Tunawisma di Kota Palembang
Dua Tunawisma di Kota Palembang. Salah Satunya Baru Bangun dari Tidur. Sepertinya Keduanya Suami Istri (9/8/2024) |
APERO FUBLIC. PALEMBANG.- Di balik gemerlapnya kota Palembang, menyimpan banyak sekali cerita kehidupan anak manusia. Dari yang super kaya dengan rumah besar bagaikan istana, sampai yang tinggal di emperan atau sekedar mengontrak di kontrakan sederhana.
Di balik semua kisah tersebut, kita masuk ke seluk beluk kota Palembang. Dimana banyak penduduk yang ternyata tunawisma atau gelandangan. Para gelandangan ini hidup dari memunguti sampah-sampah disepanjang jalan keseharian mereka. Mereka tidak menetap, pindah dari satu tempat ke tempat lain.
Dengan gerobak yang berisi sampah plastic, kardus atau barang-barang keseharian mereka. Ada yang satu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka. Kehidupan yang memprihatinkan sekali bagi mereka.
Ada juga seorang nenek dan cucu perempuannya, seorang ibu dengan dua anaknya. Kadang orang tua dan kadang ada anak-anak. Tidak sulit menemukan mereka, kita dapat menyusuri jalan-jalan di kota Palembang.
Orang-orang tunawisma ini biasanya istirahat di bahu-bahu jalan dibawah pukul sepuluh malam. Mereka duduk menunggu ruko-ruko tempat usaha tutup. Kadang ada yang sudah tidur di sisi jalan karena kelelahan atau sakit ditunggui keluarganya. Nanti setelah ruko tutup mereka akan tidur di kaki lima ruko, atau sekedar berbaring.
Yang menjadi perhatian kita adalah anak-anak mereka. Mengikuti keluarga dalam keadaan demikian. Sementara mereka adalah anak-anak yang belum memiliki daya apa-apa. Mereka tidak dapat dipersalahkan dengan kondisi ini.
Hak-hak pendidikan, kesehatan, hidup layak bagi anak-anak tersebut. Mendapatkan imunisasi, dan fasilitas lain dari negara.
Bagaimana, kehidupan bangs akita yang sangat religious, dengan begitu banyak rumah ibadah. Paling banyak tokoh agama dan kalangan akademis agamawan. Dimana tarap sosial yang tinggi kita sematkan. Ada kementrian sosial, ada banyak Lembaga amal dan merupakan negara paling dermawan di dunia. Lalu bagaimana kita dapat mengatasi permasalahan tunawisma ini, terutama menyelamatkan anak-anak mereka.
(Tulisan ini akan dibahas lebih lengkap di Buletin Apero Fublic edisi bulan Agustus 2024).
Post a Comment