Mengenal Tokoh: Haji Andi Sultan Daeng Raja
Pada
usia dua puluh tahun dia bekerja menjadi juru tulis di kantor pemerintah Onder
Afdeeling Makasar. Karirnya terus menanjak hingga di tahun 1930 dimana dia
ditunjuk menjadi jaksa pada Landraad Bulukumba. Haji Andi Sultan Daeng
Raja tidak menyukai penjajahan Belanda
atan Bangsa Indonesia. Sikap dan sifat mereka yang selalu berbuat
sewenang-wenang.
Haji
Andi Sultan Daeng pergi ke Jakarta (Batavia) dan mengikuti kongres Pemuda
Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 dan diikuti Sumpah Pemuda. Menjelang
kemerdekaan beliau mengikuti rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) sebagai wakil dari Sulawesi Selatan. Setelah itu, dia juga membawa kabar
kemerdekaan Indonesia pada rakyat di Bulukumba.
Beliau
dituduh ikut dalam berjuang untuk kemerdekaan Indonesia sehingga dia diasing ke
Manado, Sulawesi Utara sampai tahun 1950 ketika kedaulatan Indonesia diakui
oleh Pemerintah Belanda. Sebelum ditangkap dia sempat mengusulkan dibentuknya
Persatuan Pergerakan Nasional Indonesia (PPNI) sebagai wadah mengumpulkan
pemuda di Sulawesi untuk membelah Indonesia.
Para
pejuang Bulukumba kemudian membentuk laskar pemuda dengan nama Laskar Pemberontak Bulukumba
Angkatan Rakyat (PBAR). Walau di dalam penjara Daeng Raja diangkat sebagai
Bapak Agung. Semua kegiatan PBAR dipantau oleh Daeng Raja dengan perantaran
keluarganya yang datang menjenguknya. Darisanalah dia dapat memberikan perintah
pada para laskarnya.
Setelah Indonesia merdeka beliau pun bebas dari tahanan. Beliau kembali ke Bulukumba. Setelah mundur dari kedudukan sebagai Kepala Adat Gantarang, Pemerintah mengangkatnya menjadi bupati Bantaeng pada tahun 1951. Pata tahun 1956 beliau diangkat menjadi Residen diperbantukan pada Gubernur Sulawesi Selatan atas Keputusan Presiden. Setahun kemudian beliau pun diangkat menjadi Angota Konstituante. Beliau sakit dan dibawa ke rumah sakit Pelamonia Makasar dan disana beliau wafat pada 17 Mei 1963. Atas jasa-jasa beliau Pemerintah Republik Indonesia memberinya gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2006. Berdasaran Keputusan Presiden No. 85/TK/2006/3 November 2006.
Rewrite. Tim
Apero Fublic
Editor.
Joni Apero
Palembang,
27 Mei 2022.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment