Mengenal Martabak HAR : Kuliner Legendaris di Kota Palembang
Mulanya,
Haji Abdul Rozak hanya berjualan es batu. Ketika dagangannya mulai laris, ia
kemudian mengembangkan bisnisnya ke makanan dengan menu olahan gandum, yaitu
roti canai atau roti chenai. Bisnis roti canai kemudian berkembang menjadi
makanan olahan gandum dan telur ayam. Untuk menyajikan makanan ini, dibuatlah
olahan rempah-rempah yang dikenal dengan kuah kari sapi.
Bisnis ini berawal dari kerinduan Haji Abdul Rozak pada makanan khas daerah asalnya, namun tetap dapat dinikmati oleh masyarakat Palembang. Martabak HAR mirip dengan martabak India, namun cita rasanya telah disesuaikan dengan selera dan lidah penikmatnya. Rumah makan ini pertama kali didirikan pada 7 Juli 1947. Istimewanya hidangan yang satu ini disajikan bersama siraman kuah kari kental. Saat dimakan akan terasa gurihnya.
Kentalnya
kari disebabkan oleh kentang yang menjadi salah satu bahan pembuat kuah. Potongan-potongan
daging pun menambah gurih si kuah berbumbu ini. Martabak HAR tidak hanya
disajikan dengan kuah kari, tapi juga cuka hitam yang dicampur dengan irisan
cabai hijau. Sensasinya pedas menyengat ketika pembeli menggigit irisan cabai
hijau itu. Tampak sederhana, namun rasanya benar-benar istimewa.
Dalam kesimpulannya, Martabak HAR merupakan makanan yang
memadukan kenikmatan serta keunikan pada setiap gigitannya ditambah lagi dengan
campuran kuah kari yang kaya akan rempah membuat rasa dari makanan ini menjadi
sangat lezat. Selain pempek yang menjadi makanan khas kota Palembang saya juga
sangat merekomendasikan Martabak HAR sebagai makanan legendaris untuk dicoba
jika berkunjung ke kota Palembang.
Oleh: Indah Pramudita
Mahasiswi Universitas Islam Negeri
Raden Fatah Palembang. Fakultas Adab dan Humaniora. Jurusan Ilmu Perpustakaan.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment