Kisah Mengapa Ayam Betina Tidak Berjalu dan Ikan Bersengat
“Broot. Broottttt. Ayam jago dan ayam
betina, kalian harus memberikan banyak makanan padaku. Kalau tidak kalian akan Aku patuk dan akan mati.” Kata ular
brot.
“Hai ular brot, kami tidak akan perna
memberi makan padamu, karena kau bukan majikan kami atau orang tua kami. Kau
begitu pemalas dan hidup tidak punya tujuan. Kami tidak akan takut padamu.” Kata ayam jago, lalu
dia berkokok nyaring.
“Kalau kau berani menyerang kami, maka
kita akan bermusuhan selamanya. Sebab kau selalu mengganggu kami.” Kata ayam
betina.
“Kalau begitu, Aku akan mematuk kalian
dan mengeluarkan bisaku.” Kata ular brot mengancam. Dia kemudian menyerang ayam jago dan
ayam betina. Kepala ular mematuk kesana kemari sambil melepas bisanya. Namun
tidak sekalipun mengenai ayam jago dan ayam betina. Sebab mereka punya sayap
dan dapat melompat tinggi dan jauh. Sampai akhirnya bisa ular brot habis dan
dia juga kelelahan. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh ayam betina. Dia
melompat lalu mengayunkan kakinya dan jalu ayam betina menancap di belakang
ular brot. Ayam jantan kemudian datang dan menancapkan jalu juga. Membuat ular brot kesakitan dan
terluka.
“Ahhhhhh.” Teriak ular
brot.
“Brottt. Brooot.” Suara berulang-ulang
kesakitan.
Ular brot berlari cepat meninggalkan ayam jago dan ayam betina. Tapi dikejar
terus menerus oleh keduanya. Sampai berhari-hari membuat ular brot ketakutan sekali. Dia
sekarang tahu kalau ayam sangat ganas kalau marah. Dalam
pengejaran itu, akhirnya ular brot tiba di dekat sungai kecil. Dia sekarang
terjepit.
“Mau lari kemana kau ular brot jahat.” Kata ayam jago, tnpa ampun dia menyerang dengan jalunya. Ular
brot yang terluka ketakutan, sehingga dia menjatuhkan dirinya kedalam air
sungai. Setiap kali ular brot ingin naik ke darat selalu dipatuk dan diserang
ayam jago dan ayam betina. Karena itulah, ular brot mulai terbiasa tinggal di dalam air. Lama
kelamaan ular brot memutuskan tinggal di dalam air, sampai sekarang. Ular brot
pun lama kelamaan merubah diri setengah ular setengah ikan. Makanannya pun ikan-ikan di
sungai-sungai. Kalau malam atau setelah hujan lebat. Ular brot selalu berbunyi; brot..brot..brott.
*****
Ular brot semakin banyak dari waktu ke
waktu. Dari telurnya dia beranak pinak banyak sekali. Mereka
selalu menangkap ikan-ikan di sungai untuk makanan mereka. Membuat ikan-ikan
menjadi takut dan jumlah ikan terus berkurang. Ikan-ikan tidak berdaya menghadapi
ular brot, karena mereka tidak memiliki senjata. Suatu hari seekor ikan baung
merenung di sisi tebing sungai. Dia tampak sedih dan bingun sekali.
“Wahai ikan baung, kenapa kau begitu
sedih.” Tanya ayam jago baru saja selesai minum. Dia melihat
kepala ikan baung menyembul di permukaan air. Ikan baung terkejut dan hampir saja
dia berenang jauh kedalam air sungai.
“Oh, ternyata kau ayam jago sahabatku.”
Kata ikan baung senang.
“Cobalah ceritakan apa masalahmu, baung.”
Kata ayam betina, lalu dia minum.
“Begini ceritanya sahabatku, kami bangsa ikan sedang kesusahan sekali. Sebab ada banyak ular brot yang selalu memangsa kami terutama anak-anak kami. Kami tidak berdaya sebab tidak punya senjata untuk melawan.” Kata ikan baung.
Ayam jago dan ayam betina terkejut, ternyata ular brot sekarang sudah tinggal di dalam air. Pantas tidak pernah muncul mengganggu kita lagi. Sekarang dia sudah mengganggu bangsa ikan juga. Kata ayam jago kesal juga marah.
“Bagaimana, bukankah ini sebab kita
yang mengusir ular brot itu dari daratan.” Kata ayam betina.
“Kalau mereka tidak punya senjata, baik
kau berikan saja jalumu istriku. Jaluku untuk kanda melindungi
kalian nantinya.”
Kata ayam jago.
“Baiklah suamiku, kita juga bertanggung
jawab dalam masalah ini. Jaluku juga mengganggu bertelur, kadang menusuk telur
hingga pecah dan kadang tanpa sengaja menusuk anak-anak kita.” Kata ayam betina.
“Benarkah apa yang kalian katakan.”
Tanya ikan baung.
“Benar sahabatku, ambillah jaluku ini. Sebab kalian lebih membutuhkan dariku.” Kata ayam betina. Ayam betina kemudian melepaskan jalu di kedua kakinya. Lalu diberikan pada ikan baung. Ikan baung gembira sekali, dia kemudian memasang jalu ayam betina di sisi kiri dan kanannya. Sejak saat itu ikan baung memiliki senjata. Lama kelamaan ikan-ikan lain mencontoh ikan baung, mereka menumbuhkan senjata di tubuh mereka untuk melindungi diri. Seperti ikan leleh dan ikan lainnya.
Saat ular brot melihat jalu ayam betina di pakai ikan baung. Langsung ular brot ketakutan dan berlari sembunyi di rumpun-rumpun semak-semak di dalam air.
“Brottt. Brottt. Brottt.” Bunyinya ketakuan. Itulah mengapa dinamakan ular brot oleh penduduk.
Oleh. Joni
Apero
Editor.
Rama Saputra.
Tatafoto.
Totong Mahipal.
Palembang,
13 Februari 2022.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment