiring dengan kemajuan tersebut
membawa perubahan besar terhadap kegiatan di perpustakaan, hal ini dapat dilihat
dari berkembangnya ilmu, fungsi, dan tugas perpustakaan dalam kegiatan perpustakan.
Oleh karena itu, kemajuan ilmu, fungsi dan tugas menuntut adanya suatu perubahan
yang besar dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada pemustaka dalam kegiatan
perpustakaan.
Berkembangnya
ilmu, fungsi dan tugas perpustakaan dalam kegiatan perpustakaan perlu diarahkan
dan disesuaikan dengan kebutuhan pemustaka atau pengunjung, maka perpustakaan harus
dapat lebih melaksan akan fungsi rekreasi dengan menjadikan perpustakaan sebagai
objek wisata. Pemustaka atau pengunjung dapat memanfaatkan layanan yang
dimiliki perpustakaan untuk mendapatkan penyegaran pikiran sertahiburan yang
dibutuhkan oleh setiap individu.
Perpustakaan
harus terus mengembangkan fungsi serta tugas dalam melayani pemustaka. Perpustakaan
bukan hanya sebagai pemenuh kebutuhan informasi, tetapi perpustakaan dapat dijadikan
sebagai alternatif dalam memenuhi kebutuhan rekreasi pemustaka atau pengunjung.
Perpustakaan
menurut Undang-undang Nomor 43 tahun 2007 pasal 3 yang menyatakan bahwa
“Perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian,
informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa”. Dalam
praktiknya, hanya fungsi pendidikan, fungsi informasi, dan fungsi penelitian
yang mendapat perhatian terbesar dari berbagai perpustakaan dan pakar yang
berkompeten. Karena fungsi-fungsi ini berada di bawah lingkup perpustakaan.
Fungsilain,
seperti fungsi rekreasi, kurang diperhatikan. Buktinya dengan jarangnya tulisan,
penelitian, proyek pengembangan, diskusi ilmiah, atau pertemuan yang
membahasnya secara khusus. Akibatnya, wajar jika timbul kesan bahwa perpustakaan
pada umumnya adalah tempat belajar atau mencermati informasi dan pengetahuan dengan
sungguh-sungguh. Perpustakaan tidak memberikan kesan memberikan hiburan kepada pengunjungnya.
Berbagai
sumber hanya menjelaskan fungsi rekreasi yang dapat dijalankan di perpustakaan dengan
koleksi materi ringan seperti komik, majalah, koran, dan bahan lain yang dapat memberikan
hiburan bagi masyarakat pengguna. Selain itu, perpustakaan sering disebut-sebut
sebagai sumber hiburan bagi orang-orang yang gemar membaca buku. Meskipun ini relatif,
apakah orang benar-benar terhibur dengan membaca? Hal tersebut perlu diuji secara
empiris.
Terlepas dari kenyataan yang ada, fungsi rekreasi pada perpustakaan masih dapat dikembangkan. Perpustakaan itu seperti objekwisata, di mana keduanya dapat memberikan fungsi rekreasi terhadap masyarakat yang menjadi pengunjungnya. Orang yang pergi ke perpustakaan dapat mencapai hasil yang sama seperti mereka yang pergi berwisata. Mereka (pengunjung) tetap melakukan rekreasi untuk mendapatkan hiburan, kesegaran jasmani atau rohani, dan kenangan. Ketiga aspek ini dapat menjadi dasar pendekatan bagi pengembangan fungsi rekreasi di perpustakaan.
Oleh: Muhammad
Alfin Ramadhan
Editor.
Selita, S.Pd.
Tatafoto.
Dadang Saputra.
Palembang,
9 Oktober 2021.
Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora, Program Studi Ilmu Perpustakaan,
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. (E-Mail: rm.alfin@gmail.com atau
rm.alfin@ymail.com.
Sy. Apero Fublic
mantap
ReplyDelete