Raden Banyak Catra atau Kamandaka Berjumpa Putri Bungsu (Dewi Ciptarasa) (Episde 13)
APERO FUBLIC.- Lutung Kesarung tampak begitu gembira tinggal di taman istana Kadipaten Pasirluhur. Sudah enam hari enam malam berlalu setelah hari sayembara memberi pisang pada Lutung Kesarung. Pada malam ke tujuh Raden Banyak Catra tidak dapat lagi menahan rindunya pada Putri Bungsu.
Banyak Catra yang berwujud Lutung Kesarung melompat masuk ke dalam kamar Putri Bungsu di tengah malam itu. Saat di dalam kamar Putri Bungsu dia membuka baju Ajaib pemberian dewa. Sehingga wujud asli Banyak Catra atau Kamandaka Kembali seperti semulah.
“Putri Bungsu, bangunlah. Bangun.” Panggila Kamandaka pada sang putri yang tertidur lelap. Putri Bungsu akhirnya bangun dan melihat seseorang duduk di sisi tempat tidurnya. Dia merasa terkejut dan khawatir, tapi dia juga merasa kenal dan sering melihatnya.
“Apakah kau Kakanda Kamandaka.” Tanya Putri Bungsu menyakinkan penglihatannya.
“Benar Adinda, saya Kamandaka.” Jawab Raden Banyak Catra.
Putri Bungsu menangis haru dan dia merasa Bahagia sekali. Dia tidak menyangka kalau masih bisa berjumpa dengan Kamandaka sang pujaan hatinya. Putri Bungsu memeluk kekasih hatinya itu dengan Bahagia.
“Adinda sangat bersedih, karena dikabarkan kalau Kakanda sudah meninggal di Sungai Logawa. Ada kabar juga kalau Kakanda di bunuh oleh Silihwara.” Kata Dewi Ciptarasa atau Putri Bungsu.
“Janganlah bersedih, agar tidak merusak kecantikan Adinda. Kita berdoa saja semoga kita dapat Bersatu menjadi suami istri.” Kata Kamandaka menghibur Putri Bungsu, mereka terus bercerita dan berbincang-bincang.
Putri Bungsu menceritakan tentang penderitaanya mendengar kabar dan kematian Kamandaka. Sementara Kamandaka menceritakan kisahnya sampai dapat berubah menjadi Lutung Kesarung. Kamandaka juga menceritakan siapa dia sebenarnya, kalau dia putra Maharaja Pajajaran Prabu Silihwangi. Putri Bungsu juga merasa bangga ternyata kekasihnya adalah seorang putra mahkota. Kamandaka atau Raden Banyak Catra akan berubah menjadi Lutung Kesarung di siang hari dan menjadi Kamandaka di malam hari. Dia juga meminta kalau Putri Bungsu merahasiakan siapa jatidiri Kamandaka pada siapa pun.
Keceriaan dan kebahagiaan Putri Bungsu dirasakan seisi istanah Kadipaten Pasirluhur. Mulai dari Adipati dan istrinya ibu dari Putri Bungsu. Suatu hari ibu Putri Bungsu meminta seorang dayang menyelidiki tentang perasaan Putri Bungsu pada Kamandaka. Dalam perbincangan antara Putri Bungsu lalu bertanya tentang perasaan pada Kamandaka.
“Maaf taun Putri, bukan lancing tapi saya diminta oleh ibu putri sendiri. Dia bertanya, apakah putri masih mengenang Raden Kamandaka yang sudah meninggal dunia itu.” Tanya si dayang dengan ragu-ragu.
“Ah, tidak usah sungkan Biyung, katakana pada Ibu tidak perlu khawatir lagi, karena memang Aku sudah melupakan Kakanda Raden Kamandaka.” Jawab Putri Bungsu dengan ceria dan Bahagia. Putri Bungsu sekarang tahu siapa Kamandaka sebenarnya adalah Raden Banyak Catra.
Post a Comment