Asal Usul Nama Pulau Lombok (NTB)
Masyarakat Lombok secara umum dikenal dengan orang Sasak. Asal usul mereka
secara ras juga berasal dari migrasi Asia Tenggara yang dikenal dengan Melayu
Tua dan Melayu Muda. Maka sering ditulis dengan istilah Melayu Sasak. Mereka
beragama Islam yang taat, juga masyarakat yang kaya dengan sastra lisan, seni,
dan budaya.
Sesunggunya,
nama pulau Lombok memiliki nama-nama yang berbeda-beda dari zaman ke zaman.
Sumber pertama yang diungkap peneliti bersumber dari lontar dan babad. Sehingga
diketahui nama Lombok pada masa sebelumnya. Dalam naskah lontar negarakertagama
atau Decawanana mendapati dua nama, Lombok Mirah untuk penyebutan Lombok bagian
Barat, dan Sasak Adi untuk penyebutan Lombok Timur.
Dalam
sastra lisan masyarakat pulau Lombok dinamakan Pulau Sasak. Penamaan sasak
dikarenakan keadaan hutan, semak-semak yang sangat lebat dan rapat bagaikan
dinding. Sehingga muncul kata penyebutan seksek yang kemudian berkembang
menjadi nama Sasak.
Dr. C.H. Goris menguraikan arti kata sasak secara etimologis. Kata sasak berawal dari dua kata dalam bahasa Sanskerta sak dan saka. Kata sak dalam bahasa sanskerta berarti pergi. Sedangkan kata saka berarti asal. Menurut Goris orang sasak adalah orang yang pergi dari pulau Jawa kemudian mendiami pulau Lombok. Dia berpegang pada silsilah para bangsawan disana yang digubah dalam bahasa Jawa Madya dan aksara jejawan (aksara sasak).
Tapi teori ini seperti kurang tepat, hanya sebatas perujukan silsilah yang
diambil dalam kesastraan. Mengingat kebiasaan masyarakat Nusantara untuk
mengangkat derajad mereka sering menghubungkan keturunan mereka pemimpin daerah
lain yang lebih kuat. Ataupun ada yang pindah kemungkin kaulah mereka saja dan
tidak meliputi semua penduduk, hal demikian biasa.
Kemudian
teori Dr. van Teeuw mengatakan kalau nama Sasak berasal dari keadaan penduduk
asli pulau Lombok yang memakai kain tembasaq
(kain putih). Dari perulangan kata tembasaq
menjadi kata sasak.
Menurut
peneliti Indonesia nama sasak dinamakan untuk pulau Lombok sebelumnya karena
adanya kerajaan pertama di sana yang bernama Kerajaan Sasak. Menurut keterangan
Pedroo Dela Faille Kerajaan Sasak berada dibagian Barat Daya pulau Lombok.
Sedangan keterangan Dr. van Teeuw Kerajaan Sasak berada di tenggara pulau
Lombok.
Selain
itu, mengetahui nama Sasak berdasarkan informasi Ditjen Kebudayaan Provinsi
Bali, menjelaskan kalau di Pujungan Tabanan Bali terdapat sebuah tongtong
perunggu yang dikeramatkan penduduk. Pada tongtong tersebut tertulis aksara
kwadrat berbunyi “sasak dana prihan, srih
javanira,” Makna tulisan tersebut untuk mengingat kemenangan atas negeri
Sasak. Kemungkinan tongtong tersebut berasal dari abad ke-12 masehi. Dari
sumber itu menjelaskan keberadaan kerajaan Sasak.
Sementara
dalam babad Sangupati, pulau Lombok bernama Pulau Meneng, berarti pulau sepi.
Kemungkinan penamaan tersebut berdasarkan keadaan penduduknya yang masih
sedikit sehingga keadaan sepi.
Pulau
Lombok sampai akhir abad ke-19 lebih terkenal dengan nama Selaparang. Nama
Selaparang adalah nama kerajaan di Lombok Timur yang terkenal. Karena pengaruh
kerajaan tersebut yang kuat membuat diluar dan di dalam pulau dinamakan orang
dengan Selaparang. Kerajaan ini berdiri sampai abad ke-14. Kerajaan Selaparang
awalnya bernama Watu Parang kemudian berkembang menjadi Selaparang. Dalam
bahasa kawi kata sela berarti batu,
dan parang berarti karang. Pada
catatan kedatangan Patih Gajah Mada dari Majapahit mencatat nama Lombok dengan Selapawis.
Kata sela berarti batu, sedangkan pawis berarti ditaklukkan.
Kemudian
nama pulau Lombok ditulis juga dalam sastra-sastra klasik, babad Lombok. Dalam
cerita dikatakan bahwa raja yang memerintah seluruh pulau Lombok, bernama
Lombok. Tinggal di sebuah teluk yang indah. Kemungkinan masa itu, pulau Lombok
bersatu dalam kepemimpinan Raja bernama Lombok tersebut. Pada masa itu, selat
Alas adalah lalu lintas yang ramai. Menjadi tempat kapal-kapal dan perahu
membongkar dan memuat barang lamu mengambil air minum. Memang di teluk tersebut
terdapat sumber mata air sampai sekarang.
Dalam
sumber VOC yang pertama kali diberitakan oleh Steven van der Hagen tahun 1603.
Bahwa dari pulau Lombok terdapat banyak beras yang murah dan hampir setiap hari
diangkut dengan sampan ke Bali. Dengan demikian, yang mempopulerkan nama Lombok
adalah dari luar daerah. Orang-orang datang dan pergi keluar menyebut beras
dari Kerajaan Lombok. Sedangkan bagi penduduk asli Pulau Lombok daerah mereka
bernama gumi sasak atau gumi selaparang.
Demikianlah
sedikit keterangan tentang asal usul nama Pulau Lombok. Ciri penamaan sebuah
tempat secara tradisional selalu berkembang secara sendiri. Dari nama tempat
kemudian berkembangkan juga menjadi nama suku atau etnis. Kalau kita melihat
demikian berarti penamaan suku yang kita kenal sekarang di seluruh Indonesia
adalah nama daerah secara tradisional.
Sebagai
contoh di Sumatera Selatan misalnya ada suku ogan, suku komering, suku musi.
Nama-nama tersebut disebut dari tempat mereka bermukim disekitar sungai-sungai
yang mereka diami. Suku bukan pembeda orang, bukan pula untuk pembeda ras-antar
satu suku dengan suku yang lainnya. Tapi suku hanyalah sebuah hasil
perkembangan budaya yang dibuat atau berkembang sendiri oleh masyarakat sebagai
identitas atau alamat tempat tinggal saja, dahulunya. Itu pun berguna saat
mereka pergi jauh dari tempat tinggal mereka. Atau orang lain menyebut tempat
tinggal mereka.
Di zaman kita sekarang sering kali kesukuan membuat perpecahan dan merasa berbeda dari suku yang lainnya. Dijadikan alat politik, alat separatis, rasa kedaerahan. Bahkan ada suku yang ingin mendominasi suku yang lainnya. Merasa bangga dengan suku-nya. Padahal nama suku hanyalah nama tempat tinggal secara tradisional, misalnya diambil dari nama sungai, nama pulau atau benda dan tetumbuhan yang ditemukan penduduk saat membuat kampung mereka pertamakalinya.
Rewrite. Tim
Apero Fublic
Editor.
Arip Muhtiar, S.Hum.
Tatafoto.
Dadang Saputra.
Palembang,
22 Mei 2022.
Sumber:
Sejarah Daerah Nusa Tenggara Barat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Jakarta: 1977/1988.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment