Sejarah Daerah
Sejarah Kebudayaan
Sejarah Umum
Disusun: Tim Redaksi
Prasasti Sojomerto: Peninggalan Kedatuan Sriwijaya di Jawa Tengah
APERO FUBLIC.- SRIWIJAYA.- Kedatuan Sriwijaya merupakan kekaisaran Buddha di Indonesia yang berdiri sampai delapan ratus tahun lamanya. Menguasai Asia Tenggara, dan merupakan perangkai persatuan Bangsa Indonesia di masa-masa mendatang. Berkat Kedatuan Sriwijaya Bahasa Austronesia di Asia Tenggara berkembang dan dinamakan dengan Bahasa Melayu. Menjadi Linguaprangka atau Bahasa penghubung antar komunitas masyarakat di Asia Tenggara dan Internasional.
Prasasti Sojomerto ditemukan pada tahun 1963, di Sojomerto tidak jauh dari Pekalongan, Jawa Tengah bagian utara. Prasasti peninggalan Kedatuan Sriwijaya ini berbahasa Melayu Kuno, dan beraksara Palawa. Menurut Dr. Buchari prasasti Sojomerto aksaranya sama persis dengan aksara yang dipahat pada prasasti di Sumatera Selatan, diantaranya prasasti Kedukan Bukit. Maka dapat dipastikan kalau pemahatan prasasti Sojomerto pada abad ke 7 Masehi.
Dari prasasti ini kita akan menemukan titik terang tentang siapa Dinasti Syailendra di Jawa Tengah dengan Dinasti Syailendra di Sumatera Selatan pada masa kemudian.
Prasasti Sojomerto terdiri dari sebelas baris, yang menjelaskan tentang asal usul atau keluarga besar dari Dapunta Syailendra. Dari prasasti ini Dr, Buchari memberikan dua kesimpulan yang tegas.
1.Nama Selendra tidak diragukan lagi untuk menyebut dalam Bahasa Melayu dari nama Syailendra.
2.Nama Keluarga atau nama dinasti Syailendra diambil dari nama Dapunta Selendra.
Dari informasi Prasasti Sojomerto ini jelas sekali kalau nama keluarga atau nama dinasti Dapunta merupakan gelar turun temurun dari Dapunta Hyang Jaya Naga (Jayanasa) yang melakukan invasi ke Pulau Jawa sebagaimana tertulis di Prasasti Kota Kapur yang ditemukan di Pulau Bangka. Gelar Dapunta Hyang tertulis di Prasasti Talang Tuo, Palembang.
Selain Dr. Buchari, kesepahaman juga dinyatakan oleh Prof. Slametmulyana (1981:148) mengenai isi dari Prasasti Sojomerto ini.
“Mengingat bahwa prasasti Sojomerto ditulis dalam Bahasa Melayu Kuno, sedangkan tanah asal Bahasa Melayu Kuno ialah di Sumatera Bagian Selatan (Bengkulu, Lampung, Jambi, Bangka Belitung, Sumatera Selatan) pastilah Dapunta Selendra ialah orang pendatang dari Sumatera Selatan. Konskuensinya ialah bahwa gelar Dapunta yang disandangnya sejajar dengan Dapunta Hyang yang disandang oleh Penguasa Kedatuan Sriwijaya. Kedatangannya di Pantai Utara Jawa mungkin karena penerapan politik perluasan wilayah Kedatuan Sriwijaya yang dilaksanakan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanaga pada kwartal ketiga di abad ke 7 Masehi. Dengan kata lain dia itu (Dapunta Selendra) seorang pembesar Sriwijaya dari Sumatera Selatan yang pindah kepantai Utara Jawa Tengah.”
Dari prasasti Sojomerto ini yang diungkap menjelaskan kalau Dapunta Selendra dan berbahasa Melayu Kuno yang menurunkan raja-raja pada dinasti Syailendra di Jawa Tengah. Pada masa ini, Pemerintahan Kedatuan Sriwijaya terbagi menjadi dua pusat ibu kota, di Jawa tengah dan di Palembang-Sumatera Selatan.
Berita dari Dinasti Tang menginformasikan pada masa itu, Kedatuan Sriwijaya terdapat dua pusat peradaban dan memiliki pemimpin disetiap tempatnya tapi masih dalam satu keluarga atau dinasti keturunan Dapunta Hyang Jayanaga.
Bahasa merupakan asal dari orang yang memakainya. Itulah teori yang tidak bisa dibanta. Bukti pemakaian Bahasa Melayu kuno juga terdapat di prasasti lain di Jawa Tengah, seperti Prasasti Gandasuli, Dieng, Candi Sewu, Bukit Teja, dan lain-lain.
Bunyi Prasasti Sojomerto
1. ………………
2. …………..
3. ………………..
4. Bhatara paramecva
5. Ra sarvva daivaku (a) samvah hiya
6. ..mih inan-is-anda (b) dapu
7. nta selendra namah santanu
8. namanya bapanda bhadravati
9. namanya ayahnya selendra Namanya
10. namanda vininda selendra namah
11. mamagappasarlempewangih (c)
Pada terjemahan ini merupakan hasil bacaan Dr. Buchari. Di dalam prasasti ini tertulis tentang keluarga Selendra. Pada baris ke enam dan ketujuh tertulis jelas nama Dapunta Selendra. Dapunta merupakan gelar keluarga dalam dinasti Dapunta Hyang Jayanaga (Jayanasa).
Sulit menerjemahkan sebab ausnya tulisan di batu pahatan. Namun sudah cukup menjadi bukti berkuasanya Kedatuan Sriwijaya di Jawa Tengah dan memberikan banyak pengaruh dalam kebudayaan, Bahasa, politik, agama, di pulau Jawa.
Disusun: Tim Redaksi
Editor. Tim Redaksi
Sy. Apero Fublic
Via
Sejarah Daerah
Post a Comment