HIKAYAT: Permusuhan Harimau dan Kucing
Tapi
harimau waktu itu belum hebat seperti sebelum dia belajar silat pada kucing.
Kucing mengamati dan menilai sosok harimau. Menurut kucing harimau akan menjadi
murid yang hebat mewarisi ilmu-ilmunya. Karena harimau memiliki kesamaan dengan
dirinya, hanya berbeda bentuk tubuh saja. Harimau berbadan besar, sedangkan
dirinya berbadan kecil.
Kucing
menerima harimau menjadi muridnya. Mereka berlatih dengan sungguh-sungguh,
siang dan malam. Kucing mengajarkan harimau bagaimana berlari kencang dan
menerkam. Melompat tinggi menyambar sesuatu. Lompat ke kiri, ke kanan, kedepan,
ke samping. Begitu juga dengan langkah kiri, langkah kanan, dan mengasah kuku
sampai tajam.
Waktu
berlalu tanpa terasa, semua ilmu kucing hampir dikuasai oleh harimau. Hanya
beberapa ilmu yang belum kucing wariskan pada harimau. Maka pada suatu hari,
disaat mereka istirahat setelah latihan, harimau berkata pada kucing. “Kucing
guruku, sudah cukup lama aku berlatih dan menjadi muridmu. Sekarang berilah aku
ilmu akhir atau pemutus.
“Harimau
muridku, untuk sekarang untuk belajar ilmu pemutus kau belum saat. Sebab kau
belum begitu menguasai beberapa ilmu.” Jelas kucing. Harimau yang memang tidak
sabar dan segerah ingin menyelesaikan belajar ilmu silat. Menjadi naik darah
mendengar penjelasan si kucing gurunya. Harimau menganggap kucing hanya
mengulur waktu serta meremehkan dirinya. “Kucing guruku, "ayolah segeralah
berikan aku ilmu akhir, jangan merendahkan aku.” Pinta harimau.
“Tidak
bisa, harimau karena akan membahayakan dirimu sendiri. Tunggulah dengan sabar
dan terus berlatih. Bilamana semua ilmu silat sudah kau kuasai dengan baik,
barulah aku ajarkan ilmu pemutus.” Jawab kucing dengan bijak. “Guruuuuu.”
Teriak harimau dengan keras meminta permintaannya dituruti. Kucing tetap
menggeleng. Harimau menjadi marah dan menerkam ke arah kucing. Kucing dengan
mudah mengelak.
Harimau
yang termakan emosi dan merasa sangat direndahkan. Dia adalah raja hutan tidak
ada hewan yang meremehkan dirinya. Kembali harimau menerkam kucing dengan
diikuti auman keras. Secepat kilat kucing melompat keatas sebuah pohon dan
terus naik ke atas. Harimau mencoba naik mengejar kucing. Tapi karena tubuhnya
berat dan ilmunya belum sempurna, harimau tidak dapat naik cukup tinggi. Lalu
harimau berkata, dibawah pohon seraya mendongak ke atas pohon besar.
“Baiklah
kalau begitu, biar pun engkau adalah guru ku. Tetapi kau akan terus aku cari
dan akan aku buktikan kalau aku harimau yang perkasa.” Kata Harimau dengan
angkuh. Kucing menjawab dari atas pohon dengan tenang. “Kau tidak akan
menemukan aku, bahkan kotoranku saja tidak akan kau temui.”
Sejak
saat itu, harimau dan kucing tidak bersahabat lagi walau sebelumnya keduanya
adalah murid dan guru. Harimau pergi dengan kesombongannya ke hutan dan terus
berjalan di hutan-hutan, gunung dan lembah. Walau pembawaannya dengan
kesombongan, diam-diam harimau juga menyesal tidak mematuhi kucing gurunya.
Kalau dia sedikit lebih sabar, dia juga memiliki ilmu memanjat pohon seperti
kucing.
Setelah
harimau pergi kucing ke tepi sebuah kampung manusia. Dia tinggal disisi
pemukiman manusia. Karena sifat kucing yang rama dan suka berburu tikus. Bentuk
tubuh yang manis dan lucu, membuat beberapa warga kampung tertarik serta
menyukainya. Kucing diajak tinggal dirumah mereka bersama istrinya. Sejak saat
itu, kucing tinggal dengan manusia beserta anak keturunannya sampai sekarang.
Saat membuang kotorannya, kucing selalu menggali tanah. Sehingga kotorannya
tidak ditemui oleh harimau.
Post a Comment