Kampus
Kuliner
Opini
BRENGKES TEMPOYAK: CITA RASA TRADISI YANG MENGGUGAH SELERA
Ilustrasi Kuliner Brengkes (dok.Cantika) |
APERO FUBLIC.- Brengkes Tempoyak, masakan tradisional khas dari Palembang, adalah salah satu kuliner yang membawa kenangan tentang warisan budaya Indonesia. Dengan perpaduan antara ikan segar dan tempoyak-fermentasi durian yang memiliki cita rasa asam dan kuat-masakan ini menawarkan sensasi yang unik dan menggugah selera.
Bagi mereka yang belum terbiasa dengan tempoyak, aroma dan rasanya mungkin terkesan "menantang," namun setelah sekali mencicipinya, rasanya yang kompleks dan kaya akan membuat siapapun ingin mencoba lagi.
Yang membuat Brengkes Tempoyak istimewa bukan hanya rasa dan teksturnya, tapi juga filosofi di baliknya. Proses fermentasi tempoyak mencerminkan nilai kesabaran, keterampilan, dan kearifan lokal.
Kuliner Brengkes |
Di tengah derasnya arus makanan cepat saji dan modernisasi kuliner, Brengkes Tempoyak menjadi pengingat pentingnya melestarikan tradisi kuliner nusantara. Setiap hidangan membawa cerita dari generasi ke generasi, menyatukan keluarga dalam meja makan, serta menjadi simbol kekayaan budaya yang tak ternilai.
Sayangnya, di era modern ini, banyak makanan tradisional mulai terpinggirkan. Brengkes Tempoyak menjadi salah satu hidangan yang semakin jarang ditemui, terutama di kota-kota besar. Ini menimbulkan pertanyaan: bagaimana kita bisa melestarikan dan mempopulerkan kuliner tradisional seperti Brengkes Tempoyak di tengah dominasi kuliner asing?
Kuliner Brengkes |
Upaya untuk menjaga keberadaan makanan tradisional perlu melibatkan banyak pihak, mulai dari masyarakat lokal hingga pemerintah. Kampanye promosi kuliner nusantara, festival makanan tradisional, hingga pembelajaran di sekolah tentang kekayaan kuliner bisa menjadi langkah awal untuk memastikan bahwa Brengkes Tempoyak dan makanan tradisional lainnya tetap lestari.
Pada akhirnya, Brengkes Tempoyak bukan hanya sekedar hidangan. Ia adalah simbol rasa, tradisi, dan kebanggaan yang perlu terus dijaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Jadi, mari kita jaga kekayaan kuliner kita dan bangga dengan apa yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita.
Oleh. Cantika
Mahasiswi Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Fakultas Adab dan Humaniora. Jurusan Ilmu Perpustakaan.
Editor. Arip Muhtiar, S.Hum
Sy. Apero Fublic
Via
Kampus
Post a Comment