Mana yang tepat SGIE atau SGIER? Apa Relevansinya dalam Industri Keuangan Syariah di Indonesia
Seketika itu ada hal
yang memanas dalam kontes perdebatan tersebut yang mana mas Gibran melemparkan
sebuah pertanyaan kepada gus imin mengenai bagaimana tanggapan cawapres
mengenai SGIE (State of the Global
Islamic Economy) dan bagaimana langkah bapak untuk menaikkan peringkat
Indonesia di SGIE. Namun secara berlangsungan Gus Imin sontak langsung merespon
bahwa beliau mengatakan belum memahami sekaligus tidak mengetahui apa itu SGIE
yang dimaksud oleh mas Gibran.
Sebelumnya dari segi penyebutan yang
dilontarkan dari mas Gibran mengenai SGIE yang bunyinya (ES GE I E) sempat
membuat sebagian orang kebingungan lantaran hal tersebut beliau mengucapkan
dengan menggunakan bacaan bahasa Indonesia.
Sesungguhnya penyebutan ES GE I E itu salah melainkan yang benar ialah SGIER dengan bunyi penyebutannya (ES JI AI I AR) hal tersebut juga di klarifikasi oleh pakar ekonomi syariah yaitu bapak Prof.Dr.M.Syafii Antonio,M.Ec. Beliau mengatakan bahwa di dunia internasional istilah SGIER yang lazim dipakai.
Penerbit SGIER ini merupakan suatu
lembaga swasta yang ada di dubai namanya Dinar Standard yang merupakan lembaga
riset yang memfokuskan mengenai Islamic
Finance, Pharma and Cosmetics, Modest Fashion, Halal Food, Media and
Recreation, and Muslim Friendly Travel. Penelitian yang dilakukan oleh
Dinar Standard yang memfokuskan ke negara Negara yang telah bergabung menjadi
anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan non-OKI yang tumbuh menjadi
penguasa industri. Ada beberapa lembaga lain selain Dinar Standard yaitu: Global Islamic Finance Awards, Islamic
Finance News, Islamic Development Bank Group, Islamic Financial Services Board dan International Islamic Financial Market.
Sebagai contoh lembaga Global Islamic Finance Awards (GIFA) yang bermarkas di inggris, lembaga ini menerbitkan satu report yaitu GIFR (Global Islamic Finance Report) tapi disana mereka lebih cenderung memfokuskan tentang ranking di perbankan, asuransi, pasar modal, aset manajemen, industri non keuangan lainnya. Di GIFA ada beberapa institusi pernah diaudit dan dianalisis yaitu seperti adanya penghargaan The Best Islamic bank, The Best Multifinance Company, dan di Indonesia ada Bank Syariah Indonesia dan Baitulmaal Muamalat menjadi bank syariah terbaik di Indonesia.
Tidak hanya lembaga perbankan dan keuangan saja bahkan lembaga pendidikan ekonomi syariah terbaik di dunia yaitu kampus Institut Agama Islam Tazkia yang diraih pada tahun 2019-2021. Dan diikuti lembaga lainnya yang membahas hal serupa yaitu Islamic Finance News, Thomas Reuters dari Inggris, Islamic Development Bank, Islamic Financial Services Board dan International Islamic Financial Market juga memfokusnya di Hegding, Sukuk, Liquidity Management, Trade Finance.
Bagaimana relevansi SGIER dengan industri keuangan Syariah di Indonesia?
Kaitannya keuangan syariah ini bisa
dilihat dari berbagai sisi produk Ada dunia Perbankan, Asuransi, Aset Manajemen,
Pasar Modal, Pasar Uang serta Gadai. Seperti ada prinsip jual beli yaitu, bai’ al-murabahah, bai al-inah, bai’
al-isthisna, bai al-salam, bai’ al-wafa, dan bai’al-Istijar. Begitu pula dalam sewa menyewa yaitu ada ijarah, ijarah muntahiya bittamlik, ada
ijarah musawamah, ijarah ‘ala al-a’yan, ijarah ‘ala al-a’mal,
maushufah fi
al-dzimmah, ijarah tasyghiliyah, Sukuk. Lembaga
nya perbankan, asuransi, multi finance, aset manajemen, gadai dan masing-masing
punya standar sendiri misalnya tentang perbankan namanya Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) dan Bai’ Bistsaman Ajil (BBA). Dan
masing masing ini ada regulatornya yaitu kalau di Indonesia ada Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan sedangkan di Internasional seperti Interntional Islamic Financial Market (IIFM)
dan Accounting and Auditing Organization
Islamic Financial Institutions (AAOIFI).
Baru-baru ini juga kita mendengar bahwa indonesia mendapatkan posisi 3 besar pada SGEI Report 2023 yang baru dirilis pada 26 Desember 2023 bahwa Indonesia mempertahankan posisi kedua dalam Indikator Makanan Halal dan posisi ketiga dalam Indikator Modest Fashion. Sedangkan obat-obatan dan kosmetik halal Indonesia naik dari nomor 8 menjadi nomor 5. Indonesia naik 23 posisi ke peringkat keenam dalam indikator Media dan Rekreasi, yang sebelumnya tidak masuk dalam 10 besar kategori ini. Di sisi keuangan Islam, Indonesia turun satu peringkat dari posisi keenam menjadi ketujuh.
SGIE Report juga menyebutkan ekspor Indonesia ke negara-negara anggota OKI bernilai US$13,38 miliar pada tahun 2022. Bahkan, Indonesia merupakan salah satu dari dua negara anggota OKI yang masuk dalam 10 besar eksportir OKI, bersama Turki. Indonesia juga merupakan negara dengan aliran masuk FDI tertinggi kedua di antara negara anggota OKI dan peringkat ke-19 dalam hal aliran masuk FDI secara global.
Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama, Muhammad Aqil Irham, menegaskan bahwa peningkatan peringkat Indonesia tersebut membuktikan upaya penguatan ekosistem Jaminan Produk Halal (JPH) yang merupakan bagian penting dalam ekonomi syariah semakin menunjukkan hasil positif.
"Peningkatan Indonesia ke ranking 3 ini adalah kabar baik yang membuktikan bahwa berbagai upaya penguatan ekosistem Jaminan Produk Halal kita semakin menunjukkan hasil positif." kata Kepala BPJPH, Muhammad Aqil Irham.
Harapannya dengan adanya pembahasan topic ini bisa
memberikan peluang perjalanan semangat dakwah membumikan ekonomi syariah di
Indonesia dengan melakukan literasi dan edukasi kepada masyarakat luas. Dan
harapannya semoga nanti dengan adanya pembahasan tersebut juga bisa menaikkan
peringkat SGIER lebih maju dan membuat pemerintah lebih peka untuk
mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia mengingat Indonesia merupakan salah
satu penganut agama islam terbesar di dunia.
Oleh: Sintia Delvianti
Editor. Arip Muhtiar, S. Hum
Sy. Apero Fublic
Post a Comment