PENERJEMAHAN DAN PEMBANGUNAN BANGSA
Buku-buku
ilmiah karangan Ibnu Sina, antara lain Al
Qanun dan Kitab As-shifa, yang
merupakan buku-buku ilmiah karangan
sarjana Islam, diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Latin dan bahasa
Inggris. Kedua buku itu merupakan rujukan utama dan terdepan pada awal
perkembangan ilmu kedokteran dunia. Buku-buku iptek modern berbahasa Inggris
diterjemahkan ke berbagai bahasa dunia, termasuk bahasa Jepang dan bahasa
Indonesia.
Buku Bhagavad Gita pertama kali diterjemahkan
dari bahasa Sansekerta ke dalam bahasa Inggris oleh Charles Wilkins di tahun
1785. Novel One Day in the Life of Ivan
Denisovich karangan Alexander Solzhenitsyn diterjemahkan dari bahasa Rusia
ke dalam bahasa Inggris oleh Bela Von Block dan diterbitkan di tahun 1963.
Pemerintah
India mendirikan National Translation Mission, yang bertugas mengidentifikasi
penerjemah handal dan buku-buku yang harus diterjemahkan, mempelajari hak cipta,
serta menyediakan dana sebesar 739,7 juta rupee. Sinha berargumentasi bahwa
proyek seperti ini sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi, penciptaan
lapangan kerja dan peningkatan kemakmuran. Dalam skala internasional, kegiatan
ini menciptakan kesalingpahaman, perdagangan internasional, dan perdamaian yang
lebih baik.
Budaya lokal
juga diperkenalkan melalui karya terjemahan. Serat Centhini diterjemahkan dari
bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia. Richard McGinn,
seorang ahlibahasa dari Ohio University dan peneliti jangka panjang bahasa
Rejang (Bengkulu/ Sumatera Selatan) menerjemahkan konsep-konsep lokal,
pribahasa, cerita rakyat penutur bahasa Rejang ke dalam bahasa Inggris.
Konsep lokal,
misalnya perbedaan, ora ngerti dan ora ru dalam bahasa Jawa dapat
dijelaskan oleh penuturnya secara gambling karena mereka mengetahui
makna utuh menurut perspektif emik seperti dijelaskan oleh antropolog. Ora ngerti artinya tidak mengetahui
berdasarkan informasi yang telah dimiliki dalam benak. Ora ru artinya tidak mengetahui karena belum mendapat informasi
dari pandangan mata.
Di sini
terlihat secara gamblang sudut pandang penutur asli. Dalam memahami bahasa,
budaya, sastra, dan pemikiran jenius lokal diperlukan perspektif emik. Orang
Jawa menikmati pertunjukan wayang semalam suntuk. Kelompok masyarakat lain
belum tentu bisa menikmati pertunjukan wayang seperti mereka.
Kemal
Attaturk, pemimpin kemerdekaan Turki, menghendaki adanya reformasi bahasa;
bahasa Turki harus berperan menjadi satu unsur landasan pembangunan bangsa.
Abrahamian meyakini bahasa ibu sebagai simbol identitas bangsa bagi mereka yang
mengenal bahasa asing. Kita menghargai bahasa sendiri setelah mengenal bahasa
lain. Bahasa daerah dan bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri unik tersendiri: lae
(Batak), dorang (Ambon), sapaan untuk orang kedua (bahasa Indonesia) membawa
muatan budaya.
Bahasa
merupakan kendaraan sastra; penerjemahan merupakan sarana modifikasi
gagasan-gagasan yang terungkap dari unsur-unsur berbeda. Warga dunia
menggunakan bahasa untuk saling memahami meskipun mereka dari dunia dan budaya
berbeda. Novel karya Gabriel Garcia Marquez berjudul Chronicle of Death Foretold
diterjemahkan dari bahasa Sepanyol ke dalam bahasa Inggris.
Warga dunia
yang mengerti bahasa Inggris dapat menikmati karya terjemahan tersebut. Jika
ada terjemahan dalam bahasa Indonesia, maka orang Indonesia pun dapat
menikmatinya juga. Di sinilah nampak peran penting penerjemahan yang dapat
menjembatani warga dunia untuk bisa menikmati karya sastra. Penerjemahan juga
menjembatani komunikasi gagasan warga dunia yang pada dasarnya menginginkan
kebahagiaan dan perdamaian.
Departemen
Luar Negeri Republik Indonesia menyediakan dokumen resmi terjemahan baik dari
Inggris ke bahasa Indonesia, misalnya, Piagam Kerjasama ASEAN, atau dari bahasa
Indonesia ke bahasa Inggris, misalnya, sejarah dan konsep Pancasila. Karya
terjemahan seperti ini tidak lain merupakan usaha peningkatan pemahaman antar
warga dunia yang menggunakan bahasa yang berbeda. Di PBB, utusan negara mana
pun harus memahami bahasa resmi PBB.
Kalau pun
mereka menggunakan bahasa Inggris, misalnya,
sebagai salah satu bahasa resmi PBB, masing-masing duta dan stafnya yang
berasal dari negara bukan berbahasa Inggris membawa nilai, norma, pandangan,
ikatan budaya asal. Kemampuan pemahaman lintas budaya mereka perlukan ketika
berkomunikasi dengan utusan negara lain. Penerjemahan juga diperlukan ketika mereka ingin memahami
berbagai isu penting. Pada akhirnya, kebijakan yang sampai kepada pemerintah
masing-masing mempengaruhi kemajuan dan pembangungan negara masing-masing.
Di Indonesia,
pemasyarakatan sastra dilakukan dengan tetap memperhatikan dan memanfaatkan
kekayaan sastra nusantara, antara lain, mengacu pada nilai-nilai budaya
masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, pemasyarakatan sastra hendaknya
mempertimbangkan hal berikut:
1.Untuk
meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap karya sastra Indonesia, penerbitan
karya sastra Indonesia perlu digalakkan.
2.Penerjemahan
karya sastra ke dalam bahasa-bahasa internasional perlu digalakkan.
3.Mendorong
keikutsertaan sastrawan Indonesia dalam pertemuan-pertemuan sastra
internasional.
4. Memberdayakan
tiga komponnen kehidupan sastra, yaitu sastrawan, karya sastra, dan masyarakat.
Usaha
membangun nasion secara terus menerus bisa kita telusuri dari karya-karya
pengarang Indonesia asal Sumatera, Muhammad Yamin. Muncul sebagai ketua Jong
Sumatranen Bond di tahun 1926, konsep “tanah air” bagi Yamin bergeser dari
Sumatra menjadi Indonesia.
Pada tahun 1928 Yamin merupakan salah satu penggerak Sumpah Pemuda. Karya-karyanya kemudian mencerminkan semangat yang berkobar-kobar untuk membangun kesatuan, … menggali nilai historis Indonesia, ... untuk membangun dan mengimajinasikan Negara-bangsa yang tidak serta merta ada begitu saja. Perumusan semboyan Bhinneka Tunggal Ika oleh Muhammad Yamin menyatukan beribu-ribu pulau di khatuliswa menjadi Indonesia yang memiliki beragam bahasa dan budaya.
Oleh. Abdur Rahman Yasir
Editor. Rama
Saputra
Palembang, 30
Juni 2022.
Mahasiswa
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Fakultas Adab dan Humaniora,
Jurusan Ilmu Perpustakaan.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment