Mengenal Penyakit Sosial: Matariam
Penyakit
sosial matariam bercirikan orang yang menaikkan kelas dirinya dengan mengukur
makanan atau apa yang dia makan. Biasanya dia menilai suatu makanan baik dan
bagus hanya dari kemasan dan produksi pabrik. Kemudian kalau makan di tempat
umum dan banyak dilihat orang. Dia makan tidak bersih dan menyisahkan sedikit
makanannya. Agar dinilai orang dia bukan orang rakus dan dianggap kalau makan
hal demikian sudah biasa baginya justru dia sudah tidak suka lagi.
Orang-orang
yang mengidap penyakit sosial matariam ini bukan orang berprestasi. Biasanya dia
orang miskin yang secara kebetulan kehidupannya sedikit berubah. Orang di desa
yang pindah ke kota, atau orang kota sok kekotaan. Dimana dia membedakan
makanan-makanan orang kota dan orang desa. Padahal makanan dimanapun tempatnya
sama, yaitu untuk memenuhi asupan kalori dan vitamin untuk tubuh.
Tidak ada makanan kuno atau makanan modern. Yang ada hanyalah kemasan dan pengolahan yang baru. Beras dan gandum sudah dikonsumsi sejak prasejarah. Jenis umbi-umbian juga sudah dibudidaya sejak masa lampau. Misalnya kentang yang diolah menjadi keripik. Zaman dahulu sudah ada keripik kentang, hanya saja belum ada kemasan dari pabrik seperti sekarang.
Mi instan juga demikian bentuk olahan gandum dan bumbu-bumbu. Bumbu-bumbu juga diolah dari cabai, kecap, garam yang juga olahan bahan makanan sejak lama. Maka, penilaian makanan itu, terletak pada manfaatnya bagi tubuh, dan efeknya bagi tubuh. Untuk apa makanan terlihat enak, tapi tidak memberikan manfaat baik untuk tubuh dan memberikan efek buruk bagi tubuh, misalnya obesitas, kanker dan sakit maq. (Red).
Oleh. Joni
Apeo.
Editor.
Rama Saputra.
Palembang,
14 Juni 2022.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment