SEJARAH DAERAH: Mengenang Perlawanan Rakyat Desa Sesela
Sebab
pemberontakan, pertama karena keberatan masyarakat Desa Sesela untuk membayar
pajak yang dirasakan mereka sangat berat dan tidak adil. Kedua cara pendekatan
pemerintah atau mungkin agen pajak yang tidak sopan atau mungkin juga memaksa.
Masyarakat pun menjadi tersinggung sebab mereka adalah orang-orang merdeka
bukan budak.
Oleh
karena itulah masyarakat Desa Sesela menolak semua bentuk pajak yang
memberatkan mereka. Karena mereka tidak mau membayar pajak maka petugas pajak
mendatangi mereka. Dengan dikawal beberapa orang polisi Kontrolir Pajak dan
seorang Kontrolir Agraria berangkat menuju Desa Sesela.
Mengetahui
hal tersebut masyarakat Desa Sesela dibawa pimpinan Amaq Nurisah yang tidak mau
membayar pajak memberatkan, melakukan perlawanan. Tim Kontrolir BB dan
Kontrolir Agraria bersama para pengawal diserang oleh masyarakat. Kontrolir BB
tewas dan kontrolir Agraria luka-luka.
Kemudian
bantuan tentara Belanda dari Mataram didatangkan. Amaq Nurisah akhirnya gugur
dalam perlawanan mereka menentang ketidakadilan tersebut. Setelah itu, tentu
saja perlawanan rakyat dapat dihancurkan. Rakayat biasa dengan senjata
seadanya tidak dapat melawan tentara bersenjata lengkap dan terlatih. Bagi
mereka rakyat Desa Sesela yang gugur adalah mati syahid. Bagi kita bangsa Indonesia
mereka adalah pahlawan.
Apa
pelajaran dalam peristiwa tersebut. Dalam kebijakan-kebijakan pemerintah
terkhusus pada sektor pajak agar berhati-hati dalam menerapkan pajak pada
masyarakat. Jangan sampai pemerintah kehilangan kendali dalam menerapkan
pajak-pajak yang memberatkan masyarakat. Dimana pun dalam sebuah pemerintahan
selalu masalah pajak selalu memicu perlawanan. Kemiskinan yang mengikuti juga
menyebabkan rusaknya kedamaian dan munculnya banyak kejahatan.
Selain
itu, petugas-petugas pajak juga haruslah memiliki cara-cara yang manusiawi
dalam mengenalkan pajak. Hindari petugas pajak yang korup dan serakah agar
tidak merusak citra pemerintah di mata rakyat. Pajak juga sangat penting untuk
kelangsungan jalannya pemerintahan. Dimana masyarakat juga harus menyadari dan
jujur dalam menyikapinya.
Bagi masyarakat kecil mereka tidak memiliki ambisi-ambisi besar. Tidak menginginkan hal-hal besar dalam tujuan politik dan program pemerintah. Rakyat kecil hanya memikirkan bagaimana mereka makan dan hidup damai. Dari peristiwa itu, kita dapat melihat betapa miskinnya Pemerintahan Kolonial Belanda dahulu sebab memaksa petani miskin di desa untuk membayar pajak.
Disusun: Tim
Apero Fublic
Editor.
Joni Apero
Palembang,
17 Mei 2022.
Sumber:
Sejarah Daerah Nusa Tenggara Barat, Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1977/1978.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment