Masuknya Islam di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa (1500-1800)
Diantara
kerajaan tersebut yang paling menonjol adalah Kerajaan Lombok atau Selaparang.
Berpusat di Teluk Lombok yang indah dan banyak sumber air bersih. Sehingga
Lombok menjadi kerajaan yang ramai, banyak di datangi pedagang dari Palembang,
Banten, Gersik, Sulawesi.
Runtunya
Majapahit disambut bangkitnya Kesultanan Mataram. Menjelang kedatangan Islam di
Kerajaan Lombok terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Demung Brangbatuh. Dia
menuntut balas atas kematian adiknya patih Sandubaya. Raja Lombok waktu itu
melakukan bunudiri. Kedudukannya kemudian digantikan Prabu Rangkesari dan dia
dapat memadamkan pemberontakan.
Beberapa
tahun kemudian tibalah Pangeran Prapen anak Sunan Ratu Giri yang membawa Islam
dan berhasil mengislamkan Kerajaan Lombok (Selaparang). Dari Kerajaan Lombok (Selaparang)
agama Islam terus menyebar ke Kerajaan Pejanggik, Parwa, Sokong, Bayan dan
desa-desa kecil lainnya. Dalam beberapa tahun kemudian hampir seluruh Pulau
Lombok memeluk Islam, tinggal Pajarakan dan Pengantap. Sementara di Sokong
rakyatnya yang tidak mau memeluk Islam pergi lari ke hutan dan pegunungan. Dari
Lombok Raden Prapen kemudian melanjutkan dakwa ke Pulau Sumbawa. Dia berhasil
dan Sumbawa menerima Islam dengan damai. Setelah selesai menyampaikan dakwa
Pangeran Prapen kembali ke Demak.
Beberapa
waktu setelah Pangeran Prapen meninggalkan Lombok. Prabu Rangkesari memindahkan
ibukota kerajaannya atas usul Patih Banda Yuda. Sehingga letak Kota Selaparang
menjadi setrategis dan sulit di serang musuh. Sejak itu, dibawa pemerintahan
Prabu Rangkesari kerajaan Lombok atau Selaparang mencapai kejayaannya. Kerajaan
Lombok memegang hegemoni di Pulau Lombok karena menjadi pusat penyebaran agama
Islam. Hubungan Kerajaan Selaparang (Lombok) sangat erat dengan Kesultanan
Demak, dititikberatkan pada hubungan tentang agama Islam (religious).
Kerajaan
Gelgel tidak menyukai kemajuan Kerajaan Lombok atau Selaparang. Terutama
berkembangnya Islam dengan pesat dan maju. Gelgel khawatir dengan kekuatan
kerajaan Lombok dan merasa terancam. Oleh karena itu, pada tahun 1520 Kerajaan
Gelgel menyerang kerajaan Lombok (Selaparang). Tetapi serangan Gelgel tidak
berhasil.
Sepuluh
tahun kemudian pada tahun 1530, Kerajaan Gelgel ingin merusak Islam dari dalam.
Oleh karena itu, mereka mengirim seorang bernama Dankiang Nirartha yang
memasukkan paham baru berupa sinkretisme Hindu-Islam. Walau Dankiang Nirartha
tidak lama di Lombok. Tapi paham sesatnya sudah mempengaruhi beberapa orang pemimpin
umat Islam yang belum lama memeluk Islam.
Beberapa waktu kemudian Raja Kerajaan Gelgel bernama Waturenggong meninggal. Kemudian digantikan oleh rajah yang lemah bernama Raja Bekung. Begitu juga Kerajaan Selaparang atau Kerajaan Lombok menjadi lemah dan tidak dapat menyatukan kerajaan-kerajaan di Lombok. Sedangkan kerajaan-kerajaan kecil-kecil itu berkembang sangat lambat sekali. Namun, agama Islam terus tertanam di dalam jiwa orang Lombok dan orang Sumbawa.
Rewrite: Tim
Apero Fublic
Editor.
Deni Saputra
Palembang,
22 Mei 2022.
Sumber:
Sejarah Daerah Nusa Tenggara Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1977/1978.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment