Peramal Satih: Peramal dari Damaskus Yang Menjelaskan Arti Mimpi Raja Persia
Maka
pintu-pintu langit di tutup, setiap para jin dan bangsanya mendekat pintu
langit untuk mendengar berita peristiwa di dunia. Mereka tidak dapat lagi
masuk, dan setiap kali masuk selalu diburu dengan bintang-bintang. Maka, ilmu
peramal kemudian hilang, dan kalau masih ada peramal saat Islam telah ada. Maka
peramal itu adalah seorang pembohong, dan orang yang pandai menduga-duga dan
mengira-ngira.
Pada
masa jauh sebelum datangnya Islam. Ada seorang peramal yang sangat hebat, dan
terkenal di seluru kawasan Asia Barat dan Asia Tengah. Peramal tersebut bernama
Satih, dari Damaskus atau Suriya sekarang. Satih terlahir aneh, kemungkinan
mengalami kelainan genetic kalau pemahaman kita sekarang.
Tubuh peramal Satih hampir tidak memiliki tulang. Bahkan lengan dan kakinya beserta wajahnya tampak sama seperti bagian dari dadanya. Peramal Satih berumur panjang, dia memiliki kemampuan meramal yang selalu menjadi kenyataan. Kebetulan pada masa itu, kerajaan Persia di perintah oleh Raja Chosroes.
Suatu
ketika Raja Chosroes (Kosru) bermimpi aneh. Dalam mimpinya dia menyaksikan
ambruknya empat belas menara istananya. Ternyata kejadian mimpi tersebut
bertepatan dengan lahirnya rasulullah SAW. Raja Persia mengirim utusan bernama
Mabazan kepada Peramala Satih untuk menanyakan tafsir mimpinya tersebut.
Peramal
Satih kemudian menjelaskan; “Kalau akan berkuasa empat belas raja di negaranya
(Persia) mulai saat ini. Barulah kemudian kekaisaranmu benar-benar hancur.
Seorang anak laki-laki akan datang untuk mengajarkan agama. Dan akan mengakhiri
agama kalian (Zoroaster) sekaligus kekuasaanmu (kerajaan Persia).
Demikianlah
isi ramalam Satih yang akan menjadi kenyataan dikemudian. Akhir dari kekaisaran
Persia (Dinasti Sasanid) pada masa kekhalifaan Utsman bin Affan, tahun 652 Masehi.
Disusun: Tim
Apero Fublic
Sumber:
Said Nursi. Terj. Sugeng Hariyanto, Mohammad Rudi Atmoko, dan Umi Rohima. Risalah An-Nur: Pemikir dan sufi besar abad
ke 20. RajaGrafindo Persada. Jakarta, 2003.
Sy. Apero
Fublic
Post a Comment