Mengenal Irhasat: Pengakuan Keislaman Sebelum Kedatangan Nabi Muhammad SAW
Mereka meramalkan kedatangan Rasulullah dan mengungkapkan
ramalan dengan puisi lalu mempercayakan pada generasi berikutnya. Banyak
kejadian tersebut, yang diterima dan disampaikan oleh para ahli sejarah dan
penulis biografi Nabi.
Salah
satu pemimpin Yaman yang dikenal dengan nama Tuba menemukan gambaran Rasulullah
di dalam kitab-kitab sebelumnya, lalu dia beriman kepadanya yang dia nyatakan
di dalam syairnya, berikut ini.
“Aku
bersaksi kepasa Ahmad bahwa ia adalah utusan tuhan, pencipta manusia.”
“Seandainya
Aku hidup cukup lama sehingga bertemu dengannya, Aku akan menjadi menterinya,
dan seperti sepupu baginya.”
Kemudian
seorang bernama Saida yang merupakan ahli pidato yang paling ternama dan
menonjol diantara orang-orang Arab. Dia adalah monoteis yang berwawasan luas.
Sebelum Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi, dia mengumumkan kerasulan Muhammad
dengan syair-syairnya. Berikut cuplikan syairnya.
“Dia
anatar kita (Allah), mengirimkan Ahmad sebagai Nabi SAW yang terbaik dari yang
pernah diangkat.”
Selanjutnya,
diantara salah satu nenek moyang Rasulullah, bernama Ka’ab bin Lu’ay
mengumumkan kenabian Muhammad SAW, dengan jalan ilham sebagai berikut.
“Di
masa-masa ketidakpedulian, Muhammad tiba-tiba akan muncul; dia akan
mengngabarkan berita-berita yang semuanya benar.”
Irhasat
selanjutnya dari Sayf bin Dhiyazan juga salah satu pemimpin Yaman, melihat
gambaran Rasulullah dalam kitab-kitab terdahulu, beriman kepada Nabi Muhammad
SAW, dan sangat mencintainya. Ketika Abdul Muttalib, kakek Rasulullah tiba di
Yaman dengan kafilah dagang dari Quraysh.
Melihat
itu, Sayf bin Dhiyazan menyapa kakaek Rasulullah dan berkata: “Seorang anak
akan lahir di Hijaz, dengan tanda diantara kedua bahunya yang menyerupai
stempel. Dia akan menjadi pemimpin umat manusia. Lalu dengan secara rahasia dia
memberi tahu Abdul Muttalib “Anda adalah Kakeknya.” Dengan demikian dia
meramalkan kenabian Rasulullah dengan cara yang luar biasa.
Kisah
sesaat setelah Rasulullah menerima wahyu pertama. Istri Rasulullah Khadijah
menceritakan kejadian tersebut pada Warqah bin Nawfal. Lalu salah satu sepupu
dari pihak ayahnya yang kemudian memberi tahu Khadijah agar membawa Rasulullah
menemui Waraqa. Setibanya, kemudian
Rasulullah memberitahu tentang peristiwa penerimaan wahyu tersebut. Waraqa
kemudian menjelaskan ‘kabar gembira bagimu, hai Muhammad. Aku bersaksi bahwa
kau adalah Nabi yang ditunggu-tunggu, dan Yesus telah mengabarkan berita
gembira tentangmu.
Seorang
penganut ilmu ghaib bernama Askalan al-Himyeri. Apabila berpapasan dengan
orang-orang Quraisy dia selalu bertanya pada mereka. ‘Apa ada diantara kalian
yang menyatakan kenabian?. Semua orang-orang Quraisy menjawab tidak. Hal demikian
terus berlalu, sampai pada akhirnya pertanyaan dijawab orang Quraisy dengan,
Ya. ‘Ada seseorang yang menyatakan kenabiannya. Askalan membalas: Dialah yang
telah lama ditunggu-tunggu oleh dunia.
Ibnu
al-A’la salah satu ulama Kristen yang terkenal, meramalkan Kenabian Rasulullah
SAW sebelum adanya pernyataan kenabian Rasulullah SAW, tanpa bertemu dengan
Nabi Muhammad SAW. Baru beberapa waktu kemudian tersiar kabar kenabian Rasulullah
SAW. Dia datang menemui Nabi dan menyatakan: ‘Demi dia yang mengirimmu
kebenaran, Aku telah menemukan gambaranmu di dalam Injil, dan Perawan Maria
mengabarkan berita gembira tentangmu.
Demikianlah sedikit kisah tentang irhasat atau kejadian luar biasa sebelum kenabian Muhammad SAW. Irhasat juga ditulis dengan irhas saja. Sesungguhnya banyak hal-hal yang terjadi sangat luar biasa. Namun sediki yang dapat dibahas. Namun sudah cukup untuk menamba wawasan kita tentang khazanah ilmu Islam.
Disusun: Tim
Apero Fublic
Sumber:
Said Nursi. Terj. Sugeng Hariyanto, Mohammad Rudi Atmoko, dan Umi Rohima. Risalah An-Nur: Pemikir dan sufi besar abad
ke 20. RajaGrafindo Persada. Jakarta, 2003.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment