Burung Bangau dan Ikan (Dongeng Toraja).
Ikan
berlarian kesana kemari, sehingga bangau dapat melihatnya. Lalu bangau
menangkap salah satu ikan. Ikan yang tertangkap oleh paru tampak terjepit kuat
dan tidak berdaya. Bangau yang sudah lapar tidak tahan untuk menelan ikan yang
dia tangkap itu. Ikan itu mencari akal agar tidak tertelan oleh si bangau.
Dengan cepat dia berkata pada bangau.
“Bangau,
sebelum kau menelan Aku. Maukah kau mendengar nyanyianku yang sangat menarik
dan bagus sekali?.” Kata ikan.
“Nyanyian
apa itu?.” Tanya bangau penasaran, dan dia tertarik dengan saran si ikan.
“Sudah
dengarkan saja, Aku akan mulai bernyanyi dengan merdu sekali.” Kata Ikan dan
mulai bernyanyi.
“Kaki
bangau adalah pemukul tambur yang bagus. Sayap bangau bagaikan tenunan lebar
dan indah. Perut bangau laksana kawat emas yang halus kekuning-kuningan. Mata
bangau laksana gasing emas yang berputar-putar dengan lunglainya. Paru bangau
tak ubanya ujung tombak emas berkilauan.”
Mendengar
nyanyian ikan yang lembut dan merdu serta sanjungan juga pujian itu. Membuat
bangau menjadi gembira dan merasa tersanjung sekali. Dia bahagia dan merasa
dirinya mahkluk yang paling indah dan hebat. Bangau lupa diri, dia tersenyum
dan jepitan parunya mengendur lalu terbuka. Ikan melanting dan jatuh kembali
kedalam air tebat. Dengan cepat ikan itu berenang masuk ke cela-cela kayu
penahan tebat (embarau), bersembunyi. Kayu-kayu berfungsi menahan tanah agar
tidak hanyut terbawa air.
Bangau sadar dia telah di tipu. Dia sangat marah lalu meburu ikan itu. Parunya mematuk-matuk ikan itu, sedangkan kakinya menendang-nendang ke embarau tebat. Pada cela yang sempit kaki burung bangau terjepit kuat. Sehingga dia tidak bisa menarik kakinya kembali lepas. Beberapa waktu kemudian si bangau yang suka di puji akhirnya mati lemas di tebat itu. Sedangkan si ikan gembira karena berhasil mengalahkan lawannya. Begitulah akhir dari cerita makhluk yang suka di puji-piji.
Rewrite: Tim
Apero Fublic
Editor.
Desti, S.Sos.
Tatafoto.
Dadang Saputra.
Palembang,
19 November 2021.
Sumber:
Muhammad Sikki, Dkk. Struktur Sastra
Lisan Toraja (Transkripsi dan Terjemahan). Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 1986.
Sy. Apero
Fublic
Post a Comment