Legenda Dari Toraja: Batu Tomate.
Beberapa
waktu berlalu hujan pun redah. Warga yang berteduh dari hujan kembali untuk
menguburkan si mayat. Namun aneh, saat mereka hendak mulai mengangkat dan
membawa si mayat. Ternyata mayat sudah berubah menjadi batu. Sementara istrinya
yang menunggui si mayat juga berubah menjadi batu.
Batu
ini berada di Kampung Padang, Desa Tondon, Kecamatan Sanggalangi (Administrasi
tahun 1986). Batu tersebut oleh warga kemudian diberi nama, Batu Tomate yang
berarti batu orang mati. Menurut kepercayaan masyarakat Toraja; orang yang
pergi berperang tidak boleh membelakangi atau melewati begitu saja batu tomate
itu. Barang siapa melanggar, pasti terkena peluru atau terbunuh di medan
perang.
Begitu
juga saat orang pergi untuk menyabung ayam, dipantangkan untuk tidak
membelakangi batu tomate. Usahakan untuk selalu menghadap ke arah Batu Tomate
berada.
Dari kisah inilah, menurut kepercayaan masyarakat Toraja. Terdapat ketentuan bahwa apabila saat mengantar mayat dan akan beristirahat dalam perjalanan menuju lokasi penguburan. Maka saat meletakkan mayat di atas tanah harus diberi alas dengan apa saja yang penting ada alasnya. Baik itu alas sederhana misalnya dedaunan, kayu atau benda lain yang dapat dijadikan alas.
Rewrite: Tim
Apero Fublic.
Editor.
Ahmad Reni.
Tatafoto.
Dadang Saputra.
Palembang,
17 November 2021.
Sumber:
Muhammad Sikki, Dkk. Struktur Sastra Lisan Toraja (Transkripsi dan Terjemahan).
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment