SASTRA KLASIK: Mengenal Syair Kumbayat
Pada
suatu hari Zainal Abidin bermimpi jatuh cinta kepada seorang putri. Kemudian
dia pergi mengembara bersama keempat orang sahabat-sahabatnya tersebut, untuk
mencari seorang putri yang dia impikan itu. Setelah ditemukan ternyata putri
tersebut anak seorang pendeta. Putri itu, bernama Zubaidah dan saudaranya
bernama Muhammad Tahir. Selanjutnya, Zubaidah dan Zainal Abidin menikah.
Pada
suatu ketika di negeri Cina terjadi peperangan. Dalam peperangan tersebut Zainal
Abidin dan keempat temannya tertangkap dan dipenjarakan. Karena pertolongan
Zubaidah yang memiliki ilmu kesaktian, Zainal Abidin dapat dibebaskan dari
penjara. Peperangan terus berlanjut kemudian, banyak putri-putri Cina yang
tertangkap oleh pasukan Zainal Abidin.
Kemudian
Zainal Abidin menikah dengan seorang putri Cina bernama Kilan Syah. Kilan Syah
mempunyai seorang kakak yang bernama Kilan Suara. Selain itu, Zainal Abidin kemudian
menikahi seorang putri bernama Ruki. Putri Ruki adalah teman Zubaidah dan
selalu membatu Zubaidah.
Setelah
perang, Zainal Abidin, teman-temannya kembali pulang ke Negeri Kumbayat.
Kemudian Zainal Abidin diangkat menjadi raja di Negeri Kumbayat. Permaisuri
Zainal Abidin bernama Lailah Bangsawan. Putri Zubaidah mendapat kehormatan yang
tinggi karena dia telah banyak membantu Zainal Abidin. Dalam kepemimpinan
Zainal Abidin, Negeri Kumbayat berkembang dan maju dengan pesat.Berikut
cuplikan dari Syair Kumbayat.
1.Syair
Kumbayat
Alhamdulillah
maka tersebut.
Membaca
dengan lidah yang lembut.
Janganlah
diberi nafas berebut.
Kalimatnya
lepas mengenanya luput.
Inilah
puji yang amat nyata.
Memuja
Allah Tuhan semesta.
Handai
tolan yakin sekalian kita.
Supa
kita jangan mendapat lata.
Inilah
kisah suatu cerita.
Cerita
Raja Kumbayat Negara.
Kerajaan
besar tiada terkira.
Banyaklah
raja-raja tidak setara.
Inilah
gunanya ceritanya.
Seorang
raja yang sangat besar.
Sultan
Darmana Kumbayat namanya.
Memerintah
negeri sangat adil.
Adil
dan murah amat kepalang.
Lengkaplah
dengan menteri hulubalang.
Takluknya
banyak tidak terbilang.
Menghantar
upeti tiada berselang.
Adil
pandai pendekar Johan Pahlawan.
Gagah
berani tiada berlawan.
Seorang
muridnya sangat bangsawan.
Memerintah
di bawah baginda nan tuan.
2.Negerinya
besar jalannya tentu.
Dagang
seraya buru pun di situ.
Ramainya
bukan lagi suatu.
Indah
makmur negerinya itu.
Beberapa
pula saudagar yang kaya.
Berniaga
di dalam negeri dia.
Pasarnya
dihiasi dengan yang mulia.
Tempatnya
orang bersuka ria.
……………………………………………………………..
153.
Raja Muwayat buta dan tuli.
Patut
diikat dengan tali.
Datangku
ini hendak menyerang.
Mari
engkau kulawan berperang.
Rakyatku
banyak beribu orang.
Beberapa
pahlawan pendekar yang garang.
Setelah
didengar lascar segala.
Maranya
seperti api menyala-nyala.
Mudah
ketiga sama setala.
Menggertakkan
kudanya sama terhela.
Seraya
bertempik nyaring suara.
Sambil
memusing-musingkan cakra.
………..
celaka kafir angkara.
Keluarlah
engkau bersegera.
Amuklah
pahlawan di negeri Kumbayat.
Beranimu
itu hendak ku lihat.
Marilah
sini segera laknat.
Kafir
murtad tidak ………..
Setelah
di dengar hulubalang ………….
Pahlawan
bertempik menderu bahana.
Ia
pun marah terlalu hina.
Memacu
kudanya ke Padang Sujana.
Serta
memalu tambur yang besar.
Menggerakkan
segala rakyat lascar.
Sekaliannya
marah pahlawan pendekar.
Musuh
mengamuk terlalu gempar.
Kedua
pihak lascar pun marah.
Bertikamkan
tombak berlontarkan cakra.
Tempik
dan sorak tiada terkira.
Sepertikan
sampai ke atas udara.
Gemercinglah
bunyi alat senjata.
Di
tengah padang gegap gempita.
Hari
yang terang gelap gulita.
Suatu
pun tidak kedengaran nyata.
Berperanglah
kafir Dengan Islam.
Matahari
yang bersih menjadi kelam.
Seperti
gempa bumi dan alam.
Rasanya
dunia sepertikan tenggelam.
Buku
syair Kumbayat setebal 207 halaman. Naskah aslinya dialihaksarakan oleh Drs.
Muahammad Jaruki dan Drs. Mardiyanto kemudian disunting oleh Drs. Sriyanto.
Sebagaimana sastra klasik lainnya, syair Kumbayat digubah seperti puisi.
Terdiri dari bait-bait yang setiap bait terdapat empat baris kalimat. Ssusunan
bait terdiri dari enam sampai sepuluh bait.
Syair Kumbata terdiri dari 153 susunan bait dan beraksara Arab. Kemungkinan aksara jawi atau aksara Arab Melayu. Buku Syair Kumbayat I diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1996. Naskah asli dapat dijumpai di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Jakarta.
Disusun. Tim
Apero Fublic
Editor.
Joni Apero
Tatafoto.
Dadang Saputra.
Palembang,
20 Juli 2022.
Sumber:
Muhammad Jaruki dan Mardiyanto. Syair Kumbayat I. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1996.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment