LAPORAN INTERNASIONAL: Mengapa Aksi Bakar Salinan Al-Quran Terus Berulang ?
Di
Amerika Serikat dua pendeta bernama Bob Old dan Danny Allen keduanya melakukan
aksi membakar salinan Al-Quran pada hari Sabtu di hadapan sekelompok orang yang
sebagiannya merupakan wartawan (11/9/2010). Pendeta Terry Jones sebelumnya juga
telah melakukan pembakaran satu salinan Al-Quran tahun 2011 dan 2012. Baru-baru
ini pembakaran salinan kitan Suci Al-Quran kembali di lakukan di Eropa, Swedia
dan Denmark (2023). Masyarakat Barat juga menolak Resolusi PBB tentang
pencegahan dan mengatasi masalah pembakaran salinan (cetakan) dari Al-Quran.
Sedikit
pembahasan seputar pembakaran salinan Al-Quran yang terus menerus dilakukan
oleh mereka. Kita patutu curiga dengan media yang meliput dan memuat berita
tentang pembakaran salinan Al-Quran. Mungkin mereka bertujuan untuk mengangkat
rating dan popularitas media mereka atau kreator mereka. Perbuatan mereka jelas
berkeinginan untuk membangkitkan kemarahan umat Islam. Sehingga umat Islam
melakukan perbuatan-perbuatan yang merusak citra Islam di mata masyarakat
Internasional. Seperti sekelompok orang menyerang redaksi koran Charlie Hebdo dan
mereka dilabeli teroris dan Islam anti kebebasan oleh masyarakat Internasional
(menurut mereka). Walau pun faktanya sebagian besar rakyat di negara mereka
tidak setuju dengan perbuatan mereka.
Buntut
dari pelecehan satu salinan Al-Quran masyarakat di Pakistan menyerang gereja
dan membakar rumah warga sekitar. Gereja hancur dan rumah hangus terbakar lalu
penduduk mengungsi. Aksi pelecehan pada salinan Al-Quran seperti diikuti oleh
penduduk di negara lain bentuk provokasi. Pelaku mungkin sengaja atau
terorganisir untuk menciptakan provokasi. Atau merupakan agen kelompok tertentu
untuk mengadu domba. Pemerintah dan ulama-ulama negara mayoritas Muslim harus
benar-benar memberikan penjelasan dan pengendalian yang baik dalam kasus
seperti ini. Agar tidak terjadi seperti di Pakistan dan Irak dalam menanggapi
masalah pelecehan pada satu atau dua salinan Al-Quran atau pelecehan pada Nabi
Muhammad.
Mengapa
mereka melakukannya, karena mereka tahu kita sebagai muslim terlalu besar
bereaksi dalam menanggapi aksi membakar atau melecehkan satu atau beberapa salinan
Al-Quran. Kita sebagai muslim semuanya mencintai Al-Quran yang suci. Disana
berisi firman Allah SWT yang menjadi tuntunan hidup kita muslim dan manusia.
Kita yakin firman-firman Allah tertulis di dalam Al-Quran kebenarannya mutlak
dan sangat suci. Kita semua sebagai muslim merasa tidak nyaman dengan aksi
mereka membakar Al-Quran. Marah dan sangat kecewa, sebagai muslim kita tidak
pernah memperlakukan non muslim dengan buruk.
Namun
mengapa aksi mereka lakukan terus menerus dan berulang-ulang. Karena mereka
tahu kita akan merespon dengan aksi berlebihan. Mereka juga tahu kita akan
marah juga sakit hati dan akan membuat aksi-aksi yang diluar kendali. Semakin
kita marah dan menunjukkan rasa sakit hati mereka akan semakin suka. Semakin
besar aksi kita mereka akan semakin suka dan rencana mereka berhasil. Para
pelaku hanyalah boneka dari suatu kelompok pembenci Islam atau orang bodoh yang
tidak tahu Islam. Atau mungkin pelakunya mencari sensasi dan dibayar, tidak
mustahil dia agen suatu kelompok.
“Ada
sebuah cerita kecil yang diceritakan orang-orang tua di desaku. Dahulu di zaman
penjajahan Kolonial Belanda. Tentara Belandai itu ingin menguasai sebuah desa
yang kaya. Tapi semua laki-laki dan anak muda di desa itu kuat dan hebat. Sudah
lama orang Belanda ingin menghancurkan dengan berbagai cara. Tapi semua rencana
mereka gagal dan gagal. Sampai akhirnya mereka memikirkan cara yang
menyenangkan dan tidak perlu banyak biayah perang. Tentara Belanda atau tentara
Anjing Belana (tentara pribumi) mengadu domba masyarakat antar Individu. Awalnya
dua orang remaja laki-laki bernama Maman dan Sumaun. Keduanya dibawa ke hadapan
kerumunan Belanda dan warga. Lalu orang-orang Belanda membentuk dua kelompok
juga. Satu kelompok mendukung Maman dan satu kelompok mendukung Sumaun.
“Guk.
Guk. Opas, Knil sini kalian.” Seorang tentara Belanda memanggil Anjingnya yaitu
seorang tentara Belanda asli orang pribumi. Lalu dengan patuh si anjing datang
dengan lidah menjulur dihadapan tuannya. Tentara Belanda itu berbisik pada
anjingnya dan mengajarkan sesuatu. Terlihat si anjing mengangguk-angguk sambil
lidah menjulur.
Anjing
Belanda sok kebelandaan itu maju. Lalu dia membuat gambar dua bulatan di tanah
dihadapan Sumaun dan Maman. Setelah gambar bulatan dibuat dan dilengkapi mata
dan mulut. Si Anjing Belanda berseragam tentara Belanda berkata:
“Ini
kepala bapakmu Maman. Yang ini kepala bapakmu Sumaun. Kalau Sumaun laki-laki
hapus kepala bapak Maman. Kalau Maman laki-laki hapus gambar kepala bapak
Sumaun.” Kata Anjing Belanda. Maman kemudian menghapus gambar kepala bapaknya.
Sumaun tidak mau kalah lalu dia menghapus gambar kepala bapak Maman. Dia
menginjak-injak berulang-ulang, dan tanpa malu Sumaun mengencingi gambar di
tanah itu. Setelah itu, keduanya emosi dan marah. Mereka berdua tidak terima
karena gambar kepala bapaknya di hapus dengan kaki dan diiinjak-injak dengan
kaki. Maman lebih emosi karena gamabar kepala dikencingi oleh Sumaun.
Kemudian
keduanya berkelahi dan saling menyerang. Pukul memukul hajar menghajar dengan
amarah yang meluap-luap. Wajah mereka berdarah, tubuh luka-luka, dan banyak
tulang patah. Sementara orang Belanda tertawa-tawa terbahak-bahak. Mereka
bertepuk tangan dan bersorak-sorak. Maman dan Sumaun pun terjatuh, karena lelah
dan kesakitan.
“Maman,
jangan menyerah dia telah menghina bapakmu, dan mengencingi bapakmu. Dimana
harga dirimu dan pembelaan terhadap ayahmu dan martabatmu.” Ujar seorang
tentara Belanda.
“Sumaun,
jangan takut pada dia, dia telah menghinamu. Menginjak-injak kepala bapakmu
yang berharga. Dimana harga dirimu dan kelelakianmu. Ayo, hajar dia dan
hancurkan dia.” Ujar orang belanda kelompok satunya mendukung Sumaun. Kemudian
Maman dan Sumaun semangat kembali menyalah-nyalah. Merekapun bertarung lagi
sementara orang Belanda dan anjing-anjingnya tertawa, bersorak-sorak dan
bertepuk tangan sambil makan dan minum. Sampai akhirnya Maman dan Sumaun
terjatuh dan tidak sadarkan diri.
Keesokan
harinya orang Belanda dan para anjing-anjingnya melakukan lagi cara yang sama.
Kembali dua pemuda mereka bawa ke hadapan mereka dan warga yang ramai. Kemudian
kedua pemuda itu berkelahi dengan sengitnya. Semua kekuatan mereka keluarkan
untuk saling mengalahkan. Mereka merasa bangga dengan kekuatan masing-masing.
Merasa bangga membelah kehormatan dan kesucian kepala bapak mereka. Padahal
yang mereka hapus hanyalah gambar yang tidak berguna. Gambar yang berupa
coretan di atas tanah. Sedangkan kepala bapak mereka sebenarnya tidak tersentuh
sedikitpun. Tidak luka sedikitpun dan bahkan kepala bapak mereka memandangi
alam yang indah.
Akhirnya
seluruh pemuda desa itu berkelahi semuanya satu sama lain. Ada yang membakar
rumah tetangganya karena dianggap keluarga dari teman berkelahi mereka tadi.
Dia masih keluarga penghina kepala bapaknya. Sedangkan tetangga tidak tahu
menahu akan permasalahan itu. Pemuda desa itu semua terluka dan lelah. Mereka
tidak mampu berbuat sesuatu, apalagi membuat teknologi. Sebab pikiran mereka
begitu rendah dan bodoh. Tinggal orang tua-tua yang berjaga-jaga. Lalu desa
mereka ditaklukkan oleh tentara Belanda dan anjing-anjingnya. Tanpa perlu
keluar satu peluru pun dan tanpa susa payah.”
Begitulah
keadaan kita muslim sekarang di seluruh dunia. Salinan satu Al-Quran dibakar,
kita menghancurkan rumah ibadah agama lain. Maka rusaklah kepercayaan umat lain
pada kita. Di Irak masyarakat membakar Kedutaan Swedia. Dimana-mana terdapat
demonstari yang besar-besar menguras energi. Mereka itu tidak membakar
Al-Quran, dan mereka tidak akan mampu membakar Al-Quran. Mereka hanya membakar
satu salinan Al-Quran saja. Atau meletakkan sepatu di atas satu salinan
Al-Quran. Modal mereka sangat sedikit sekali, hanya seratus ribu rupiah kalau
di Indonesia untuk satu salinan Al-Quran yang ada terjemahannya. Hanya 30 ribu
rupiah untuk satu salinan tidak ada terjemahannya. Sepadankah, modal sedikit
itu kita tanggapi dengan menghancurkan rumah ibadah agama lain atau satu duta
besar. Mereka itu mengakali kita dan kita muslim mereka buat permainan.
Ecek-ecek, sekelas anak kecil yang belum dewasa.
Kitab
suci Al-Quran akan selalu ada dan tidak akan mampu mereka hinakan. Mereka hanya
melakukan pembakar satu atau beberapa salinan Al-Quran atau meletakkan alas
kaki di atas salinan Al-Quran yang tidak ada pengaruh sedikitpun. Di setiap
negara yang berpenduduk Islam salinan Al-Quran terus di cetak dan dicetak.
Al-Quran di hafal di pesantren-pesantren, dan dibaca setiap kali shalat. Di Somalia
Al-Quran dihafal oleh anak-anak. Di Indonesia pada tahun 2024 target Kemenag RI
dapat mencetak 1 sampai 2 juta eksemplar Al-Quran dalam setahun. Belum lagi
negara-negara Islam di dunia yang memiliki percetakan masing-masing.
Begitu
juga percetakan Raja Fadh, Al-Quran dicetak dengan terjemahan ke 78 bahasa-bahasa
di dunia berjumlah 18 juta eksemplar dalam setahun. Aksi mereka itu tidak
merubah sedikitpun firman-firman Allah di dalam Al-Quran. Tidak sedikitpun
membuat iman muslim terganggu. Mereka putus asa untuk menghancurkan Al-Quran
dengan kekuatan mereka. Sehingga hanya membakar satu atau dua eksemplar Al-Quran
yang dapat mereka lakukan. Sungguh tiada bandingannya, dan kita tidak perlu
berbuat kerusakan hanya aksi bodoh mereka.
Di
Spanyol orang yang ingin menghancurkan Islam dan memusnahkan Al-Quran dengan
cara membantai dan mengusir Muslim Andalusia. Tapi sekarang, perlahan tapi
pasti Islam kembali dan ayat-ayat Al-Quran kembali terdengar di Spanyol. Masjid
mulai dibangun dan komunitas muslim kembali tumbuh. Dahulu Jengis Khan
membantai jutaan orang Islam dan membakar ribuan salinan Al-Quran di Baghdad
dan dikerajaan Islam lainnya.
Tapi
pada masa cucu Jengis Khan, malah keturunan mereka yang membangun kekuatan
Islam dan membelah Islam. Mereka mencetak Al-Quran dan membangun masjid
dimana-mana di Asia. Dari Asia Tengah sampai Rusia, sampai ke Cina, masuk Asia
Selatan sehingga Islam tersebar dan Al-Quran tersebar. Di daerah asli Jengis
Khan pun sudah ada suku-suku Mongolia yang menjadi Muslim dan membaca Al-Quran.
Kalau kita bandingkan sekarang tentang buruknya perlakuan dan besarnya
kebencian mereka hal itu menandakan, Islam sedang tumbuh.
Maka
dari itu, dalam menyikapi aksi pembakaran Al-Quran dari orang-orang kurang ajar,
bodoh dan provokasi baiklah kita diam. Sikapi dengan baik dan santai juga.
Blokir akun-akun media sosial yang menayangkan aksi tersebut. Jangan tonton,
jangan komentari atau membaca. Lalu tandai konten laporan media massa yang
menayangkan aksi tersebut dengan, spam.
Lakukan
aksi yang kratif dan murah juga. Misalnya membaca Al-Quran secara massal di
suatu tempat. Jangan mencaci maki para pelaku dan biarkan saja. Jangan viralkan
aksi mereka agar mereka tidak besar kepala. Jangan membuat aksi merusak apa
pun, apalagi sampai merusak tempat ibadah umat lain. Karena, perbuatan tersebut
akan membuat mereka bahagia. Karena provokasi mereka berhasil dan membuat buruk
citra Islam di mata manusia Internasional.
Kalau kita petik pelajaran dari cerita Semaun dan Maman, tentu baiklah diam dan pergi. Lalu bekerja sama membangun benteng pertahanan dan membangun persenjataan. Sebab garis bulat di tanah bukan kepala bapak mereka. Begitu konyol dan bodoh apabila mereka bertarung dan bertengkar hanya sebab itu. Garis bulat di atas tanah hanyalah gambar tiruan yang dibuat oleh musuh mereka. Merupakan provokasi dan adu domba yang sangat murahan dan kuno. Tapi mengapa kita masih juga menjadi Semaun dan Maman.
Orang Olokan dan Orang Gurak
Pada
masyarakat Sekayu kata olokan bermakna seseorang yang sangat suka melakukan
sesuatu sesuai apa kata orang atau kehendak orang. Dia ingin dirinya terlihat
hebat dan gagah oleh pujian orang. Dia ini hebat, dia pembelah, dia pemberani
dan pemarah. Pokoknya orang olokan suka terlihat eksis dengan aksi bodoh.
Olokan dapat berupa sanjungan atau cacian yang membuat orang tersebut berbuat
diluar kendali.
Sedangkan
kata gurak menggambarkan sifat atau karakter seseorang yang sangat suka melihat
dan menjerumuskan orang dalam masalah. Orang gurak memiliki sifat dengki, iri,
perusak, jahat dan suka melihat orang dalam kesulitan. Orang gurak ini,
memiliki trik-trik tertentu agar orang marah baik pada dirinya dan orang lain. Orang
gurak selalu memilih korban untuk dia olok-olok atau dia jerumuskan. Dia bahagia
dan tertawa-tawa dengan puas sekali saat trik olokannya berhasil.
Dalam pembahasan ini orang gurak termasuk orang-orang yang melakukan aksi-aksi membakar salinan Al-Quran dan pelecehan terhadap Islam. Orang olokan adalah orang yang menanggapi aksi pelecehan terhadap simbol Islam dengan cara berlebihan, luapan amarah dan emosi. Bagi pemakan olokan dari orang gurak itu suatu kebanggan. Tapi pada sisi orang gurak itu adalah keberhasilan triknya, karena dia tahu sifat orang olokan. Janganlah kita menjadi umat yang makan olokan dari orang-orang gurak (jahat hati).
Jangan menjadi muslim yang makan olokan, dan jauhi orang kafir yang gurak.
Oleh: Sulaiman
Adi Nugroho
Palembang, 19
Agustus 2023.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment