POLITIK MEME: Mendekati Pemilihan Umum Tahun 2024
Politik
juga terbagi ke beberapa bagian; pertama politik tangan besi atau otoriter yang
biasanya didukung kekuatan militer. Kemudian sistem politik demokrasi, sistem
sosialis, dan monarki (monarki absolut dan monarki parlementer). Diantara
sistem politik tidak ada yang baik dan buruk, tergantung sosial-budaya masyarakat
negara tersebut. Namun politik paling kejam adalah politik otoriter dengan
junta militer. Karena rezim ini sangat tidak menghormati kehidupan manusia di
negaranya. Keberhasilan suatu peradaban tidak tergantung sistem Politik (sosialis
(kiri-kanan), monarki, demokrasi, teokrasi, sekuler) dan tidak tergantung pada
sistem dan ideologinya tapi tergantung SDM dan akhlak penyelenggara
pemerintahnya.
Di Indonesia menganut Demokrasi Pancasila atau Demokrasi Kebersamaan (kesepakatan bersama, musyawara). Demokrasi pancasilah berbeda dengan demokrasi Barat (liar). Demokrasi Pancasilah manusia boleh berpendapat, mendapatkan hak-haknya dan berkreatifitas dan beraktivitas lainnya. Tapi harus merujuk pada hidup bersama-sama, keuntungan bersama, keadilan bersama, dan semua harus berbuat sesuai kebersamaan. Misalnya seorang wanita tidak boleh menjual dirinya walau itu dirinya sendiri.
Sebab pengaruh dari perbuatan akan merusak dan menular pada orang lain. Misalnya
seorang istri tidak mau suaminya berzina dan seorang ibu tidak mau anaknya
berzina. Atau anak perempuan mereka akan ikut-ikutan. Kalau demokrasi Barat hal
demikian diperbolehkan, kalau orang tersebut mau. Sehingga sistem sosial mereka
hancur sebab demokrasinya demokrasi individual (terserah, liar). Sebab prilaku
manusia cendereng sesuak hatinya dan semaunya demi keuntungannya.
Di
Indonesia dasar hidup bergotong royong dan membangun bersama-sama memang sudak
sejak awal tumbuh peradaban, purba. Peninggalan masa itu kita kenal dengan
zaman megaltikum. Di Barat mereka tidak memiliki nilai-nilai kebersamaan hidup.
Masing-masing individu hidup bebas dan tidak terikat kehidupan bersama (adat
istiadat). Sehingga sistem demokrasi bangsa Indonesia berbeda dari sistem
demokrasi Barat. Di Barat pun demokrasi tidak dijalankan dengan sebenarnya
lebih pada retorika dan slogan saja. Itu terbukti dimana mereka memelihara pemimpin
boneka di negara-negara Aprika, dan mendiamkan kelompok militer Mesir
menghancurkan kelompok demokrasi Ikwanul Muslimin.
Demokrasi
di Indonesia memang tumbuh sejak Indonesia berdiri. Beragam partai-partai
bermunculan dan menyelenggarakan pemilihan umum. Dalam penyelenggaraan para
partisan yang mengikuti pemilihan umum akan mengenalkan diri sebagai pemimpin
daerah, pemimpin nasional dan Perwakilan Rakyat. Karena nilai-nilai sosial budaya yang mewariskan
budaya mitos, membuat pemikiran masyarakat Indonesia tertinggal dengan
negara-negara yang berbudaya membaca dan menulis. Dengan demikian pemikiran
yang tidak logis, viralisme, sanjungan dan janji-janji mudah mempengaruhi
masyarakat.
Meme
adalah bentuk penampilan wajah yang dibuat-buat. Misalnya dibuat tersenyum, dibuat
lugu, polos, berwibawa namun sesungguhnya kebalikan dari semua yang dia
tampilkan. Politik meme merupakan politik yang menampilkan keramahan, senyuman,
dan aktivitas pencitraan. Kita lihat saja para pelaku politik meme, mereka
memamerkan senyum yang ceria dan santun saat dihadapan publik. Menunjukkan
dirinya yang agamis, dermawan dan merakyat. Perkenalan diri mereka melalui baner
yang dipasang di sisi jalan. Tampak foto mereka tersenyum, cerah, berwibawa,
memakai atribut keagamaan (kadang ada agama berbeda), dan dilengkapi
slogan-slogan. Masyarakat yang berlalu melihat baliho mereka yang terpampang.
Masyarakat membaca namanya, dan jadi mengenal orangnya.
Namun,
setelah itu apakah masyarakat akan tahu apa yang mereka kerjakan setelah
terpilih. Apakah mereka akan menyapa rakyat setelah menjabat. Kalau semasa
pencalonan mereka tersenyum pada masyarakat walau tidak kenal. Lalu menyodorkan
tangan bersalaman dan menyapa akrab. Demikianlah lakon mereka perankan sehingga
yang mereka tampilkan meme wajah yang ramah dan sopan. Baik saat kampanye atau
saat di foto dan dipasang pada baliho.
Selagi
sistem politik meme bertahan dan pelaku politik orang-orang tidak berilmu
demikian. Maka, kesejahteraan bangsa Indonesia tidak akan pernah terjadi.
Mereka, memanfaatkan kedudukan untuk mencari celah mendapatkan uang APBD/N. Sebab,
tujuan politik meme bukan yang dia janjikan atau dia slogankan. Tapi merupakan
politik kepalsuan yang akan mengambil kesempatan saat menjabat. Memang, kita
memerlukan menata kembali prinsip hidup dan paham untuk merubah mental bangsa
kita (Revolusi). Sebentar lagi pemilu, lihatlah di sisi jalan-jalan kita,
tampak meme politisi terpampang dengan slogan-slogannya.
“Nama
Partai menang, masyarakat Indonesia sejahtera.” Padahal partai itu sudah ada
sejak Orde Baru dan bagaimana keadaan bangsa kita sekarang???
Ciri-Ciri Pelaku Politik Meme.
1.Tidak memiliki kempetensi apa pun. (bidang pendidikan, organisasi, kemasyarakatan, dan provesi).
2.Tidak dikenal masyarakat sebab prestasi.
3.Tidak memiliki tujuan hidup selain uang dan seks.
4.Keberhasilan diri sendiri, misalnya seberapa banyak dia dapat materi.
5.Tidak memiliki pemikiran idealis, kreatif dan positif.
6.Tidak ada integritas diri yang penting uang.
7.Menganut Faham Neofeodalisme. (merasa dirinya sangat hebat karena kedudukan dan materi).
8.Tidak ada keprihatinan sosial dia mengurus jatah proyek. Jabatan adalah provesi atau mata pencaharian.
9.Tidak ada prestasi apa pun dalam hidupnya.
10.Daya pikir rendah, apa-apa diukur dengan uang.
11.Mendadak menjelang pemilu; memperkenalkan diri dengan memasang baliho sebanyak-banyaknya. Menyebar kaos, bansos, kalender, dan amplop yang bergambar dirinya. Mempublikasikan semua kegiatan sosial agar dikenal sebagai orang baik.
12.Tidak berwibawa.
13.Tidak menyukai membaca dan tidak memperhatikan dunia pendidikan.
14.Tidak tahu apa-apa tapi banyak bicara.
15.Tidak suka dikritik.
Dari semua ini biasanya secara tersembunyi dan diketahui masyarakat banyak atau disebut rahasia umum diikuti politik uang. Demikianlah politik meme menjerat bangsa Indonesia.
Oleh.
Dapunta Ahmad Osman
Bengkulu,
27 September 2023.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment