Pentingnya Komunikasi Dalam Keluarga
Indikator terjadinya
kemerosotan nilai-nilai yaitu meningkatnya angka perceraian, kekerasan pada
anak yang dilakukan oleh orang terdekat termasuk keluarga semakin meningkat
bahkan manjadi budaya yang turun temurun. Keluarga bukan lagi tempat yang baik
bagi perkembangan anak bahkan menjadi tidak aman.
Realitas tersebut
terjadi akibat kurang terjalinnya komunikasi yang baik dalam keluarga,
komunikasi yang positif merupakan komponen dalam resolusi konflik keluarga.
Bila kedekatan keluarga terjaga maka penyesuaian terhadap konflik apapun akan
selalu terselesaikan.
Keluarga harus selalu
menyadari bahwa kebutuhan hidupnya akan terpenuhi apabila terjalin komunikasi
dengan orang lain, karenanya jika berhasil dalam komunikasi efektif maka
kebutuhannya akan tercapai. Anak bercengkrama dengan bapak dan ibunya di rumah,
mereka bertukar informasi, pengalaman maupun berdiskusi bahkan berdialog yang
panjang untuk merundingkan suatu keputusan.
Perlu kiranya anda
mengetahui seberapa jauh pentingnya komunikasi dalam keluarga, yaitu komunikasi
penting untuk mempererat hubungan keluarga supaya lebih saling mengenal,
sebagai jembatan solusi terhadap permasalahan yang muncul, membangun keceriaan
dan kehangatan sehingga menambah semangat hidup, komunikasi yang baik dan
efektif akan membentuk kepribadian anak menjadi terbuka, luwes dan bersahabat. Itulah yang bisa anda rasakan bila komunikasi
terjalin dengan baik bersama keluarga jika anda mampu menciptakan komunikasi
yang hangat di rumah, diharapkan anda bisa lebih bijak untuk mulai membangun
kebersamaan dengan keluarga.
Suatu studi dalam ‘Jurnal Komunikasi’ keluarga menyatakan
pentingnya komunikasi dalam keluarga membentuk ketahanan anak menghadapi
kesulitan, orang tua yang terbuka akan aktif berdiskusi dengan anak tentang
masalah yang dihadapi namun tetap meyakinkan mereka bahwa bahwa badai pasti
akan berakhir’, dengan begitu anak akan mempelajari masalah kehidupan dan
menghadapinya dengan tabah dan selalu percaya diri serta selalu berkeyakinan
bahwa semua pasti akan berlalu.
Kita sering mendengar
atau membaca di media banyak anak remaja yang terjerumus dalam penggunaan
narkoba, sex bebas atau bahkan bunuh diri (suicide). Hal ini tentu sangat
menyedihkan dan mengapa ini bisa terjadi?. Dulu pelaku pecobaan bunuh diri
sering terjadi pada orang dewasa yang diakibatkan karena depresi karena tekanan
hidup itupun banyak terjadi di negara maju seperti jepang atau amerika, tetapi
sekarang di Indonesia mulai mengalami peningkatan bahkan angka kejadianya
meningkat pada tingkat usia remaja.
Pola dalam
berkomunikasi memang sangat dipengaruhi oleh sosial budaya, dalam suasana
perubahan masyarakat dewasa ini keluarga-keluarga dengan berbagai latar
belakang budaya sering berbenturan dengan nilai-nilai yang baru yang dibawa
oleh sistem yang baru. Problem dalam mendidik anak menjadi suatu hal yang tak
terelakan, karena dalam hal ini perlu pengetahuan dalam membangun pola
komunikasi keluarga secara efektif, sehingga mampu mengantarkan anak-anak
memiliki perkembangan emosi yang baik.
Dalam masalah ini,
keluarga selalu dihadapkan antara nilai-nilai budaya yang masih dipertahankan
dengan nilai-nilai budaya baru. Perkembangan emosi yang sering dikenal dengan
istilah kecerdasan emosional sering terabaikan oleh keluarga, sebab masih
banyak keluarga yang masih memprioritaskan kecerdasan intelektual (IQ) semata,
padahal kecerdasan emosi sangat terkait dengan kecerdasan-kecerdasan lain
seperti, sosial, moral, interpersonal dan spiritual.
Demi tercapainya perkembangan kualitas-kualitas emosi maka orang tua sebagai pelatih emosi’ perlu memanfaatkan sebaik-baiknya saat-saat berharga dalam keluarga dengan membangun pola komunikasi yang efektif dengan mengambil peran aktif serta bermakna dalam melatih anak dalam mengajarkan naik turunnya kehidupan yaitu pelibatan emosi baik yang negatif maupun emosi yang positif. Pada dasarnya kemampuan emosional sudah ada sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan, tapi seiring perkembangannya sangat tergantung dari interaksi dengan orang lain, artinya emosi merupakan proses mental yang akan berkembang tergantung dari proses belajar dengan lingkungannya.
Oleh. Fitria Rahmawati
Editor. Desti, S.Sos.
Tatafoto. Totong Mahipal.
Palembang, 19 Januari 2022.
Mahasiswi Universitas
Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Ilmu
Perpustakaan.
Sy. Apero
Fublic
Post a Comment