Tania Depani: PEMANFAATAN FASILITAS KOREAN CORNER
PEMANFAATAN FASILITAS KOREAN CORNER
DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Tania Depani
Jl. Prof.K.H. Zainal Abidin Fikri KM.3,5 Palembang,
Sumatera Selatan,30126 Prodi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora,
UIN RADEN FATAH
Abstract
Various services are provided by the
library of the Indonesian University of Education (UPI) with the aim of meeting
the needs of users. One of the services provided is the Korea-Indonesia
Cultural Corner or what is often called the Korean Corner, where a service was
established as a result of collaboration between UPI and the Korean Embassy who
then looked for the right place, then chose the UPI library as the manager of
the Korean Corner. The Korean Corner is in the form of a service equipped with several
collections about Korea and also other facilities in it, therefore the Korean
Corner can help the library meet the needs of the library users. So in this
article we will discuss how to use Korean corner collection materials in the
Library of the Indonesian University of Education. This study aims to find out
and deepen our knowledge regarding the use of Korean corner collection
materials for users. The method used in this study was an interview with a
qualitative approach, the results of which were obtained from 1 informant,
namely the librarian. Data collection techniques were carried out by means of
interview literature studies.
Keywords: Collection Material, Korean Corner, Library.
Abstrak
Berbagai
layanan disediakan oleh perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka. Salah satu layanan yang
diberikan adalah Korea-Indonesia Cultural Corner atau yang sering disebut juga
Korean Corner, dimana suatu layanan yang didirikan dari hasil kerjasama antara pihak UPI dengan
Kedutaan Besar Korea yang kemudian mencari tempat yang tepat, lalu kemudian
memilih perpustakaan UPI sebagai pengelola Korean Corner tersebut. Korean
Corner yaitu berupa layanan dengan dilengkapi beberapa koleksi tentang korea
dan juga fasilitas lain didalamnya, maka dari itu Korean
Corner dapat membantu perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan pemustaka. Maka pada artikel ini
akan membahas tentang bagaimana pemanfaatan bahan koleksi korean corner di
Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan mendalami pengetahuan kita mengenai pemanfaatan bahan koleksi
korean corner bagi pemustaka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara dengan pendekatan kualitatif, yang hasilnya didapatkan dari 1 orang
informan yaitu Pustakawan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi
literatur wawancara.
Kata Kunci : Bahan Koleksi, Korean Corner,
Perpustakaan.
PENDAHULUAN
Perpustakaan merupakan salah satu tempat dimana
masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dengan berbagai sumber di
dalamnya. Perpustakaan tidak hanya sebuah gedung saja, namun, berbagai bentuk
sumber informasi yang juga dikelola oleh perpustakaan. Sebagaimana dijelaskan
dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 bahwa perpustakaan merupakan suatu
lembaga atau institusi pengelola berbagai jenis koleksi dengan sistem yang baku
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan perguruan tinggi dan juga fungsi lain dari
perpustakaan.
Selain sebagai sumber informasi, perpustakaan juga haruslah memenuhi kebutuhan pemustakanya dengan meningkatkan pelayanan yang cepat, tepat waktu, dan benar.Perpustakaan perlu meningkatkan layanan yang ada di perpustakaan, dengan begitu kebutuhan pemustaka akan semakin terpenuhi dan membuat pemustaka akan menjadi lebih puas. Salah satu cara atau strategi dalam memgembangkan layanan yaitu mengadakan kerjasama antara pihak perpustakaan baik dengan program studi maupun dengan lembaga lain.
Tentu saja dalam kerjasama ini
juga perlu disesuaikan dengan karakteristik pemustaka yang ada di perpustakaan
tersebut.Berbagai layanan disediakan oleh perpustakaan Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI) dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka. Salah satu layanan yang diberikan adalah
Korea-Indonesia Cultural Corner atau yang sering disebut juga Korean Corner,
dimana suatu layanan yang didirikan
dari hasil kerjasama antara pihak UPI dengan Kedutaan Besar Korea yang kemudian
mencari tempat yang tepat, lalu kemudian memilih perpustakaan UPI sebagai
pengelola Korean Corner tersebut. Korean Corner
yaitu berupa layanan dengan dilengkapi beberapa koleksi tentang korea dan juga peralatan lain didalamnya, maka dari itu Korean Corner dapat membantu perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan pemustaka khususnya dengan keberadaan prodi Pendidikan Bahasa Korea yang berada di Universitas Pendidikan Indonesia dan juga mendukung beberapa masukkan dari Berbagai layanan disediakan oleh perpustakaan Universitas Pendidikan indonesia (UPI) dengan tujuan untuk Memenuhi kebutuhan pemustaka.
Salah satu layanan yang diberikan adalah Korea-Indonesia Cultural Corner atau yang sering disebut juga Korean Corner,dimana suatu layanan yang dididirikan dari hasil kerjasama antara pihak UPI dengan Kedutaan Besar Korea yang kemudian mencari tempat yang tepat, lalu kemudian memilih perpustakaan UPI sebagai pengelola Korean Corner tersebut.
Korean Corner yaitu berupa layanan dengan dilengkapi beberapa koleksi tentang korea dan juga peralatan lain didalamnya, maka dari itu Korean Corner dapat membantu perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan pemustaka khususnya dengan keberadaan prodi Pendidikan Bahasa Korea yang berada di Universitas Pendidikan Indonesia dan juga mendukung beberapa masukkan dari pemustaka ditengah perkembangan kebudayaan korea yang semakin meningkat di Indonesia terutama dikalangan mahasiswa.
Dengan begitu pihak UPI terutama pihak dari prodi Pendidikan Bahasa Korea berinisiatif mengajukan kerja sama kepada Duta Besar Korea dan juga mendiskusikannya dengan pihak perpustakaan UPI untuk memenuhi kebutuhan akademiknya dan juga meningkatkan komunikasi dengan Duta Besar Korea itu sendiri. Akan tetapi selain layanan ini juga berguna untuk prodi Pendidikan Bahasa Korea, layanan ini sering dimanfaatkan oleh pemustaka lain dengan berbagai faktor dan juga tujuannya masing-masing.
Perpustakaan merupakan suatu hal yang sangat sering kita
temui. Perpustakaan dapat kita jumpai disetiap negara, provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan, bahkan desa. Secara umum, perpustakaan di indonesia
terbagi menjadi beberapa jenis yaitu: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia,
Badan Perpustakaan Daerah, Perpustakaan Umum, Perpustakaan Perguruan Tinggi,
Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Lembaga Keagamaan,
Perpustakaan Internasional, Perpustakaan Kantor Perwakilan Negara-Negara Asing,
Perpustakaan Pribadi, dan Perpustakaan Digital (Sutarno NS.2006:37).
Perpustakaan juga memiliki tugas dan fungsi yang sama yaitu
menghimpun, memelihara, dan memberdayakan koleksi yang dimilikinya. Selanjutnya
fungsi spesifik perpustakaan dapat kita temukan dalam Undang-Undang
Perpustakaan No.43 Tahun 2007 Bab I Ketentuan Umum Pasal 3. Dalam Undang-Undang
tersebut dijelaskam bahwa perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan,
penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan
dan keberdayaan bangsa.
Peran perpustakaan perguruan tinggi, tidak hanya fokus pada
bagaimana mengolah informasi akademik dan menyajikannya kepada publik, akan
tetapi memberikan layanan juga merupakan salah satu tugas yang sangat penting
dan perlu diperhatikan untuk memberikan kenyamanan dan kepuasan dengan layanan
yang diberikan. Begitulah, cara untuk membuat perpustakaan menjadi salah satu
tempat pusat informasi yang dibutuhkan dengan layanan yang baik dan memuaskan.
Sebagaimana yang dijelaskan pada Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004)
bahwa kewajiban yang harus dilakukan perpustakaan perguruan tinggi adalah
mengembangkan, mengolah dan merawat bahan pustaka, melakukan pengadministrasian
dan juga memberikan layanan kepada pemustaka.
Perpustakaan harus
memperhatikan ketersedian koleksi yang ada di perpustakaan dengan kebutuhan
informasi yang dibutuhkan pemustaka di perpustakaan tersebut. Kebutuhan informasi pemustaka
dipengaruhi oleh kesadaran dalam dirinya dan peran yang dibutuhkan pemustaka bahwa mereka menyadari bahwa pengetahuan yang ia miliki masih kurang
atau belum terpuaskan dengan
sebuah informasi sehingga ada
keinginan untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Informasi tersebut dapat
digunakan untuk menambah pengetahuannya mengenai lingkungan akademik, tugas
pribadi sesuai dengan apa yang dibutuhkan yaitu
pemustaka sebagai mahasiswa yang aktif di sivitas akademik, pendidikan, hiburan
dan untuk mengambil suatu kesimpulan atau keputusan.
Suatu perpustakaan tidak hanya tentang informasi dan koleksi saja, akan tetapi juga sebagai ruang fisik.
Perpustakaan sebagai ruang fisik diartikan sebagai tempat yang dapat dirasakan
oleh para pemustaka secara fisik serta dapat dimanfaatkan dari beragam layanan
yang disediakan oleh perpustakaan tersebut. Perpustakaan perlu menyediakan
kebutuhan pemustaka yang membuat pemustaka nyaman dan tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan informasinya saja, akan tetapi bagaimana pemustaka akan
merasakan fasilitas yang
digunakan secara psikologis. Konsep ruang fisik
perpustakaan akan sangat berkaitan dengan fasilitas yang perlu disediakan di
perpustakaan, dimulai dari layanan, perabotan,
koleksi, teknologi dan juga desain interior yang ada di perpustakaan.
Berbagai layanan yang disediakan oleh perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dibuat untuk memenuhi kebutuhan para pemustakanya. Salah satu layanan yang diberikan adalah Korea-Indonesia Cultural Corner (KICC) atau yang sering disebut juga Korean Corner, dimana suatu layanan yang berawal didirikan dari hasil kerjasama antara pihak Universitas Pendidikan Indonesia dengan Kedutaan Besar Korea yang kemudian mencari tempat yang tepat, lalu kemudian memilih perpustakaan UPI sebagai pengelola Korean Corner tersebut.
Korean Corner sendir yaitu layanan yang dilengkapi beberapa koleksi tentang korea dan juga Fasilitas lain didalamnya, maka dari itu Korean Corner dapat membantu perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan pemustaka khususnya dengan keberadaan Program Studi yang berkaitan dengan bahasa korea yaitu Pendidikan Bahasa Korea yang berada di Universitas Pendidikan Indonesia dan juga mendukung beberapa masukkan dari pemustaka ditengah pengaruh Korean Wave (Gelombang Korea) dimana hal tersebut mempengaruhi gaya hidup masyarakat Indonesia. Mulai dari selera musik, gaya berpakaian, makanan, cara bersikap, produk kecantikan, dan lain sebagainya yang semakin meningkat di Indonesia terutama dikalangan mahasiswa.
Dengan begitu pihak UPI terutama pihak dari prodi Pendidikan Bahasa Korea
berinisiatif mengajukan kerja sama kepada Duta Besar Korea dan juga
mendiskusikannya dengan pihak perpustakaan UPI untuk memenuhi kebutuhan
akademiknya dan juga meningkatkan komunikasi dengan Duta Besar Korea itu
sendiri. Akan tetapi selain layanan ini juga berguna untuk prodi Pendidikan
Bahasa Korea, layanan ini sering dimanfaatkan oleh pemustaka lain dengan
berbagai faktor dan juga tujuannya masing-masing.
Berbagai fasilitas disediakan di Korean
Corner ini seperti komputer, televisi, meja dan bantal duduk, desain menarik,
sirkulasi udara yang baik, tempat yang nyaman, koleksi cetak maupun non-cetak,
dan masih banyak fasilitas lainnya, sehingga membuat para pemustaka merasa
nyaman berada di ruangan tersebut. Sebagaimana pernah dilakukan survey oleh
salah satu pustakawan UPI yaitu Bu Dian mengenai kepuasan pemustaka terhadap
Korean Corner secara umum, bahwa kebanyakan mahasiswa sudah merasa puas dengan
keberadaan Korean Corner ini.
Mengacu pada uraian diatas maka tujuan
dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana Pemanfaatan Fasilitas
Korean Corner di Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia. Melalui
penelitian ini, diharapkan Para pencari informasi atau pemustakan dapat
memanfaatkan fasilitas korean corner dengan baik.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Desain penelitian kualitatif merupakan desain penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Desain penelitian kualitatif merupakan desain penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian, seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. (Moloeng, 2013: 6).
Sedangkan, penelitian deskriptif menurut Sulistyo Basuki (2006: 110) yaitu penelitian yang mencoba mencari deskripsi yang tepat dan cukup dari semua aktivitas, objek, proses, dan manusia. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Arikunto (2010: 129) mendefinisikan bahwa sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun sumber data tersebut meliputi:
1. Data Primer
Data primer menurut Mukhtar (2013: 100) adalah data yang dihimpun
langsung oleh seorang peneliti, umumnya dari hasil observasi terhadap situasi
sosial dan diperoleh dari tangan pertama atau subjek (informan) melalui proses
wawancara. Data primer dalam penelitian ini adalah informasi yang diberikan
oleh Pustakawan Perpustakaan UPI mengenai Pemanfaatan Fasilitas Korean Corner Selain
itu, data primer dalam penelitian ini juga didapat melalui observasi langsung
ke tempat penelitian. Peneliti melakukan pengamatan kemudian mencatat peristiwa
atau situas dan data di tempat kejadian.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung oleh
peneliti. Data sekunder merupakan data yang berjenjang, diperoleh melalui
sumber tangan kedua atau ketiga. Data sekunder dikenal juga sebagai data
pendukung atau pelengkap data primer yang digunakan oleh peneliti. Data
sekunder dapat berupa gambar-gambar,
dokumentasi, grafik, manuskrip, tulisantulisan tangan dan berbagai dokumentasi
lainnya (Mukhtar, 2013: 100). Data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari dua hal. Pertama adalah 3 penelitian sejenis yang pernah dilakukukan sebelum penelitian ini.
Penelitian Pertama, di Perpustakaan Universitas Hasanuddin Makasar yang dilakukan oleh Sari
(2016), yang mendapatkan kesimpulan bahwa koleksi di Korean Corner tersebut
seringkali dimanfaatkan pemustaka untuk yang memang ingin mempelajari mengenai
kebudayaan Korea, ada juga yang hanya mengisi waktu luang dengan memanfaatkan
koleksi non fisiknya. Karena ruang baca yang disediakan juga cukup membuat
pemustaka nyaman dan juga beberapa fasilitas lainnya yang non cetak, sehingga
dapat memudahkan pemustaka.
Penelitian Kedua pernah juga dilakukan oleh Nisa (2015) membahas
mengenai Persepsi Pemustaka terhadap layanan Korean Corner di perpustakaan
Universitas Hasanudin Makasar, hasilnya adalah data bahwa persepsi pemustaka
dari sudut pandang keberadaan koleksi dan juga layanan sudah baik dan dapat
dimanfaatkan oleh pemustaka. Kemudian, untuk penelitian tentang Corner lainnya
terdapat peneliti meneliti tentang BI Corner yang kemudian dikaitkan dengan
pemenuhan kebutuhan informasi referensi pemustaka.
Penelitian Ketiga dilakukan oleh Yuliwardani (2018) tentang “Pengaruh Pemanfaatan Koleksi BI Corner terhadap Pemenuhan Referensi Perkuliahan di Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah”, yang menjelaskan bagaimana pemanfaatan fasilitas BI Corner dihubungkan dengan pemenuhan referensi perkuliahan, dan menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Sehingga BI Corner tentu saja perlu dimanfaatkan baik oleh mahasiswa tersebut agar menambah bahan referensi perkuliahan.
Informan dalam penelitian ini berjumlah 2 orang, meliputi: 1 (satu) orang Pustakawan Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia dan 1 (satu) orang Pengelola Perpustakaan Korean
Corner. Analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu analisis data model
Miles dan Huberman. Terdapat tiga macam kegiatan dalam analisis data
kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian (data display), penarikan kesimpulan,
berikut penjelasannya:
1. Reduksi Data
Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penelitian untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya (Sugiyono, 2008:247). Analisis data pada penelitian ini, dimulai dengan membuat transkip wawancara dengan memutar kembali rekaman hasil wawancara oleh informan mengenai Pemanfaatan fasilitas Korean Corner kemudian dipilah berdasarkan informasi yang relevan mengenai tujuan penelitian.
2. Penyajian Data
Penyajian data dapat dipahami sebagai langkah penyajian data, dimana data yang telah selesai direduksi disajikan agar dapat dipahami untuk mendapatkan kesimpulan dan jawaban permasalahan penelitian. Penyajian data dapat dilakukan dengan mengelompokan data yang sesuai dengan permasalahannya masing-masing. Penyajian data yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah melalui teks yang bersifat naratif (Sugiyono, 2008:249). Dalam penelitian mengenai Pemanfaatan Fasilitas Korean Corner ini untuk memudahkan penarikan kesimpulan dalam setiap data yang diperoleh baik dari metode observasi, wawancara maupun studi dokumentasi, data juga disajikan dalam bentuk tabel.
3. Penarikan Kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman
dalam Sugiyono (2008:252), yaitu penarikan simpulan dan verifikasi.
Penarikan simpulan dilakukan setelah semua data direduksi dan disajikan dengan
rapi penarikan kesimpulan ini adalah untuk menjawab rumusan masalah yang
dirumuskan sejak awal.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang hasil penelitian yang telah
dilakukan berdasarkan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Penelitian
dengan judul “Pemanfaatan Fasilitas Korean Corner di Perpustakaan Universitas Pendidikan
Indonesia” dilakukan dengan teknik analisis data kualitatif. Subjek dalam
penelitian ini merupakan informan yang memberikan data saat wawancara yakni
satu orang Pengelola Fasilitas Korean Corner Perpustakaan Universitas Indonesia yaitu Ibu Dian Arya Susanti, S. Sos., M.T. Adapun objek dalam penelitian ini adalah Pemanfaatan
Fasilitas Korean Corner.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bersama dengan 1 orang pengelola fasilitas Korean Corner yaitu Ibu Dian Arya Susanti, S.Sos.,M.T. bahwa Korean corner sendiri sudah berdiri sejak bulan Februari 2017 dan salah satu tujuan dari adanya fasilitas ini karena keberadaan program studi yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia yaitu Pendidikan Bahasa Korea.
Selain karena keberadaan
prodi, salah satu keberadaan fasilitas Korean Corner ini dikarenakan faktor
budaya korea atau korean wave yang baru-baru ini marak dan semakin trend
dikalangan anak muda khususnya mahasiswa. Korean Corner sendiri memiliki
kira-kira koleksi buku sekitar 120 Judul buku, dan Majalah terdapat 7 judul
yang merupakan koleksi bulanan terhitung dimulai di tahun 2019 yang mana koleksi
tersebut berasal dari hibahan langsung oleh Korean Cultural Corner.
Data Pengunjung Korean Corner.
Berdasarkan pengamatan dan pernyataan Pengelola perpustakaan, Pemustaka yang Paling banyak berkunjung ke Korean Corner adalah para Pemustaka yang memang berkuliah di UPI. Bu Dian mengatakan bahwa untuk statistik data pengunjung kita belum membuat, namun dari data yang ada di buku tamu pengunjung setidaknya ada 8-10 orang setiap harinya yang memanfaatkan fasilitas Korean Corner di Perpustakaan UPI.
Kunjungan pemustaka yang
memanfaatkan Fasilitas Korea Corner pada tahun 2022 memiliki minat baca yang
tinggi pada fasilitas korean corner dibuktikan dengan data buku tamu
pengunjung. Berikut adalah hasil dari data buku tamu pengunjung per-Tahun :
Tahun |
UPI |
NON UPI |
2017 |
910 Orang |
5 Orang |
2018 |
855 Orang |
7 Orang |
2019 |
765 Orang |
3 Orang |
2020 |
615 Orang |
2 Orang |
2021 |
750 Orang |
3 Orang |
2022 |
820 Orang |
4 Orang |
2023 |
740 Orang |
3 Orang |
Tabel 1. Data
Pengunjung Per-Tahun
Pemanfaatan Fasilitas Korean
Corner Bagi Pemustaka.
Dengan berbagai fasilitas yang telah disediakan di Korean Corner seperti; komputer,televisi, meja dan bantal duduk, desain yang menarik, wifi, sirkulasi udara yang sejuk, koleksi cetak maupun non-cetak, dll menjadikan para pemustaka merasa nyaman berada di ruangan tersebut menurut survey yang telah dilakukan pada tahun 2017.
Namun, terdapat
beberapa alasan yang membuat pemustaka kurang nyaman di ruangan tersebut.
Faktor kurang nyamannya pemustaka seperti colokan yang rusak,komputer yang
terkunci, jaringan internet atau wifi yang terbatas yang membuat kurangnya
antusias pemustaka untuk berkunjung ke ruangan Korean Corner.
Gambar 1. Name Plate Peresmian KICC (Korean Indonesia Culture Corner)
Gambar 2. Fasilitas komputer yang disediakan di Korean Corner
Gambar
3. Rak bahan koleksi Korean Corner
Gambar 4. Fasilitas meja dan sofa duduk bagi Pemustaka Korean Corner
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
wawancara penelitian tentang pemanfaatan fasilitas Korean Corner di
Perpustakaan Universita Pendidikan Indonesia diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1) Layanan fasilitas Korean Corner sudah cukup
baik, namun terdapat beberapa kendala yaitu fasilitas yang sebagian rusak
seperti, colokan yang
rusak,komputer yang terkunci, jaringan internet atau wifi yang terbatas yang
membuat kurangnya antusias pemustaka untuk berkunjung ke ruangan Korean Corner.
2)
Minat pemustaka Korean Corner setiap tahunnya mengalami naik turun
dibuktikan dengan adanya data
buku tamu pengunjung setiap tahunnya.
3) Sedikitnya jumlah koleksi Korean
Corner membuat para pemustaka menjadi tidak memanfaatkan dengan baik fasilitas
yang di sediakan ruangan Korean Corn.
DAFTAR PUSTAKA
Moloeng, Lexy
J.2013. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mukhtar.2013. Metode
Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: GP Press Group
Qori Rahmi Fauziah Ismaya, 2019 “Pemanfaatan Korean Corner Di Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa Korea)”
Sutarno N.S. 2003
Perpustakaan dan Masyarakat
Soekanto, Soerjono.
2003.Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Standar Nasional
Perpustakaan. 2011 Standar Pengelolaan Perpustakaan Desa atau kelurahan
Sulistyo -Basuki.
Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. 2008.
Metode Penelitian kuantitatif. Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2011.
Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment