Pendidikan Berbudaya Pada Masyarakat
Pemerintah
dan masyarakat akan sangat rugi apabila timbul kerusakan budaya asli. Dimana
nilai-nilai kehidupan sosial sangat diperlukan untuk kesejahteraan masyarakat
itu sendiri. Kita salah kalau menilai kesejahteraan itu dari materi. Betapa
banyak orang yang berlimpah materi namun justru kehidupannya rusak dan tidak
beretika.
Gambaran
kesejahteraan dimana masyarakat dapat hidup harmonis, saling menghormati dan
menghargai, memiliki filosofi kehidupan yang baik. Kalau kita melihat kehidupan
petani yang sederhana namun sejahtera. Hal demikian disebabkan jalan pikiran
dan lingkungannya yang baik. Kalau lingkungan sosial dirusak oleh
pengaruh-pengaruh buruk, maka kesejahteraan akan hilang.
Dalam
Seni
Pendidikan
dalam seni sangat diperlukan pada masyarakat kita. Mengingat derasnya arus
pengaruh budaya-budaya yang tidak sesuai budaya Indonesia. Dimana norma-norma
susilah yang telah diabaikan. Misalnya seorang biduan yang berbusana mini, lalu
bergoyang di hadapan orang-orang tua, dihadapan anak-anak secara langsung tanpa
rasa malu. Pada masyarakat kita berpendapat kalau seorang biduan memang harus
demikian. Harus fullgar, agresif, agar dianggap lincah sekaligus mendapat
predikat pengakuan sebagai, biduan.
Seharusnya
masyarakat menyadari kalau kita orang Timur. Dimana budaya Timur selalu
berlandaskan etika kesopanan dan wanita yang terhormat. Misalnya seni-musik
kita yang selalu berlandaskan moral-moral kesopanan. Sebagaimana kesastraan
lama kita yang selalu berfungsi sebagai nasihat, hiburan dan pendidikan. Begitu
juga hendaknya hal-hal yang kita lakukan sekarang, saat berkreatifitas dalam
bidang seni dan budaya. Haruslah memiliki fungsi-fungsi pendidikan. Bukan hanya
berfungsi sebagai hiburan saja.
Nah,
ketika seorang wanita yang ingin berprofesi sebagai biduan atau pelaku seni
bidang tarik suara lainnya. Tidak perlu berpakaian norak dan mini. Karena dalan
dunia seni tarik suara yang menjadi aset adalah suara (Vokal). Maka yang
dipantaskan dan dilebihkan yaitu, suara. Hal demikian perlu kita berikan sebuah
pendidikan pada masyarakat kita. Bukan hanya seni, tapi semua pada bidangnya.
Dalam
Budaya
Dalam
budaya kita sangat terpukul dengan keadaan masyarakat penerus kita. Dalam etika
seorang anak terhadap orang-orang tua. Cara berbusana sampai tata cara
berkreatifitas diri. Ada yang ke barat-baratan, ada yang ke korea-koreaan dan
sebagainya.
Kemudian
dalam hal berpakaian dimana anggapan masyarakat kalau pakaian tertutup dianggap
pakaian orang lama, pakaian kuno, atau pakaian tradisonal. Timbulah paham kalau
pakaian yang ketat dan terbuka adalah pakaian kekinian. Maka, pendidikan bidang
budaya-busana merujuk pada nilai moral kita sebagai orang Timur-Indonesia.
Pakaian bukan hanya busana untuk dilihat, tapi sarana menutupi aurat.
Melindungi tubuh dari kejahatan seks, kotoran, sinar matahari, dan mencegah
pikiran buruk laki-laki.
Budaya
kebersamaan juga perlu di tingkatkan. Dimana sekarang kita telah tumbuh menjadi
masyarakat yang homogen. Banyak kelompok masyarakat terbentuk dan tersebar.
Budaya musyawarah dan saling pengertian dikembangkan agar mengecilkan potensi
konflik masyarakat. Hal demikian kita petik dari leluhur kita yang suka makan
siri-pinang saat bermusyawara.
Dalam
berbagai budaya dan sosial masyarakat perlu diadakan pendidikan. Pendidikan
kebersihan, pendidikan hukum agar mereka tidak dibodohi tetantang hukum.
Pendidikan berkendaraan, tentang pajak, dan penerimaan informasi. Apa pun
jenisnya, masyarakat memerlukan pendidikan kebudayaan agar mereka dapat
berjalan dengan baik. Pendidikan ibarat lampu dalam kegelapan.
Asimilasi
dan Penyesuaian
Asimilasi
dan Penyesuaian adalah bentuk usaha pendidikan kebudayaan dan pendidikan
apapun, sehingga dapat mengarahkan masyarakat berseni dan berbudaya yang baik.
Sebagai contoh misalnya musik rok yang dikenal dengan pakaian ekstrim, gaya
rambut yang aneh, dan badan penuh tato, bertindik. Tentu saja dalam hal musik
rok yang dikenal menurut budaya Barat. Tapi kita dapat memberikan penyesuaian
dengan budaya kita. Musik dan lirik tetap sama, tapi berpenamfilan pantas bagi
personilnya bukan kesalahan. Sedangkan lagunya juga lagu yang baik. Asimilasi
dan penyesuaian inilah yang perlu di perkenalkan pada masyarakat. Jangan hanya
meniru dan menerima mentah-mentah saja apa yang dilihat dan di dengar. Jangan
beranggapan kalau tidak demikian, bukan musik rok.
Selain
itu, penggalian nilai-nilai budaya masyarakat perlu dilakukan. Lalu disesuaikan
dengan zaman sekarang. Perlu kita memulai semua itu, sebelum kita kehilangan
jati diri bangsa kita. Pendidikan tersebut bukan hanya dari pendidikan formal.
Tapi dapat melalui kesastraan, seperti film, dongeng, teater, media sosial dan
lainnya.
Oleh
karena itu, perlu adanya wadah pelatihan seni-budaya, misalnya sanggar seni
masyarakat, dan penyebaran ilmu-ilmu budaya secara luas. Informasi-informasi
seni-budaya asli, cara-cara berbudaya yang baik, dan ilmu seni-budaya. Tentu
juga hal-hal demikian perlu didukung dengan publikasi, penelitian, pelatihan
dalam seni budaya. Yang perlu diwaspadai seni-budaya yang memberikan dampak
buruk pada kehidupan sosial-masyarakat kita dalam jangka panjang.
Opini ini sedikit gambaran bagaimana kita merumuskan penataan sosial bangsa kita. Tentu masih banyak kekurangan dalam penyempaian. Namun dalam intinya, pendidikan seni-budaya pada masyarakat itu diperlukan. Baik itu dari penggalian budaya asli, penerimaan budaya asing. Sebaiknya diolah dan sesuaikan dengan jiwa bangsa kita.
Disusun: Tim
Apero Fublic
Palembang,
10 Juli 2022.
Editor. Arip Muhtiar, S.Hum
Tatafoto. Dadang Saputra
Sy. Apero Fublic
Post a Comment