Nama-Nama Pejabat Menteri dan Gubernur Dalam Kabinet Pertama Indonesia (29 Agustus 1945)
Foto Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohamad Hatta beserta para pemimpin lainnya sedang berjalan memasuki tempat sidang. Hasil sidang terbentuknya kabinet pertama Indonesia berbentuk Kabinet Presidensil. Sidang dipimpin langsung oleh presiden di Jakarta pada 19 Agustus 1945, tepatnya sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan.
Kita sebagai pewaris dan penikmat alam kemerdekaan tentulah harus
bersyukur atas rahmat Allah telah mengkaruniakan kemerdekaan. Kabinet pertama
disusun dan disepakati kurang dari dua minggu setelah proklamasi kemerdekaan.
Semua diangkat oleh Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohamad Hatta.
1.
R. A.A. Wiranatakusumah sebagai Menteri Dalam Negeri.
2.
Akhmad Subarjo sebagai Menteri Luar Negeri.
3.
Profesor Supomo sebagai Menteri Kehakiman.
4.
R.P. Surakhman sebagai Menteri Kemakmuran atau dikenal zaman kita sekarang
Menteri Kordinator Kesejahteraan Rakyat (MENKOKESRA).
5.
Samsi sebagai menteri Menteri Keuangan.
6.
R. Buntaran sebagai Menteri Kesehatan.
7.
Ki Hajar Dewantara sebagai Menteri Pengajaran kalau kita sekarang Menteri
Pendidikan.
8.
Iwa Kusumasumantri sebagai Menteri Pengajaran. Dalam buku referensi tidak dapat dipahami mengapa ada dua menteri
yang sama.
9.
Mr. Amir Syarifuddin sebagai Menteri Penerangan dapat kita samakan dengan
kementrian Komunikasi dan Informasi di zaman sekarang.
10.
R. Abikusno Cokrosujoso sebagai Menteri Perhubungan.
11. R. Otto Iskandardinata sebagai
Menteri Negara.
12. Dr. Mohammad Amir sebagai Menteri
Negara.
13. Mr. Maramis sebagai Menteri
Negara.
14. Mr. Sartono sebagai Menteri
Negara.
15. Wahid Hasyim sebagai Menteri
Negara.
16. Gatot sebagai Jaksa Agung.
17. A.G. Pringgodigdo sebagai
Sekretaris Negara.
18. Sukarjo Wiryopranoto sebagai Pembicara.
Kalau di zaman kita mungkin sama dengan Juru Bicara Presiden.
19. Kusumaatmaja sebagai Ketua Mahkama
Agung.
20. Sukamto sebagai Kepala Polisi.
Kalau di zaman sekarang sama dengan KAPOLRI.
Setelah nama-nama tersebut disusun.
Setelah diamati masih ada kekurangan bagian dari Pemerintahan Pusat. Dimana
tidak ada kementrian yang mengkomandoi tentang keamanan secara menyeluruh. Maka
menyusul setelah semua itu diangkatlah menteri keamanan.
21. Sulyohadikusumo sebagai Menteri
Keamanan. Kalau sekarang kita kenal dengan nama Menteri Pertahanan dan Keamanan
(MENHANKAM). Lalu diangkat juga Mayor Urip Sumohardjo sebagai Kepala Stap Umum.
Untuk pejabat Menteri Negara
kemungkinan waktu penyusunan kabinet masih belum maksimal. Sehingga dibuat
sebagai Menteri Negara terlebih dahulu. Di saat keadaan telah baik mereka akan
ditugaskan pada bidang yang berbeda. Mereka juga dijadikan sebagai
menteri-menteri cadangan dalam kabinet. Dalam keadaan yang ingin serba cepat
dan sulit tentu akan sulit menyusun secara maksimal.
Selain membentuk kabinet dan
mengangkat menteri, Pemerintah Pertama juga mengangkat dan menetapkan pejabat
Gubernur untuk meneruskan pemerintahan di tingkat daerah di seluruh Indonesia.
Nantinya para gubernur akan membentuk pemerintahan di daerah dan meneruskan
proklamsi kemerdekaan. Karena zaman tersebut belum ada sistem teknologi
komunikasi dan informasi sehingga penyampaian berita harus secara langsung.
Hanya radio yang ada, itupun terbatas hanya di perkotaan saja. Saangat sedikit
desa-desa dan pedalaman yang memiliki radio.
1. Suwiryo diangkat sebagai Walikota
kota Jakarta.
2. Teuku T.M. Hasan sebagai Gubernur
Sumatera.
3. Sutarjo Kartahadikusumo sebagai
Gubernur Jawa Barat.
4. Suroso sebagai Gubernur Jawa
Tengah.
5. Suryo sebagai Gubernur Jawa Timur.
6. Pangeran Muhamad Noor sebagai
Gubernur Kalimantan.
7. Dr. Samratulangi sebagai Gubernur
Sulawesi.
8. I Gusti Ktut Puja sebagai Gubernur
Nusa Tenggara.
9. J. Latuharhary sebagai Gubernur
Maluku.
Begitulah susunan Kabinet Pertama sekali Negara Indonesia yang disusun sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan dan nama-nama Gubernur yang pertama kali diangkat di Indonesia. Masa itu, pembagian provinsi belum berjalan. Para gubernur menjabat untuk mewakili daerah-daerah terlebih dahulu.
Baru kemudian akan diadakan penyusunan dan penyelidikan untuk membentuk provinsi-provinsi baru. Seiring berjalan setelah melalui perjuangan yang panjang dan menumpahkan air mata dan darah. Negara kita merdeka penuh pada tahun 1949 setelah Kolonial Belanda menyerah dan pergi dari Indonesia.
Rewrite:
Tim Apero Fublic.
Editor. Melly.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 20 Mei 2022.
Sumber: Wisnu Subagyo. Dr. Mohamad
Amir: Karya dan Pengabdiannya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta,
1986. Dikutip dari naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 Jilid I halaman
399.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment