JALAN RUSAK: LANGGANAN DI DAERAH KECAMATAN JIRAK JAYA
Masa pembukaan dahulu
sekitar seratus tahun lalu. Kakek bercerita kalau Puyang kami atau orang tua
kakek dizamannya bekerja mengangkut pipa minyak bumi yang ditarik dengan
kerbau. Zaman yang masih setengah tradisional itu dikenal masyarakat dengan
PTSI. Saat ditanya apa pengartian PTSI mereka tidak tahu. Namun yang jelas
perusahaan itu nantinya dinasionalisasi oleh Soekarno, ujar mereka.
Luking atau alat pompa
minyak yang terdapat di Desa Jirak Jaya, Stasiun Lima dan Desa Layan terus
bergerak sepanjang hari selama dua puluh empat jam. Minyak-minyka ini dialirkan
melalui pipa-pipa minyak yang diistilahkan stasiun oleh penduduk. Obor pembakar
gas juga tampak memerah disetiap soreh sepanjang malam. Tum…tum…tum bunyi
loking tiada henti. Entah berapa barel minyak bumi disedot setiap harinya.
Sumur-sumur gas juga
telah betebaran dimana-mana. Saluran pipa minyak bersileweran, terutama pipa minyak
atau gas yang tidak diketahui masyarakat secara pasti. Pipa-pipa besar itu
membentang ratusan kilometre disisi jalan raya. Itu mineral yang dialirkan dari
Blok Sopa di Luar Kabupaten Musi Banyuasin. Tentu untuk pipa-pipa itu hanya
untuk pajangan jalan mirip kar raksasa bagi masyarakat disana.
Bumi kami kaya, daerah
kami kaya akan sumber daya alam Gas dan minyak bumi. Tapi semua itu bukan milik
rakyat disana. Milik mereka yang berperut gendut dikantor ber-AC dan hidup
enak. Milik mereka yang berkuasa dan terserah mereka mengaturnya. Lalu Apa yang
dibanggakan masyarakat pribumi disana. Selain memukul-mukul pipa-pipa minyak
bumi atau gas untuk hiburan saat lewat ke kebun karet. Atau mereka meniru-niru
suara loking pemompa minyak.
Sesungguhnya, rakyat
tidak meminta banyak. Hal utama adalah perbaiki jalan raya diseluruh Jirak
Jaya. Agar mereka merasakan kekayaan bumi mereka sendiri. Sebagaimana baru-baru
ini, jalan penghubung dari arah Desa Jembatan Gantung-Desa Talang Simpang, sampai
ke kecamatan mengalami kerusakan parah dan putus. Sehingga transportasi tersendat
dan terputus. Masyarakat di sini sejak zaman lalu belum pernah mengalami transportasi
yang menjamin. Sehingga transportasi selalu terganggu, terutama ketika jalan
mulai rusak parah (22/02/2024).
Musim hujan ini, jalan
tersebut rusak parah seperti di lokasi; Tebing Simpang Tingkis. Kemudian
beberapa titik lagi yaitu empat titik dari arah Desa Talang Simpang sampai ke
Rukun Rahayu. Kemudian tiga titik dari Desa Talang Simpai menuju ibu kota kecamatan,
Jirak Jaya. Rusaknya jalan sangat mengganggu mobilitas sosial penduduk
setempat. Terutama pergerakan aktivitas ekonomi, pengangkutan hasil pertanian,
hasil hutan, dan masuknya bahan-bahan kebutuhan pokok. (JK)
Laporan: Jurnalisme
Kita
Sy. Apero Fublic
Post a Comment