DANAU RAYO: Objek Wisata Baru di Musi Rawas Utara (Muratara)
Masyarakat setempat menyebut danau ini dengan Danau Rayo, danau ini mempunyai daya tarik luarbiasa, yaitu berupa pemandangan pepohonan yang rindang disekitar danau. Air danau sangat jernih sehingga dasar danau dapat terlihat dengan mata telanjang dan suasananya yang hening. Memberikan rasa nyaman yang membuat pengunjung betah.
Danau Rayo merupakan destinasi wisata yang sangat cocok dijadikan tempat liburan keluarga. Dimana pengunjung dapat bersenang-senang menjelajahi danau dan berfoto, selfie atau dokumentasi video. Danau ini sangat mudah diakses karena jalan menuju ke danau sudah bagus dan jaraknya tidak terlalu jauh dari Jalan Lintas Sarolangun-Lubuk Linggau.
Danau ini dapat dicapai dengan transportasi darat seperti mobil dan sepeda motor. Pengunjung destinasi wisata ini juga bisa melihat kehidupan suku Anak Dalam atau penghuni hutan hijau. Saat ini Pemerintah Daerah Sumsel dan Kabupaten Musi Rawa Utara tengah mengembangkan destinasi wisata tersebut agar mampu menarik wisatawan semakin banyak.
Keberadaan danau ini tak lepas dari kisah misterius yang masih menjadi mitos di masyarakat. Penduduk setempat mengatakan bahwa Danau Rayo ada hubungannya dengan seorang pemuda tampan bernama Bujang Kurap. Konon pemuda tampan tersebut masih keturunan Si Pahit Lidah, tokoh yang terkenal dengan kutukannya ada juga yang menyebut pemuda tampan ini berasal dari Minangkabau Sumatera Barat.
Pemuda ini mengembara dari desa ke desa dan membantu warga sekitar dengan keahlian dalam bidang pertanian dan ilmu bela diri. Si pemuda tampan pengembara yang singgah di Karang Panggang Lamo ialah Desa Sungai Jernih sekarang. Disini, Si Pemuda tampan diangkat menjadi anak oleh seorang perempuan tua yang hidup sendirian. Waktu cepat berlalu, kehadiran pemuda tampan ini diketahui penduduk desa lainnya dan tak sedikit gadis yang menyukai pemuda tersebut sehingga menimbulkan persaingan antar gadis.
Tidak ingin dirinya menjadi rebutan gadis-gadis, pemuda ini lalu mengubah wujudnya menjadi buruk rupa dipenuhi kurap dan bau tak sedap. Lalu Bujang Kurap membuat sayembara dengan menancapkan batang lidi di tengah lapangan. Jika ada penduduk desa yang mampu mencabut batang lidi itu, maka Bujang Kurap akan pergi dari desa itu.
Namun, tak satupun penduduk desa yang
mampu dan hanya Bujang Kurap yang mampu mencabutnya. Setelah lidi dicabut air
terus menerus keluar dari tanah dengan deras sehingga menenggelamkan desa dan
masyarakat disana. Hanya ibu angkat Bujang Kurap lah yang selamat karena menaiki
rakit yang disiapkan sebelumnya oleh Bujang Kurap. Dengan demikian,
terbentuklah sebuah danau yang sekarang dikenal dengan nama Danau Rayo.
Oleh: Arniza Dwi
Fibri
Editor. Arip
Muhtiar, S. Hum.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment