Mengenal era-Swak Indonesia
APERO FUBLIC. OPINI.- Istilah era-Swak merupakan istilah untuk menyebut suatu masa dalam pemerintahan dan peradaban yang mengalami kemunduran moral aparatur pemerintah yang menyebabkan rusaknya tatanan kemanusiaan masyarakat di dalam negara tersebut.
Istilah swak diambilan dari singkatan swasta dan kepentingan. Swasta disini diartikan usaha sendiri atau keinginan pribadi. Sementara kepentingan merupakan usur dari kepentingan pribadi yang mewakili keserakahan dan kesewenangan. Dimana orang-orang tersebut baik dia seorang pemimpin, aparatur negara atau warga sipil mengakali administrasi untuk kepentingan dirinya, kelompoknya dan usaha-usahanya tanpa memperdulikan keadilan sosial.
era-Swak memang selalu muncul di dalam suatu pemerintahan dan peradaban suatu bangsa. Era-Swak muncul pada pertengahan masa peradaban, atau muncul diakhir sebuah rezim. Baik itu rezim monarki, otoritarianisme, demokrasi atau teokrasi.
era-Swak dapat dipahami dengan baik, karena fenomena sosial ini begitu tampak di dalam kehidupan sosial masyarakat. Berikut ini ciri-ciri era-Swak:
1.Para aparatur pemerintahan baik sipil atau non sipil tidak memiliki rasa tanggung jawab sebagai sebagai mustinya. Dimana mereka yang seharusnya menjadi penjaga atau pengayom tapi justru merekalah yang merusak kehidupan masyarakat.
2.Petugas hukum dari semua kalangan melakukan jual beli hukum, manipulasi, atau mempermainkan hukum dengan tujuan mendapat uang. Hukum menjadi lemah, dan tidak karu-karuan dan tidak memenuhi standar keadilan.
3.Orang kaya menggunakan uangnya untuk memperkaya diri sendiri dengan cara memanipulasi pajak, mengatur legalitas hukum dengan uang mereka, membeli hukum dan perundang-undangan.
4.Banyak hukum dan peraturan-peraturan yang didesain agar para aparatur negara dapat melakukan pungli, alasan meminta uang kepada masyarakat, dan desain-desain perundangan yang dilakukan para pejabat untuk kepentingan kelompok, perusahaan (oligarki), dan pejabat.
5.Orang-orang bodoh yang hanya pandai bicara menjadi pemimpin.
6.Penyakit sosial neofeodalisme menguat dan dianut sebagaian besar orang kaya dan aparatur negara semua kelas. Paham feodal yang menguasai kehidupan orang-orang kaya dan para aparatur negara. Istilah feodal untuk penyebutan orang feodal di zaman dahulu. Sementara untuk penyebutan zaman sekarang diistilahkan dengan neofeodalisme.
7.Semua hal-hal yang dilakukan tidak serius, yang dipikirkan bagaimana mendapatkan uang dan memperkaya diri sediri, kelompok atau keuntungan bagi dirinya. Istilah ini disebut dengan materialisme buta.
8.Para tokoh masyarakat mulai dari kaum cendekiawan sampai tokoh agama tidak lagi peduli dengan kehidupan masyarakat kecil, tidak peduli dengan keadilan, dan acuh ta acu dengan keadaan pemerintahan. Mereka lebih suka diam dan menikmati kehidupan mapan dengan bisnis Yayasan atau bisnis bidang agama.
9.Penyakit sosial dan penyakit masyarakat berkembang hebat sehingga kehidpan masyarakat menjadi kacau. Mulai dari meningkatnya kemiskinan, kerusakan moral, narkoba terus menggerogoti, dan seks bebas berkembang bebas.
10. Masyarakat menjadi apatis, tidak tahu harus mengadu ke mana atau siapa yang dapat dipercaya dalam hal apa pun. Karena standar uang menjadi penentu apa pun dalam masalah yang mereka hadapi.
11.Korupsi disemua bidang dan terjadi disemua instansi negara, BUMN, dan Swasta.
12.Kekuatan uang jauh lebih besar dari kekuatan kemanusiaan.
13.Kesewenangan terjadi dimana-mana atau sikap sesuka hati penguasa. Miasalnya menguba hukum untuk kepentingan politik, untuk kepentingan bisnis orang tertentu.
Dari 12 ciri umum tersebut sudah ada dalam kehidupan negara Indonesia. Sehingga Indonesia memasuki yang dinamakan era-Swak. era-Swak memang selalu dilalui oleh sebuah peradaban atau masa pemerintahan. Dimana era-Swak merupakan jalan menuju kekacauan sosial atau kehancuran suatu rezim, suatu pemerintahan atau suatu peradaban.
Sebagai gambaran pada masa lalu, era-Swak terjadi di Kesultanan Aceh semasa kehidupan Sultan Iskandar Muda. Masa kecil sultan menyaksikan era-Swak terjadi di Kesultanan Aceh. Dimana kelompok bangsawan kaya, orang kaya dengan sesuaka hati hidup menindas, membunuh pemimpin atau membunuh orang untuk kepentingan mereka. Masa Sultan Iskandar Muda menjadi sultan Aceh dia mengakhiri era-Swak di kesultanan dan menuju kejayaan Kesultanan Aceh.
Sultan Iskandar Muda melakukan revolusi, merampas semua kekuatan, kekuasaan dan harta para orang kaya dan kaum bangsawan lalu meletakkan hukum sebagai azaz utama dalam kehidupan bernegara. Orang-orang kaya di jarah, benteng mereka dihancurkan dan hanya diizinkan membangun rumah sebagaimana masyarakat biasa.
era-Swak juga hadir di Kawasan dunia lain, misalnya di Rusia dan Eropa. Di Rusia-Cina dan Prancis terjadi era-Swak yang menjijikkan sehingga membentuk Gerakan rakyat yang menghancurkan monarki di tiga negara tersebut.
era-Swak di Indonesia terjadi tidak begitu kentara sebab peradaban bangsa Indonesia belum terbentuk. Masih merupakan embrio peradaban asli yang hidup terpisah. Misalnya terjadi di Aceh, terjadi di Pulau Jawa dimana era-Swak yang berlainan masa dan permasalahan.
Sepanjang Sejarah, era-Swak di Indonesia dimulai masa Kolonial Belanda yang dinamakan Hindia Belanda. Penindasan penjajah, monopoli dan perbudakan pertanian terselubung terjadi, yang menyebabkan masyarakat Hindia Belanda memasuki era-Swak yang nantinya memunculkan gerakan revolusi yang ingin mengakhiri penderitaan rakyat.
Orang feodal seperti kaum raja, bangsawan pribumi dan kaum penjajah hidup dalam kemewahan sementara masyarakat kebanyakan hidup dalam kemiskinan. Era-Swak kolonial masa Hindia Belanda melahirkan revolusi sosial yang berkelanjutan. Misalnya masuknya paham Komunis, bangkitnya gerakan pemuda yang menuju keruntuhan kekuasaan feodal pribumi dan keruntuhan Hindia Belanda.
era-Swak kemudian terjadi di akhir Pemerintahan Orde Baru. Dimana kehidupan negara ada ditangan militer dan Soeharto sebagai pemimpin otoritarianisme. Revolusi meletus tahun 1998 melawan kesewenangan rezim Orde Baru. Masa ini, negara dikendalikan oleh Soeharto dan sedikit elit militer dan orang kaya. Rakyat dibungkam dan hidup dalam kemiskinan. Hampir semua gubernur dan pejabat negara diisi oleh elit militer.
Setelah berlalunya zaman otoriter Orde Baru-Militerisme ABRI di dalam pemerintahan. Negara Indonesia memasuki zaman disebut zaman reformasi dimana kekuatan demokrasi lebih kuat. Harapan pada zaman ini hadir di dalam hati rakyat Indonesia.
Dua dekade zaman Demokrasi berlalu sudah. Namun ternyata zaman reformasi dimana kehidupan sosial masyarakat lebih terbuka dan musyawarah di kedepankan. Kehidupan rakyat dan bernegara bukan semakin baik tapi perlahan semakin buruk. Kebebasan yang diberikan membuat aparatur negara lebih leluasa berbuat kesewenangan. Sementara pemimpin demokrasi yang hadir merupakan orang-orang bodoh dengan mengandalkan uang.
Era-Swak terus menjadi-jadi sampai hari ini dan seterusnya. Kekacauan sosial akan menjadi bom waktu pada waktunya. Kita tidak mengetahui apa yang akan dilakukan rakyat terhadap pemerintahan negara ini. Apakah revolusi rakyat sebagaimana revolusi kaum proletar di Rusia dan Cina. Apakah Revolusi otokrasi sebagaimana terjadi di Iran. Kita tunggu saja hal itu terjadi di Indonesia.
Kalau kita pantau di media sosial dimana kekecewaan rakyat pada polisi dan institusi hukum yang rakyat ungkapkan melalui media sosial, adanya penyerangan kapolsek di beberapa tempat oleh massa karena kecewa pada aparat yang menyeleweng, hal itu merupakan titik api revolusi yang menunggu angin menghembusnya.
era-Swak merupakan bukti nyata kegagalan pemerintah pada semua bidang terutama dalam memenuhi rasa keadilan (hukum-sosial) dan kesejahteraan rakyat. Indonesia sekarang ada pada zaman yang disebut dengan era-Swak.
Oleh: Joni Apero, S. Hum
Editor. Tim Redaksi
Sy. Apero Fublic
Post a Comment