Opini Budaya: Filosofi Tebing Sungai
Sobat
budaya, sebab inilah filosofi Tebing Sungai muncul. Mungkin kita pernah berada
di tebing sungai, katakanlah ketika memancing ikan. Pada kondisi duduk
memancing di sisi tebing sungai kita pastilah memperhatikan sisi tebing sungai
di seberang yang berhadapan dengan kita. Pada saat pandangan kita memandang
tebing di seberang itu. Pikiran kita mulai menerjemahkan apa yang kita lihat
dan yang kita perhatikan.
Dalam
pandangan kita, tampaklah tebing yang ada di seberang lebih strategis buat
memancing dan tempat untuk duduk bagus. Begitu juga saat melihat arus sungai
yang ada di seberang, juga tampak bagus dan cocok untuk melempar kail kita.
Kita merasa tebing diseberang lebih bagus dan lebih baik dibandingkan dengan tebing
dimana posisi kita sekarang memancing.
Karena
kurang puas dan menilai tebing lebih bagus, kita mulai mencari cara untuk
menyeberangi sungai untuk pindah lokasi memancing. Akan tetapi begitu sampai di
seberang sungai, apa yang kita dapatkan ternyata tebing sungai dimana posisi
kita tadi lebih bagus dari yang baru kita datangi. Sekarang tampak tebing
sungai seberang kita lebih bagus dari yang kita datangi ini.
Kenapa
bisa demikian? Karena pada saat itu kita telah tertipu oleh ilusi optik, apa
yang kita pandang sebenarnya hanya bias pantulan cahaya yang bermain didalam
benak kita dan mengendap menjadi harapan, di saat itulah mata kita memainkan
peranannya mengaminkan isi benak kita, menjadikan apa yang kita pandang sesuai
dengan keinginan kita padahal kenyataannya berbeda antara penglihatan dan kenyataan.
Begitulah, kita terlalu asik menerjemahkan segalanya hanya dengan indera penglihatan, tanpa kita libatkan indera yang lain dan satu lagi katalisator paripurna dalam diri kita yakni hati. Filosofi Tebing Sungai menjawab segala pertanyaan-pertanyaan di benak kita. Tanpa disadari selama ini kita telah menjadi salah satu sisi tebing sungai yang selalu memandang ke tebing sungai sisi lain, akhirnya membuat kita terperangkap dengan pemikiran dan pandangan sendiri sebagai salah satu tebing sungai tersebut. #Salam Bimakai
Post a Comment